Banyuwangi jadi tuan rumah festival busana dengan pewarna alam
Pemilihan ini dilakukan oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin).
Kabupaten Banyuwangi terpilih sebagai tuan rumah event nasional, Swarna Fest 2016 yang akan dilaksanakan pada 8-9 Oktober 2016. Pemilihan ini dilakukan oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin).
Swarna Fest sendiri ialah event fashion yang mengangkat pemanfaatan bahan baku ramah lingkungan untuk industri tekstil dan kerajinan tangan. Swarna Fest memadukan antara workshop peningkatan kualitas industri tekstil dan kerajinan, pameran, dan fashion show.
-
Kapan Festival Kita Bisa di Banyuwangi? Memperingati Hari Disabilitas Internasional yang jatuh pada 3 Desember, Kabupaten Banyuwangi menggelar beraneka agenda. Salah satunya lewat Festival Kita Bisa yang menampilkan beragam karya dan kreasi dari anak-anak muda penyandang disabilitas.
-
Apa yang menjadi daya tarik utama Festival Onthel Nusantara di Banyuwangi? Festival ini diikuti 2000 peserta dari 35 kabupaten/kota se-Jawa dan Bali, dan jadi peserta terbanyak sepanjang gelaran event serupa.
-
Bagaimana Banyuwangi Art Week membantu UMKM? Bupati Ipuk berjanji akan terus memberikan perhatian bagi UMKM daerah berbagai fasilitas dan stimulus.
-
Siapa saja yang ikut berpartisipasi dalam Festival Onthel Nusantara di Banyuwangi? Festival ini diikuti 2000 peserta dari 35 kabupaten/kota se-Jawa dan Bali, dan jadi peserta terbanyak sepanjang gelaran event serupa.
-
Kapan Festival Anak Yatim di Banyuwangi dimulai? Rangkaian FAY sendiri diawali pada Senin pagi (25/7/2023) dengan memberikan kelas kepengasuhan kepada sejumlah orang tua ataupun wali asuh anak yatim.
-
Kapan Festival Wayang Kulit Banyuwangi diselenggarakan? Selama 3 hari (6 – 8 November), setiap malam ditampilkan pertunjukan wayang yang digelar di Lapangan RTH Karetan, Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi.
"Swarna Fest digelar untuk melestarikan kekayaan adat dan kearifan lokal untuk menggunakan serat dan warna alam dari potensi yang ada di sekeliling kita. Kami ingin beritahukan ke dunia bahwa industri kreatif Indonesia masih banyak yang menggunakan pewarna alam," jelas Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kemenperin Euis Saedah dalam pertemuan dengan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Nantinya, mereka akan membuat sebuah fashion yang beretika pada alam, budaya, dan perajinnya dengan tema besar "ethical fashion". "Etika pada alam karena kita memanfaatkan potensi alam di sekeliling yang ramah lingkungan, bukan pewarna buatan. Etika pada budaya karena kita menghormati kearifan lokal," katanya.
Saedah menambahkan, dalam festival ini para perajin akan turut diperkenalkan. "Mereka bukan lagi orang yang sekadar di balik layar, tapi kami kenalkan langsung ke buyer. Sehingga, mereka bisa tahu dan paham bagaimana karyanya dihargai konsumen," tambahnya.
Kemenperin memilih Banyuwangi sebagai tuan rumah Swarna Fest 2016 karena kabupaten ini memiliki potensi besar, mulai bahan alam hingga para perajinnya. Komitmen pemerintah daerah dalam mempromosikan batik lokal juga menjadi pertimbangan. "UMKM-UMKM batik Banyuwangi mulai muncul karena ada Banyuwangi Batik Festival. Meski belum ideal, kami sangat mengapresiasi gairah yang ada, sehingga Swarna Fest sengaja kami gelar di Banyuwangi," terangnya.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas berterima kasih atas dipilihnya Banyuwangi sebagai tuan rumah Swarna Fest. Dia berharap, penyelenggaraan Swarna Fest bisa semakin menggairahkan UMKM batik yang ada di kabupaten berjuluk The Sunrise of Java tersebut.
"Apalagi, berkaitan dengan Swarna Fest, Kemenperin mulai melatih komunitas-komunitas perajin batik Banyuwangi. Ada dua keuntungan sekaligus. Pertama, kemampuan perajin meningkat. Kedua, pasar semakin terbuka saat digelarnya Swarna Fest nanti pada bulan Oktober," katanya.
Tak hanya kegiatan ini, Banyuwangi juga sudah memiliki sejumlah event yang mengusung tema batik dan konsep busana berkelanjutan. Yakni, Banyuwangi Batik Festival yang mengangkat karya para perajin, dan Green dan Recycle Fashion Week dengan menampilkan karya-karya artistik dari bahan daur ulang.
Ditambahkan desainer Merdi Sihombing yang terlibat dalam Swarna Fest, event ini untuk mengampanyekan penggunaan serat dan pewarna pakaian yang alami sebagai bagian dari ethnical fashion.
"Kegiatan ini merupakan bagian dari trend dunia yang mengusung ethnical fashion. Produk pakaiannya harus suistanable (berkelanjutan) yaitu dengan penggunaan serat dan pewarna alami," ujarnya.
Baca juga:
Pemkab Banyuwangi siapkan Rp 538 miliar untuk bangun infrastruktur
Pujasera Banyuwangi masuk nominator inovasi pelayanan terbaik
Pemkab Banyuwangi dorong terobosan sistem pertanian organik
Banyuwangi raih penghargaan dunia dari Badan Pariwisata PBB
BEC karnaval Banyuwangi ala budaya barat bercitarasa ketimuran