Bayang-bayang Megawati di balik penunjukan Komjen Budi Gunawan
"Mau tidak mau, suka atau tidak suka, Jokowi tak bisa berbuat apa apa dan Jokowi seperti boneka elit kepentingan."
Presiden Joko Widodo telah resmi mengajukan nama Komjen Pol Budi Gunawan sebagai calon tunggal Kapolri. Nama Komjen Budi Gunawan telah diserahkan ke DPR untuk meminta persetujuan.
Surat dengan nomor R-01/Pres/01/2015 itu meminta persetujuan DPR untuk mengangkat Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri dan memberhentikan Jenderal Polisi Sutarman. Sutarman sendiri menjadi Kapolri selama 1 tahun 3 bulan ketika itu ditunjuk oleh Presiden SBY.
-
Di mana Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo berada ketika HUT PP Polri? Pak Kapolri beliau jam 5 sudah berada di Papua, dengan Panglima TNI. Jadi beliau tidak bisa hadir, karena beliau tidak bisa hadir tentunya kita tidak mengikutsertakan para pejabat lainnya. Sehingga murni kita adalah PP Polri pada acara hari ini ya.
-
Siapa Kapolri yang menjabat paling singkat? Kapolri dengan masa jabatan paling singkat adalah Komjen Pol (Purn) Ari Dono Sukmanto.
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Siapa yang memuji kemampuan Megawati di lapangan? Bahkan, pelatih dari tim lawan mengakui betapa sulitnya menghadapi Megawati.
-
Kapan Jokowi memanggil Kapolri dan Jaksa Agung? "Sudah saya panggil tadi," kata Presiden Jokowi saat diwawancarai di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (27/5).
-
Apa yang dikerjakan oleh Kepolisian Republik Indonesia (Polri) di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang mendapat pujian dari Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni? “Sebagai mitra kerja kepolisian, Komisi III bangga sekali dengan kinerja Polri di bawah kepemimpinan Pak Kapolri Listyo Sigit. Polri tak hanya menjadi lebih humanis, tapi juga jadi jauh lebih inklusif. Kita bisa sebut semuanya, mulai dari kesetaraan gender, kesetaraan akses masuk tanpa pungli, dan kini pemberian kesempatan bagi penyandang disabilitas untuk mengabdi. Terobosan yang luar biasa,” ujar Sahroni dalam keterangannya, Selasa (27/2).
Selain itu, Jokowi ternyata sudah mengetahui kabar Calon Kapolri Komjen Polisi Budi Gunawan memiliki rekening gendut. Oleh sebab itu, Jokowi rupanya sudah menelusuri rekam jejak Budi Gunawan dari media dan data kepolisian langsung.
Menurut pengajar UIN Syarif Hidayatullah Pangi Syarwi Chaniago, Presiden Jokowi diyakini mempunyai nama calon Kapolri selain Komjen Pol Budi Gunawan. Namun, mantan Wali Kota ini harus mengutamakan politik balas budi.
"Mau tidak mau, suka atau tidak suka, Jokowi tak bisa berbuat apa apa dan Jokowi seperti boneka kroni-kroninya elite dilingkarannya yang harus disenangkan dan dibahagiakan," ujarnya.
Berikut apa saja bayang-bayang Megawati dibalik penunjukan Budi Gunawan:
Budi Gunawan bekas ajudan Megawati Soekarnoputri
Calon tunggal Kapolri, Komjen Pol Budi Gunawan saat ini menjabat sebagai Kepala Lembaga Pendidikan Polri sejak bulan Desember 2012. Â Namun pada saat berpangkat Komisaris Besar (Kombes), Budi Gunawan pernah menjabat sebagai ajudan Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri.Â
Sebelumnya Budi pun pernah ditolak publik saat dirinya berada di calon pengganti Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo. Kala pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, angkatan akpol 1983 itu tersisih oleh Sutarman yang ditunjuk SBY sebagai Kapolri.
Kini dalam laporan harta kekayaan para calon Kapolri, ternyata Komjen Pol Budi Gunawan termasuk jenderal dengan kekayaan fantastis, yakni mencapai Rp 22,6 miliar. Hal ini diketahui dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).
Dalam LHKPN pada 26 Juli 2013, total kekayaan Budi Gunawan Rp 22.657.379.555. Kekayaan Budi Gunawan ini melonjak drastis jika dibandingkan pada 2008. Saat itu kekayaan Budi Gunawan hanya Rp 4.684.153.542.
Paling banyak adalah harta tak bergerak berupa tanah dan bangunan. Nilainya sebesar Rp 21.543.934.00. Budi juga memiliki harta bergerak lainnya seperti alat transportasi dan mesin lainnya. Total nilainya sebesar Rp 475.000.000.
Eva Sundari: Mas Budi membuat diri Jokowi nyaman
Politikus PDIP Eva Sundari mengatakan, pemilihan Komjen Pol Budi Gunawan sebagai calon tunggal Kapolri tidak lepas dari faktor kecocokan antara presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Jokowi menilai tidak sekadar dari teknis kepangkatan senioritas tapi juga nyambung, klik enggak ke Jokowi. Kita enggak bisa maksain. Mas Budi membuat diri Jokowi nyaman. Kalau akhirnya jatuh ke Budi Gunawan masuk akal, secara emosi sudah kenal dan juga bekas ajudan ibu, seperti itu logikanya," kata Eva di Jakarta, Minggu (11/1).
Sebelum memilih Budi, Eva mengatakan Jokowi terlebih dahulu konsultasi dengan partai. Bahkan kepada pihak oposisi Koalisi Merah Putih. Eva mengklaim kalau mereka akan menyetujui pilihan Jokowi.
"Saya percaya Jokowi sudah mempertimbangkan dan memikir betul, tidak sekedar teknis, saya melihat Budi terbaik bagi dirinya," ujar Eva.
PDIP: Kritisi Budi Gunawan soal rekening gendut subjektif
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Tb Hasanuddin mengatakan, bahwa tidak ada aturan yang dilanggar oleh Presiden Joko Widodo. Kecuali mantan Wali Kota Solo ini mengajukan di luar calon Kapolri yang diusulkan Kompolnas.
"Bahwa kemudian ada sebagian masyarakat yang mengkritisi Budi Gunawan terutama menyangkut rekening gendut menurut saya subyektif," jelasnya.
Oleh sebab itu, dia mengharapkan beberapa pihak memberikan kesempatan terhadap Kepala Lembaga Pendidikan Polri ini menggantikan Jenderal Kapolri Sutarman.
"Sekarang proses pemilihan Kapolri sedang berjalan, beri kesempatan Komjenpol Budi Gunawan menjadi Kapolri yang baru dan mari kita awasi kinerjanya langsung oleh rakyat demi kepentingan masyarakat, negara dan bangsa. Jangan ragu-ragu untuk mengkritisinya," ujarnya.
Jokowi diyakini punya pilihan lain dari Budi Gunawan
Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Pangi Syarwi Chaniago menilai, pemilihan calon tunggal Kapolri Komjen Budi Gunawan atas rekomendasi Ketua Umum PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
"Jokowi tak bisa buat apa apa, saya ingin katakan Jokowi tak punya kekuatan apa-apa, pemilihan Jaksa Agung dan Kapolri lebih kuat intervensi orang orang di sekeliling Jokowi," ujarnya saat dihubungi merdeka.com, Minggu (11/1).
Menurut dia, menjabat Kapolri bukan hanya memberantas mafia narkoba dan teroris, namun mencegah dan menangkap para koruptor.
"Maka bagaimana menunjuk orang yang akan memberantas kejahatan tersebut, namun pada saat yang sama ada dugaan calon Kapolri terseret rekening gendut dan integritasnya diragukan publik."
"Jokowi pasti punya pilihan atau nama calon kapolri selain Budi Gunawan. Namun Jokowi harus ditaklukkan oleh sebuah realitas politik, kepentingan balas budi politik, mau tidak mau, suka atau tidak suka, Jokowi tak bisa berbuat apa apa dan Jokowi seperti boneka kroni kroninya elite dilingkarannya yang harus disenangkan dan dibahagiakan."
(mdk/ren)