Megawati: Siapa Mau Pecah Belah Negara Ini Lagi? Lawan Saya
Megawati menegaskan, Indonesia merdeka berkat perjuangan para pahlawan.
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menantang pihak yang ingin memecah belah bangsa Indonesia untuk melawan dirinya. Dia menegaskan, Indonesia merdeka berkat perjuangan para pahlawan.
“Siapa yang mau memecah belah negara ini lagi? Lawan saya. Hah? Gile,” kata Megawati saat memberikan pengarahan kepada calon kepala daerah dari PDIP di markas PDIP, Jakarta, Rabu (14/8).
Megawati mengatakan, tinggal menghitung hari Indonesia merayakan hari kemerdekaan ke-79. Namun, penguasa maupun rakyatnya lupa terhadap semangat para pejuang kemerdekaan. Bahkan, kini penguasa lupa terhadap rakyatnya sendiri.
“Sekarang raykatnya sendiri sudah lupa. Penguasanya sudah lupa. Gitu loh. Gimana mau ambil semangat para pejuang ini,” ucap dia.
Megawati meminta semua pihak untuk segera insaf. Dia mengingatkan, semangat para pejuang kemerdekaan patut diingat kembali agar tak ada lagi pihak yang memecah bela bangsa Indonesia.
“Insaf. Nih semua pada insaf,” ujar Megawati.
Tidak Ada Kekuasan Abadi
Megawati juga menyinggung orang yang merasakan kenikmatan istana. Saking nikmatnya, orang tersebut ingin meneruskan kekuasaan istana.
"Saya anak istana loh, bayangin yang namanya istana kan gede banget wah apa aja ada gitu, makanya orang yang masuk masuk gitu sekarang merasakan kenikmatan itu, terus kepinginnya meneruskan, sudah berhenti dah," ujar Megawati.
Megawati menegaskan bahwa kekuasaan tidaklah abadi. Dia mengingatkan, jika waktunya habis maka sebaiknya selesai berkuasa.
"Orang namanya kekuasaan itu selesai kok, gak langgeng, iyalah. Jadi ya sudah kalau sudah mau selesai ya sudah, lah saya saja 3 tahun cuma ya sudah gak boleh lagi ya sudah, itu wae," ucapnya.
"Tapi kan kitanya, kenapa sih saya masih bisa pidato pidato kayak gini gitu loh, karena apa? bakti saya, gitu loh mana sih saya pernah mau mecah belah kamu," tambah Megawati.
Presiden kelima RI ini pun meminta agar masyarakat tidak gampang memecah belah. Sederhananya, tidak menjelekan seseorang dari belakang.
"Eh Pak Ahok, Pak Ahok diomongin jelek jelek yang ini bagian sebelah sana loh, gimana pak Ahok? Itu pecah belah loh, awas loh ya ibu ibu segala-segala kalau ada yang ngomongin orang lain kayaknya jelek terus kamu yang benar, saya dipikir gatau? Tahu," ujarnya.