Megawati Prihatin Sindir Konflik Partai Sebelah
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyinggung keprihatinan konflik yang terjadi di tubuh partai politik.
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyinggung keprihatinan konflik yang terjadi di tubuh partai politik.
Namun, Megawati tidak menyebutkan partai apa yang disebutnya tersebut.
“Tetangga saya, partai sebelah. Prihatin loh saya kenapa ada partai jadinya begini,” ujar Megawati saat pidato di DPP PDIP, Jakarta, Rabu (14/8).
Sekadar informasi, saat ini Partai Golkar tengah gonjang-ganjing. Sang ketua umum, Airlangga Hartarto memutuskan untuk mundur.Golkar kini tengah bersiap menggelar Munaslub memilih ketua umum selanjutnya.
Ormas Boleh Ikut Pemilu?
Megawati mengatakan, partai politik punya peran penting. Dia membandingkan peran partai politik dibandingkan dengan organisasi masyarakat (Ormas).
“Padahal partai itu sah, padhaal Partai itu sebuah parpol yang hanya dia yang boleh mengikuti yang namanya pemilu, pemilihan umum secara langsung sekarang,” tegas Megawati.
“Apa boleh ormas ikut?” tegas Megawati lagi.
Megawati pun menyinggung tentang konstitusi yang diatur dalam UUD 1945.
Sebelumnya, Megawati menyinggung orang yang merasakan kenikmatan istana. Saking nikmatnya, orang tersebut ingin meneruskan kekuasaan istana.
"Saya anak istana loh, bayangin yang namanya istana kan gede banget wah apa saja ada gitu, makanya orang yang masuk masuk gitu sekarang merasakan kenikmatan itu , terus kepinginnya meneruskan, sudah berhenti dah," ujar Mega.
Sindir Nikmatnya Kekuasaan
Mega menegaskan bahwa kekuasaan tidaklah abadi. Dia mengingatkan, jika waktunya habis maka sebaiknya selesai berkuasa.
"Orang namanya kekuasaan itu selesai kok, gak langgeng, iyalah. Jadi ya sudah kalau sudah mau selesai ya sudah, lah saya saja 3 tahun cuma ya sudah gak boleh lagi ya sudah, itu wae," ucapnya.
"Tapi kan kitanya, kenapa sih saya masih bisa pidato-pidato kayak gini gitu loh, karena apa? Bakti saya, gitu loh mana sih saya pernah mau mecah belah kamu," tambah Mega.
Presiden kelima RI ini pun meminta agar masyarakat tidak gampang memecah belah. Sederhananya, tidak menjelekan seseorang dari belakang.