Benarkah posisi menteri agama RI jatah Nahdlatul Ulama?
Jika kita menilik ke belakang, memang menteri agama kebanyakan selalu diisi oleh orang yang memiliki latar belakang NU.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat awal-awal terpilih sebagai presiden beberapa waktu lalu pernah menyambangi acara diskusi yang dihadiri ulama Nahdlatul Ulama (NU) se-Indonesia di pesantren Al Hikam, Depok. Pada acara itu, Jokowi juga bertemu pemilik pesantren, KH Achmad Hasyim Muzadi.
Usai acara, Jokowi menyatakan masih menggodok nama-nama menteri di pemerintahannya nanti bersama Jusuf Kalla. Hal itu akan lebih mendalam dilakukan pada pertengahan September 2014. "Sudah saya sampaikan, bahwa urusan menteri itu pertengahan September ke sana," kata Jokowi di lokasi, Sabtu (30/8/2014) silam.
Ketika disinggung apakah NU akan mendapat jatah menteri, Jokowi tak menampiknya. "Kalau dari NU pasti ada."
Ditanya lebih jauh apakah NU dapat jatah menteri agama, Jokowi hanya menjawab sambil tersenyum.
"Menteri agama yang ahlussunnah wal jamaah (yang senantiasa komitmen pada aqidah agama)," jelasnya.
Jika kita menilik ke belakang, memang menteri agama kebanyakan selalu diisi oleh orang-orang yang memiliki latar belakang Nahdlatul Ulama. Menteri agama pertama Indonesia, KH Wahid Hasyim, adalah putra pendiri Nahdlatul Ulama, KH Hasyim Asyari yang tak lain adalah ayahanda Gus Dur.
Sementara, di kabinet Jokowi, Menteri Agama diduduki oleh politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang tak lain adalah kader NU, Lukman Hakim Saifuddin. Sebelumnya, di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) jilid II, Menteri agama juga dipimpin oleh Lukman Hakim Syaifuddin, yang menggantikan menteri agama sebelumnya Suryadharma Ali yang menjadi tersangka kasus korupsi.
Catatan merdeka.com, sejak Indonesia berdiri, kurang lebih 18 kali kader NU menduduki jabatan sebagai menteri agama. Mereka di antaranya adalah KH Fathurrahman Kafrawi, KH Masjkur, KH Muhammad Ilyas, KH M. Wahib Wahab, KH Saifuddin Zuhri, KH Moh Dahlan, KH M. Tolchah Hasan, KH Said Agil Husin Al Munawar, Muhammad Maftuh Basyuni, Suryadharma Ali, serta Lukman Hakim Saifuddin.
Namun meski kebanyakan diisi oleh orang NU, posisi menteri agama juga pernah diisi oleh orang dengan latar belakang Muhammadiyah, bahkan dari politikus dan juga TNI. Beberapa politikus Golkar yang pernah jadi menteri agama adalah Abdul Mukti Ali, Alamsyah Ratu Perwiranegara, dan H Munawir Sjadzali. Dari Muhammadiyah juga pernah menjadi menteri agama, yakni H Rasjidi, KH Fakih Usman, dan Malik Fajar. Sementara dari kalangan tentara, Tarmidzi Taher juga pernah menjabat sebagai menteri agama di era Presiden Soeharto.