Selain Sentil Penguasa, Ini Pidato Megawati Singgung Korupsi Berjemaah hingga Kepungan Politik
Ketum PDIP Megawati bebrapi-api saat pidato menyinggung soal penguasa saat ini.
Ketum PDIP Megawati bebrapi-api saat pidato menyinggung soal penguasa saat ini.
Selain Sentil Penguasa, Ini Pidato Megawati Singgung Korupsi Berjemaah hingga Kepungan Politik
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri kembali menjadi sorotan, usai pidatonya yang berapi-api ketika menyinggung soal penguasa saat ini. Dalam pidatonya, Megawati pernah menyinggung soal korupsi berjemaah yang dilakukan pejabat, dan menyinggung penguasa saat ini sama seperti zaman orde baru (orba).
Berikut merdeka.com merangkum pidato Megawati yang berapi-api:
Singgung Korupsi Berjemaah
Megawati berpidato dalam rangka memperingati HUT PDIP ke-50 pada tanggal 10 Januari 2023 lalu. Dia meminta kepada para kader untuk berhati-hati ketika mendapat jabatan di lingkaran struktur legislatif ataupun eksekutif.
"Makanya yang sekarang ngumpul ini awas lho ya, jangan pikirannya terus mikirin saya masuk PDI yang gede, PDI Perjuangan supaya bisa nanti dari struktur ke legislatif terus ke eksekutif, udah begitu udah makgrog makgrog terus cari duit, ati-ati lho sa iki," ujar Megawati, seperti dilihat merdeka.com, Selasa (28/11).
Megawati juga menyentil prahara korupsi berjemaah yang kini tengah mewabah di Tanah Air. "Jangan dipikir ibu enggak tau lho, sekarang menurut saya itu mulai wabah itu yang namanya korupsi berjemaah, awas lho dipikir ibu enggak tau. Ati-ati lho," kata Megawati sambil tertawa tipis.
Pidato Megawati Soal Kepungan Politik Praktis
Selanjutnya pidato Megawati saat Rakernas ke-IV. Pada kesempatan itu Megawati sempat mengingatkan sejarah PDIP yang begitu menyakitkan ketika di masa orde baru.
"Kita berjuang, karena keyakinan politik, kita telah teruji oleh gemblengan yang sejarah begitu hebat dan menyakitkan, khususnya selama ketika masa orde baru," ungkap Megawati, di Rakernas ke-4 PDIP, akhir September kemarin.
Megawati menyebut, jangan pernah gentar dalam menghadapi berbagai kepungan dan manuver politik praktis yang menurutnya hanya sekadar menggunakan keinginan kekuasaan saja.
"Sebagai banteng-banteng PDI Perjuangan yang memegang kokoh perisai Pancasila. Selama ini kita menyatu dengan rakyat, jangan sekalipun pernah gentar menghadapi berbagai kepungan dan manuver politik praktis yang hanya sekadar menggunakan keinginan kekuasaan sebagai tujuan. Berpolitiklah dengan nuranimu," teriaknya.
Megawati Soal Penguasa Sekarang dan Orde Baru
Ketika acara Rakornas Relawan Ganjar-Mahfud di Jakarta, Senin (27/11), Megawati menyentil kekuasaan yang menguntungkan golongan tertentu. Kata Megawati, bangsa Indonesia baru berumur 78 tahun yang sudah lupa akar demokrasinya.
"Saya adalah bangsa Indonesia, sebuah bangsa yang merdeka dan berdaulat. Nah ini, aduh baru 78 tahun udah mau lupa. Yang saya bilang berada di zona nyaman maunya sendiri-sendiri, maunya cari duit dengan enak, maunya memakaikan kekuasaan untuk hanya golongan dan kelompoknya," jelasnya.
Dengan keadaan yang berapi-api Megawati teriak, ketika bangsa telah merdeka dan berdaulat maka cara memilih pemimpinnya juga harus dilaksanakan secara demokratis.
"Apakah itu bangsa Indonesia? Bangsa Indonesia harus seperti apa? Paling tidak dengan berdaulat dan merdeka itu maka cara memilih pemimpinnya harus dilaksanakan dengan demokratis. Siapa yang tidak setuju, angkat tangan jangan jadi pengecut," ujarnya.
"Republik ini penuh dengan pengorbanan tahu tidak, mengapa kalian sekarang yang baru berkuasa itu mau bertindak seperti waktu zaman orde baru," teriak Megawati.
Reporter magang: Fandra Hardiyon