Banyak takjil campur pengawet beredar di kawasan Makam Sunan Ampel
Selain menemukan minuman takjil, masih dalam aktivitas razia mamin di Makam Sunan Ampel. Petugas Balai BPOM juga menemukan krupuk yang dicampur dengan bahan pengawet dan boraks.
Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Surabaya, Jawa Timur menggelar razia di kawasan wisata religi Makam Sunan Ampel, Jumat sore (2/6). Sasarannya adalah makanan dan minuman (mamin) takjil yang biasa dijual menjelang buka puasa.
Kepala Balai BPOM Surabaya Hardianingsih mengatakan, dari hasil razia ternyata banyak ditemukan mamin campuran bahan berbahaya seperti boraks dan rhodamin serta bahan pengawet lainnya, di kawasan Makam Sunan Ampel.
"Mamin-mamin ini dijual bebas menjelang buka puasa. Biasanya memang, dijadikan untuk takjil. Seperti es cincau sama kolang-kaling. Kita temukan banyak mengandung rhodamin. Makanya, harga minumannya cukup murah," katanya di Surabaya, Jumat (2/6).
Dia menjelaskan, rhodhamin adalah pewarna sintetik. Warnanya merah mencolok, biasanya dipakai untuk indicator lipase pada media pertumbuhan bakteri.
"Rhodamin juga biasa digunakan sebagai bahan pewarna tekstil. Kalau dimakan satu kali, memang nggak kelihatan dampaknya, tapi itu bisa mengurangi angka harapan hidup," ujarnya.
Selain menemukan minuman takjil, masih dalam aktivitas razia mamin di Makam Sunan Ampel. Petugas Balai BPOM juga menemukan krupuk yang dicampur dengan bahan pengawet dan boraks.
Hardianingsih mengungkapkan, meski banyak menemukan mamin dicampur bahan berbahaya, di razia kali ini Balai BPOM tidak menjatuhkan sanksi kepada para pedagang yang mencampur dagangannya dengan bahan berbahaya.
"Kali ini masih berupa imbauan yang sifatnya edukasi. Sebab, para pedagang ini, hanya pedagang musiman yang hanya berjualan saat bulan puasa saja," tutupnya.