Benahi institusi Polri, Jenderal Tito akan blusukan
Tito berjanji akan membangun organisasi Polri yang solid di semua level.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi melantik Komisaris Jenderal (Komjen) Tito Karnavian sebagai Kepala Kepolisian RI di Istana Negara, Rabu (13/7). Ada dua arahan Presiden kepada Tito dalam mengemban amanah di internal Polri yaitu menjaga persatuan, kekompakan, soliditas internal polri dan reformasi polri secara menyeluruh dan konsisten.
Tito Karnavian yang kini berpangkat Jenderal Polisi mengaku akan melaksanakan dua arahan Presiden tersebut.
"Dua-duanya, namanya perintah saya harus laksanakan," tegas Jenderal Tito usai dilantik.
Mengenai arahan pertama terkait soliditas internal, Jenderal Tito menjelaskan, dirinya akan membangun organisasi Polri yang solid di semua level. Baik di level pimpinan, maupun ke level bawah.
"Sepanjang itu dalam rangka untuk komitmennya membangun polri. Karena itu common interest, kepentingan kami bersama adalah untuk membangun poliri. Kalau polrinya baik akan dapat bermanfaat bagi perkembangan demokrasi dan sistem pemerintah termasuk menjadi negara dan bangsa yang kuat," terangnya.
Jenderal Tito akan mendorong semua pimpinan di kewilayahan seperti Kapolda, Kapolres sampai dengan Kapolsek maupun Kapospol untuk membangun hubungan internal dengan anggotanya masing-masing.
"Ini yang saya harapkan, jadi harus rajin blusukan ke bawah. Ini akan saya dorong semua," ungkapnya.
Mengenai reformasi kepolisian, Tito mengaku akan fokus pada masalah kultur perilaku anggota kepolisian. Seperti menumbuhkan perilaku anggota yang lebih humanis dan perilaku yang nonkoruptif.
"Itu ditekan semaksimal mungkin. Memang membutuhkan waktu karena berhubungan dengan masalah kesejahteraan lain-lain, kemudian arogansi kekuasan kewenangan ini juga," tutur dia.
Tidak hanya itu, Jenderal Tito akan melakukan peningkatan kinerja terutama kinerja pelayan publik agar layanan publik menjadi lebih baik. Dalam hal ini, mantan Kapolda Papua ini akan memanfaatkan alat teknologi.
"IT akan kami manfaatkan, di samping itu sistem dimulai dari Pak presiden menjelaskan dimulai dari hulu rekrutmennya mencari orang-orang yang baik, orang-orang yang tepat untuk menjadi polisi karena rekrutmen seleksi awal itu 70 persen menentukan kinerja. Kalau memilih orang yang tidak tepat, orang yang salah, bukan mereka nanti akan menjadi pelindung pengayom tapi akan menjadi pengganggu masayarkat," tandasnya.