Bawaslu Bakal Klarifikasi Dugaan Politik Uang di Jembrana Bali
Rudia menerangkan, pihaknya akan melakukan klarifikasi kepada pihak pelapor maupun terlapor. Kemudian, dari hasil klarifikasi, petugas pengawas Bawaslu menilai tidak ada money politik pada Kamis (3/12) lalu.
Badan Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu) Bali memanggil 8 orang yang diduga pelanggaran politik uang di Kabupaten Jembrana, saat pelaksanaan Pilkada serentak 2020. Mereka diduga mendapatkan uang
"Dipanggil 8 orang yang menerima sebagaimana yang disebutkan oleh terlapor. Hasilnya, sampai hari ini saya belum dapat perkembangannya. Berdasarkan, dari penjelasan terlapor uangnya diberikan kepada 8 orang," kata I Ketut Rudia selaku Koordinator Divisi Hukum, Humas, dan Data Informasi Bawaslu Bali saat dihubungi, Jumat (11/12).
-
Apa saja yang dipilih rakyat Indonesia pada Pilkada 2020? Pada Pilkada ini, rakyat Indonesia memilih:Gubernur di 9 provinsiBupati di 224 kabupatenWali kota di 37 kota
-
Kenapa Pilkada tahun 2020 menarik perhatian? Pilkada 2020 menarik perhatian karena dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19. Pilkada di tahun tersebut dilaksanakan dengan penerapan protokol kesehatan ketat untuk menjaga keselamatan peserta dan pemilih.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Bagaimana Pilkada 2020 diselenggarakan di tengah pandemi? Pemilihan ini dilakukan di tengah situasi pandemi COVID-19, sehingga dilaksanakan dengan berbagai protokol kesehatan untuk meminimalkan risiko penularan.
-
Mengapa Pilkada 2020 disebut sebagai momen penting dalam demokrasi Indonesia? Pilkada Serentak 2020 menjadi salah satu momen penting dalam demokrasi Indonesia, meskipun dilaksanakan di tengah tantangan pandemi.
-
Mengapa Pemilu 2019 di sebut Pemilu Serentak? Pemilu Serentak Pertama di Indonesia Dengan adanya pemilu serentak, diharapkan agar proses pemilihan legislatif dan pemilihan presiden dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif.
Namun, dia mengaku tidak mengetahui berapa banyak uang yang diberikan kepada 8 orang tersebut dari terlapor.
"Kami belum tau, karena kemarin pemeriksaan klarifikasi, saya belum dapat update terkini," imbuhnya.
Rudia menerangkan, pihaknya akan melakukan klarifikasi kepada pihak pelapor maupun terlapor. Kemudian, dari hasil klarifikasi, petugas pengawas Bawaslu menilai tidak ada money politik pada Kamis (3/12) lalu.
Hanya, saja terlapor memang memberikan uang tersebut kepada 8 orang di hari yang sama dan waktu yang berbeda. Kebetulan saat memberikan uang tersebut ada masyarakat yang mendokumentasikan.
"Sebenarnya, kampanye itu clear tidak ada persoalan. Karena, berdasarkan dari hasil pengawasan itu kampanye clear tidak ada persoalan di sana tidak ada politik uang dan sebagainya. Tetapi peristiwa yang diberikan oleh terlapor kepada yang diberikan itu tempatnya berbeda cuma tanggal dan harinya sama tapi waktunya berbeda," ujarnya.
Namun, menurutnya, dari keterangan pelapor, uang itu ada kaitannya dengan kepentingan politik dan sekarang pihaknya akan mendengarkan dari penerima uang tersebut.
"Pertanyaan, hanya satu betul tidak diberikan uang, untuk apa. Apakah peruntukannya bukan untuk kepentingan politik atau tidak," terangnya.
Rudia juga menyebutkan, bahwa uang tersebut sebenarnya sisa dari kegiatan kampanye dan uang itu bukan uang untuk money politik.
"Sisa dari kegiatan untuk cost kampanye itu mulai dari konsumsi dan sebagainya. Itu, kemudian pengakuan terlapor diberikan kepada 8 orang yang mewakili kelompoknya," tutupnya.
Seperti yang diberitakan, Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu) Bali menemukan dugaan pelanggaran politik uang di Kabupaten Jembrana, Bali, dalam rangkaian Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020.
Rudia menyampaikan, adanya dugaan money politik setelah Bawaslu Jembarana mendapatkan laporan dari masyarakat.
"Bawaslu Jembarana, menerima laporan dari masyarakat bahwa terkait adanya dugaan politik uang yang terjadi pada saat kegiatan kampanye tanggal 3 (kamis kemarin) dan tanggal 4 (Jumat) baru dilaporkan dugaan politik uangnya itu," kata Rudia saat dihubungi, Senin (7/12).
Untuk dugaan uang yang dibagikan saat kampanye pihaknya tidak menjelaskan berapa banyak. Namun, ada sekitar puluhan juta. "Iya lumayan, sekitar puluhan juta," ujarnya.
Baca juga:
Catatan Bawaslu Jabar: Mulai dari Politik Uang Hingga Petugas KPPS Coblos Surat Suara
Bawaslu Jateng Selidiki Dugaan Politik Uang dengan Modus Kupon Sembako
Bawaslu Jabar Dalami Dugaan Politik Uang di Pilkada Tasikmalaya
Polisi Sita Rp450 Juta Jelang Pencoblosan di Kabupaten Supiori Papua
Tepergok Melakukan Politik Uang, 3 Warga OKU Timur Mengaku Disuruh Perangkat Desa