Bebas Program Asimilasi, 10 Narapidana di Sulteng Kembali Masuk Penjara
Lilik mengungkapkan, ada juga napi asimilasi yang masih mencari pekerjaan, seperti pekerjaan informal.
Sebanyak 10 narapidana yang bebas melalui program asimilasi di wilayah Sulawesi Tengah kembali berulah. Mereka kembali melakukan tindak pidana pencurian dan terlibat narkoba.
"Dari 847 napi yang dapat asimilasi, 10 orang mengulang tindak pidana, sembilan pidana umum seperti pencurian dan satu narkoba," kata Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sulawesi Tengah, Lilik Sujandi, Minggu (24/5).
-
Di mana penangkapan kelima tersangka kasus narkoba terjadi? Dia mengatakan rute patroli di Sunggal, yakni Jalan KM 19,5 Kampung Lalang , Jalan PDAM Tirtanadi, Jalan Sunggal dan Jalan Lembah Berkah, Lingkungan 11, Medan.
-
Siapa Ki Arsantaka? Ki Arsantaka merupakan putra dari Bupati Onje II, pemimpin Kadipaten Onje (cikal bakal Kabupaten Purbalingga).
-
Apa alasan Ello mengonsumsi narkoba? Dalam podcast YouTube Daniel Mananta, Marcello Tahitoe bercerita tentang pengalamannya bersentuhan dengan narkoba.“Waktu itu gue masih muda banget dan orang tua gue itu benar-benar hands on ke karir gue. Jadi gue ngerasa kayak butuh ruang, tapi nggak bisa,” kata Ello, dikutip dari YouTube Daniel Mananta Network pada 15 November 2022.
-
Apa itu kue nagasari? Nagasari adalah sejenis kue tradisional Indonesia yang terbuat dari tepung beras, kelapa parut, gula, dan pisang. Kue ini biasanya dibungkus dengan daun pisang dan dikukus hingga matang.
-
Kenapa "Gerbang Neraka" disebut demikian? Julukan "gerbang neraka" disematkan warga lokal karena ngerinya sejarah tempat ini.
-
Apa yang dimaksud dengan Naskah Merapi-Merbabu? Dikutip dari Wikipedia, naskah-naskah Merapi-Merbabu adalah kumpulan naskah yang ditemukan di kawasan pegunungan Merapi dan Merbabu, Jawa Tengah. Naskah-naskah ini umumnya ditulis dalam aksara Buda.
Sementara yang lain, sudah melaksanakan aktivitas normal atau melakukan pekerjaan di tengah masyarakat.
"Dari data yang kita peroleh, sebagian besar kembali pada pekerjaan sebelumnya. Artinya ada beberapa narapidana asimilasi yang diterima kembali pada pekerjaan semula," ujarnya.
Kemudian, Lilik mengungkapkan, ada juga napi asimilasi yang masih mencari pekerjaan, seperti pekerjaan informal.
"Yang jelas dari laporan pembimbing kemasyarakatan banyak dari tempat-tempat pekerjaan yang menerima kembali kehadiran warga binaan itu," terangnya.
Dia menjelaskan, napi asimilasi yang kembali berulah diduga karena desakan ekonomi, sementara ada kebutuhan yang harus dipenuhi. Mengantisipasi tindakan napi yang berulah setelah bebas, Lilik kembali ingatkan petugas untuk lebih lagi melatih napi selama dibina agar memiliki keterampilan.
"Sehingga ketika bebas tidak lagi melakukan kejahatan, dan saya telah instruksikan kepada petugas untuk mulai merekam life skill saat berada dalam pembinaan, sehingga masyarakat juga bisa mengetahui skill mereka dan bisa diterima di tengah-tengah masyarakat," ungkapnya seperti dilansir dari Antara.
Lilik menambahkan, persoalan napi bukan hanya persoalan hari ini saja, dan bukan hanya persoalan warga binaan semata, tetapi ada respek dari masyarakat dan pemerintah setempat.
"Kalau tidak memberi ruang kehidupan yang layak tentu mereka bisa kembali lagi, apalagi situasi saat ini resiko yang cukup tinggi," tegasnya.
Olehnya, kata dia, masalah ini tidak hanya di pundak Kemenkumham saja, namun membutuhkan dukungan dari pemerintah daerah, masyarakat dan pelaku-pelaku ekonomi.
"Asimilasi adalah membangun melawan stigma, agar orang tidak anggap bekas napi dan sebagainya yang tidak bisa dipercaya," tutupnya.
Baca juga:
Polres Aceh Barat Berdayakan Napi Asimilasi Bantu Atur Lalu Lintas
Merampok Perempuan di Serdang Bedagai, Napi Asimilasi Diamuk Massa
Kembali Lakukan Kejahatan, 125 Napi Asimilasi Kemenkum HAM Ditangkap Polisi
Ini Rangkuman Ceramah Bahar bin Smith yang Diduga Melanggar Program Asimilasi
Bebas Asimilasi, Habib Bahar bin Smith Kembali Dijemput Polisi