Banyak orang berpikir Skizofrenia karena gangguan jin
Rata-rata, orang baru tahu dan berkonsultasi ke dokter setelah 2 tahun gejala itu muncul.
Gejala Skizofrenia atau penyakit gangguan jiwa berat memang sulit dikenali. Sebab orang dengan Skizofrenia memiliki keyakinan dan pengalaman nyata. Rata-rata, orang baru tahu dan berkonsultasi ke dokter setelah 2 tahun gejala itu muncul. Demikian kata Pendiri Komunitas Penderita Skizofrenia Indonesia (KPSI) Bagus Utomo.
"Munculnya sudah (full Blow), sudah meledak dan jadi masalah. Penyebabnya karena pengetahuan tentang kesehatan jiwa rendah. Ada gejala awal tidak memahami, misalnya tanda-tanda tidak suka bergaul, suka di kamar, itu tanda-tanda minor," ujarnya kepada merdeka.com, Minggu (8/9) pekan lalu di kantor KPSI, Jalan Limo Nomor 26 A, Balimester, Jatinegara, Jakarta Timur.
Menurut dia, awalnya banyak yang tidak berpikir, tahu-tahu jiwanya bermasalah. Gejala-gejala itu misalnya, berbulan-bulan tidak gosok gigi, tidak mandi, ngelayap tanpa tujuan. Kalau sudah muncul seperti itu, dia melanjutkan, orang berpikir baru ada masalah.
"Mereka pikir ini gangguan jin, santet dan teluh. Akibatnya panjang, sehingga langsung mendapat pengobatan. Contohnya yang dialami kakak saya, itu munculnya tiba-tiba, pulang sudah ngoceh, wajah merah, mulut berbusa. Keluarga berpikir, ini santet, ngilmu, atau apa," ujarnya.
Umumnya, dia melanjutkan, fungsi sosial Orang Dengan Skizofrenia (ODS) mati, putus dengan realitas. Bahkan, banyak ODS cenderung menggelandang (homless). Misalnya ngamen, jadi sensitif, sulit tidur (insomnia) selama berbulan-bulan dan tidak terlalu betah di satu tempat.
Bahkan menurut dia, waham atau keyakinan dan pikiran yang salah, bertentangan dengan dunia nyata dan dibangun atas unsur yang tidak berdasarkan logika, juga termasuk Skizofrenia. "Ada orang yang wahamnya jadi nabi, jadi direktur, waham ketakutan karena merasa diikuti orang, waham jadi tokoh besar dan lain-lain," ujarnya.
Seperti dialami Erwin Mulia, warga Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur yang berwaham menjadi Nabi Isa. Dia juga sering mendengar bisikan-bisikan perempuan mendesah, atau laki-laki yang mengajak berantem.
Kemudian waham keluar malam yang dialami Dian Wahyu. Dia ini memiliki waham selalu ingin keluar malam, tidak bisa tidur dan tidak betah di satu tempat. "Dia pernah malam-malam datang ke sini (KPSI) dalam kondisi hujan. Tidak jelas tujuannya, pokoknya datang saja," kata dia.
Ada lagi ODS di KPSI yang setiap hari selalu bawa obeng karena takut. Dia merasa dirinya selalu terancam dan akan dicelakai orang lain. Misalnya, ada orang nongkrong ketawa-ketawa, dia sangka sedang menertawakannya. "Bahkan mendengar suara azan di masjid, dia sangka sedang mengancamnya," terangnya.
Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) Tun Bastaman menjelaskan, Skizofrenia merupakan gangguan jiwa berat yang mengakibatkan penderitanya memiliki ketidakmampuan menilai realitas.
Hal ini disebabkan gangguan keseimbangan neurokimia di otak yang mengganggu fungsinya secara keseluruhan. "Namun, stigma negatif yang melekat di masyarakat tentang Skizofrenia menyebabkan penyangkalan keluarga terhadap anggota keluarganya yang memiliki gejala-gejala Skizofrenia," kata dia saat kampanye Kesadaran Publik 'Lighting the Hope for Schizophrenia', beberapa waktu lalu.
Karena kesadaran masyarakat kurang, Tun melanjutkan, banyak keluarga Orang Dengan Skizofrenia (ODS) yang menunda berkonsultasi kepada para tenaga medis yang ahli di masalah kejiwaan (psikiater) untuk memberikan rekomendasi pengobatan bagi mereka.
-
Apa yang dimaksud dengan sindrom skizofrenia? Sindrom skizofrenia adalah gangguan mental serius di mana penderitanya kesulitas menafsirkan realitas secara normal.
-
Apa yang dialami oleh orang dengan skizofrenia? Skizofrenia adalah gangguan mental yang memengaruhi cara seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku. Orang dengan skizofrenia sering mengalami gejala positif, negatif, dan kognitif. Gejala positif mencakup halusinasi, delusi, dan pikiran atau bicara yang kacau. Gejala negatif mencakup kurangnya motivasi, emosi, atau minat. Gejala kognitif mencakup gangguan pada fungsi mental seperti memori, perhatian, atau penalaran.
-
Siapa saja yang bisa terkena sindrom skizofrenia? Gangguan skizofrenia ini dapat terjadi pada siapa saja baik anak-anak hingga orang dewasa.
-
Siapa saja yang berisiko mengalami skizofrenia? Skizofrenia memiliki komponen genetik yang kuat dan sangat dapat diturunkan. Memiliki anggota keluarga dengan skizofrenia meningkatkan risiko Anda terkena penyakit tersebut.
-
Kenapa sindrom skizofrenia perlu mendapat perhatian? Jika tidak mendapatkan perawatan yang baik, gangguan mental dapat menyebabkan berbagai masalah dalam keseharian.
-
Kapan biasanya skizofrenia mulai berkembang? Skizofrenia biasanya mulai berkembang selama dewasa awal. Kemunculannya ditandai dengan perubahan perilaku dan penurunan fungsi dalam kehidupan sehari-hari.