Patut Dicontoh, Begini Cara Rasulullah Atur Keuangan
Dengan memperingati Maulid Nabi, umat Islam diajak untuk meneladani akhlak mulia Rasulullah SAW. Salah satunya yang bisa diteladani yakni soal keuangan.
Peringatan Maulid merupakan perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Perayaan Maulid Nabi menjadi sarana untuk menghidupkan kembali semangat perjuangan dan ajaran-ajaran Rasulullah SAW.
Ajaran Rasulullah sangat erat dengan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan. Dengan memperingati Maulid Nabi, umat Islam diajak untuk meneladani akhlak mulia Rasulullah SAW. Salah satunya yang bisa diteladani dari Rasulullah SAW adalah soal keuangan.
Melansir laman Bibit, berikut beberapa prinsip ajaran Nabi Muhammad SAW yang bisa diterapkan agar sukses dalam mengelola keuangan, yang masih selaras dengan kehidupan zaman sekarang.
Berhemat
Rasulullah dikenal dengan pribadi yang bersahaja dan sederhana. Disamping itu, Nabi Muhammad juga sangat pandai dalam mengelola keuangan. Lantaran, dalam keseharainnya Nabi terbiasa menjalankan hidup hemat. Salah satunya, nabi tidak membeli sesuatu yang tidak dibutuhkan.
Hematnya Rasulullah bisa dilihat dari barang-barang yang dimilikinya. Nabi hanya punya lima pasang baju dan tidak membeli baju-baju saat lebaran jika tidak diperlukan.
Nabi Muhammad SAW bersabda: "Barangsiapa yang meninggalkan pakaian yang bagus disebabkan tawadu (merendahkan diri) di hadapan Allah, sedangkan ia sebenarnya mampu, niscaya Allah memanggilnya pada hari kiamat di hadapan segenap makhluk dan disuruh memilih jenis pakaian mana saja yang ia kehendaki untuk dikenakan," (HR At-Tirmidzi).
Cara berhemat dan pengelolaan keuangan yang dilakukan Rasulullah bisa kita contoh di zaman sekarang untuk bisa mencapai finansial yang sehat di masa depan.
Hidup Sederhana
Rasulullah sebagai panutan tidak menganjurkan hidup bermewah-mewahan. Apalagi jika kemewahan tersebut tidak benar-benar digunakan semestinya.
Allah SWT juga berfirmannya di surah Al-A'raf ayat 31 yang berbunyi: Wahai anak cucu Adam, pakailah pakaianmu yang indah pada setiap (memasuki) masjid dan makan serta minumlah, tetapi janganlah berlebihan. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.
Oleh karena itu, Nabi menganjurkan umatnya untuk hidu sederhana. Namun, bukan berarti baginda nabi tidak memperbolehkan umatnya untuk kaya. Melainkan, umat muslim memang dianjurkan memiliki kekayaan namun bisa mempergunakan hartanya untuk hal yang bermanfaat.