Belajar dari Pandemi, Jokowi Akui Belanja Teknologi Diperlukan untuk Investasi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, pandemi Covid-19 memberikan pelajaran yang luar biasa dalam perencanaan pembangunan. Salah satunya, penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir yang semakin berkembang.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, pandemi Covid-19 memberikan pelajaran yang luar biasa dalam perencanaan pembangunan. Salah satunya, penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir yang semakin berkembang. Sebab itu, belanja teknologi harus dilakukan sebagai belanja investasi sehingga bisa terasa manfaatnya oleh masyarakat dan negara.
"Belanja teknologi harus diperlukan sebagai belanja investasi, kita garisbawahi ini harus jelas manfaatnya terutama manfaat publik," katanya saat memberikan arahan dalam peresmian pembukaan musyawarah perencanaan pembangunan nasional tahun 2021, melalui akun YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (4/5).
-
Apa yang menjadi kekhawatiran Jokowi tentang penggunaan perangkat teknologi di Indonesia? Jokowi prihatin atas dominasi impor dalam penggunaan perangkat teknologi di Indonesia, dengan nilai impor yang mencapai lebih dari Rp30 triliun. Hal itu disampaikan Jokowi saat meresmikan Indonesia Digital Test House (IDTH) di Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi (BBPPT), Kota Depok, Jawa Barat Selasa, (7/5). "Ini sayangnya perangkat teknologi dan alat komunikasi yang kita pakai masih didominasi barang-barang impor dan nilai defisit perdagangan sektor ini hampir 2,1 miliar US Dollar lebih dari 30 triliun Rupiah," ujarnya.
-
Bagaimana Jokowi ingin mendorong riset dan pengembangan produk teknologi lokal? Jokowi menginstruksikan Kominfo untuk menggandeng perguruan tinggi, perusahaan rintisan atau startup, serta UMKM dalam mendorong riset dan paten, serta mendukung pengembangan dan sertifikasi produk-produk lokal.
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Kenapa Jokowi ingin Indonesia menjadi produsen dalam industri teknologi? "Kita tidak boleh hanya menjadi penonton, kita tidak boleh hanya menjadi pasar, dan kita harus jadi pemain, menjadi produsen," kata Jokowi.
-
Apa yang menjadi contoh kecanggihan drone perang menurut Jokowi? "Saat itu Mayjen Solemani ini komandan Quds dari pengawal besar revolusi Iran ketembak dari drone yang dipersenjatai akurat karena memakai face recognition. Akhirnya ketembak dan yang kita kaget itu terjadi di wilayah Irak, tapi dronenya konon dikendalikan dari Qatar, markas Amerika Serikat di Qatar," ungkapnya.
-
Siapa yang Jokowi instruksikan untuk menggandeng berbagai pihak dalam pengembangan teknologi? Jokowi menginstruksikan Kominfo untuk menggandeng perguruan tinggi, perusahaan rintisan atau startup, serta UMKM dalam mendorong riset dan paten, serta mendukung pengembangan dan sertifikasi produk-produk lokal.
Tidak hanya itu, dia juga mengatakan, belanja teknologi juga harus dihitung kegunaan serta kontribusi untuk perkembangan teknologi di dalam negeri.
"Harus dihitung return of investment-nya, sehingga bisa berkelanjutan terus," tambahnya.
Dia pun berkaca di dunia kesehatan, pada saat pandemi diperlukan teknologi yang mumpuni. Sebab untuk saat ini, teknologi kesehatan pun semakin berkembang, yaitu mulai dari pemeriksaan dan konsultasi medis jarah jauh.
"Heatlh tech akan semakin berkembang demikian pesatnya lebih dari pemeriksaan atau konsultasi medis jarak jauh. Tapi juga pemanfaatan artificial intelligence untuk diagnosis, untuk pelaksanaan pengobatan, untuk precision medicine hingga tindakan operasi jarak jauh, segera ini bisa dilakukan di manapun," bebernya.
Tidak hanya itu, kata Jokowi, di bidang pendidikan saat pandemi pun dibutuhkan akselerasi untuk mempercepat pelaksanaan pembelajaran. Sebab itu diperlukan teknologi agar pembelajaran bisa berjalan.
Dia juga menjelaskan akses pembelajaran saat ini dapat diperoleh dari berbagai sumber, serta peran guru dan sekolah lebih sebagai fasilitator pendidikan untuk memfasilitasi merdeka belajar para anak didik.
"Harus responsif terhadap disrupsi yang membuat dunia berubah sangat cepat, harus responsif terhadap tantangan dan peluang yang muncul sangat cepat, tidak kita duga, harus responsif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kembalinya ke sini," bebernya.
Baca juga:
Banyak Pegawai KPK Dikabarkan Tak Lulus Tes Kebangsaan, ICW Salahkan Jokowi dan DPR
Jokowi Minta Pangdam Awasi Kepulangan Pekerja Migran ke Tanah Air
Sebelum Sekolah Dibuka, Jokowi Minta Juni Semua Guru Sudah Divaksinasi
PDIP: Megawati Penggagas Awal BRIN ke Presiden Jokowi
Jokowi Ingin Seluruh Pelayan Toko di Mal Bisa Divaksinasi Covid-19
Didampingi Anies, Jokowi Tinjau Vaksinasi Massal Pedagang di Thamrin City