Beda sikap Hidayat dengan Pasha Ungu hadapi masalah PNS di Palu
"Saya tidak gegabah mengambil keputusan karena saya tahu persis bagaimana kepegawaian itu," kata Hidayat.
Pekan lalu Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah Rabu (17/2) memiliki Wali Kota dan Wakil Wali Kota baru, yakni Hidayat dan Sigit Purnomo Said alias Pasha Ungu. Sikap keduanya berbeda dalam menghadapi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Hidayat lebih melihat kinerja bawahannya tanpa marah-marah di depan umum. Beda halnya dengan Wakilnya, yakni Sigit alias Pasha Ungu yang langsung berkata lantang alias ceplas ceplos di hadapan para PNS Kota Palu.
Sikap Hidayat lebih memilih tindakan berdasarkan track record (jejak rekam) bawahannya, lantaran sebelum terpilih menjadi Wali kota Palu dia sudah berpengalaman menangani Pegawai Negeri Sipil sewaktu menjabat Kepala Badan Kepegawaian Provinsi (BKP) Sulawesi Tengah.
-
Dimana Pasha Ungu berkuliah? Pasha Ungu resmi wisuda setelah kuliah di STIA Pembangunan Palu tahun 2019.
-
Di mana letak rumah Pasha Ungu? Dengan lahan seluas itu, rumah ini tentu dilengkapi dengan fasilitas yang membuat penghuninya tidak perlu meninggalkan rumah. Selain itu, tingkat kenyamanan juga tidak perlu diragukan.
-
Apa pasal yang menjerat pelaku pembunuhan siswi di Palembang? Para pelaku terjerat pasal penganiayaan dan pencabulan anak yakni pasal 76 C dan Pasal 80 ayat 3 UU No. 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara dan denda Rp3 miliar.
-
Apa ciri khas dari pantun lucu Palembang? Pantun bahasa Palembang sering kali menggunakan bahasa yang khas dan unik untuk daerah tersebut, serta mengandung unsur budaya dan kearifan lokal.
-
Apa yang dilakukan Inul Daratista saat mudik ke Pasuruan? Tak hanya sekadar pulang untuk bertemu keluarga besar, Inul juga melakukan aksi berbagi bingkisan Lebaran kepada tetangga sekitar.
-
Kenapa Lak masuk ke Palembang? Konon, Lak masuk ke Palembang diperkirakan pada zaman awal berdirinya Kerajaan Palembang sekitar abad 16.Saat itu, banyak dijumpai gaya arsitektur rumah Palembang yang dibangun dalam bentuk limas.
"Saya tidak gegabah mengambil keputusan karena saya tahu persis bagaimana kepegawaian itu," kata Hidayat di Palu, Sabtu (20/2).
Hidayat mengatakan, dirinya tidak akan segan-segan mengganti pejabat jika tidak bisa mencapai target kinerja, sesuai visi dan misi pemerintah Kota Palu lima tahun mendatang.
"Sampaikan kalau ada pejabat yang tidak mau kerja. Usulkan saja nanti kita ganti. Nanti kita rumahkan dulu dia satu dua bulan. Nanti kalau dia sudah sadar baru kita tempatkan kembali," ujar dia.
Hidayat mengatakan dirinya butuh orang yang bekerja untuk memajukan Kota Palu dalam lima tahun mendatang. "Saya tidak butuh orang pintar. Saya butuh orang kerja, karena saya sudah mengumpulkan orang-orang pintar untuk mengawal pemerintahan ini," tegas Hidayat.
Pada rapat kerja yang berlangsung dua hari, dirinya telah memaparkan visi dan misi serta rencana-rencana strategis untuk mewujudkan Kota Palu sebagai kota jasa, berbudaya dan beradat berlandaskan iman dan takwa.
Hidayat meminta satuan kerja perangkat daerah agar menyusun program dan kegiatan sesuai visi misi tersebut dan harus terukur terutama dari sisi manfaatnya untuk masyarakat Kota Palu.
"Jangan hanya mengejar output-nya. Sebab output bisa saja dicapai 100 persen, tetapi belum tentu asas manfaatnya bisa dicapai," paparnya seperti dilansir Antara.
Hidayat meminta kepada pegawai di lingkup kota Palu agar merawat semangat kerja, sehingga visi dan misi yang sudah dirancang untuk lima tahun ke depan bisa tercapai.
Beberapa waktu lalu, Kamis (18/2) Wakil Wali Kota Palu Sigit Purnomo alias Pasha Ungu melampiaskan kemarahannya kepada PNS, lantaran bawahannya itu banyak menertawai Pasha saat memasuki mimbar upacara untuk memimpin apel.
"Apa motif saudara-saudara tertawa saat saya memasuki mimbar upacara!," tegas Pasha sapaan akrab Sigit Purnomo saat memberikan sambutan sebagai pemimpin apel kesadaran di Balai Kota Palu.
Pasha mengatakan bahwa apel kali ini adalah apel kesadaran, namun dia melihat peserta upacara banyak belum sadar. Salah satu buktinya, seluruh peserta apel semua tertawa terbahak-bahak saat dirinya memasuki mimbar upacara.
"Apa motif saudara-saudara tertawa terbahak-bahak. Saya malu karena ada yang tertawa terbahak-bahak saat saya masuk. Next, saya tidak mau ini terulang lagi. Polisi Pamong Praja harus mengecek yang tertawa itu !. Jelas?...Jelas?...Jelas?," pinta Pasha dengan nada kesal.
Selain itu, Pasha minta agar seluruh pegawai bisa menghargai orang, dan bisa menghargai jabatan. "Attitude (sikap) harus ada, bagaimana membawa diri dengan baik dan benar. Anda semua memakai baju Korpri (pakaian dinas PNS). Percuma sumpah Korpri tadi dibacakan kalau begini attitude pegawai," tegas vokalis band ungu ini.
Pada apel tersebut, Pasha melakukan kesalahan saat upacara berlangsung sehingga ajudan di belakangnya tampak harus membisikannya. Semisal, ketika menerima laporan komandan upacara bahwa upacara siap dilaksanakan. Sigit menjawabnya dengan kata 'laksanakan', yang seharusnya 'lanjutkan', sehingga peserta upacara (para PNS) kembali tertawa.
(mdk/cob)