Benarkah tudingan AS evakuasi AirAsia tak steril?
Tim SAR Amerika Serikat memberikan masukan untuk kesterilan perlengkapan tim gabungan dalam proses evakuasi jenazah.
Badan SAR Nasional (Basarnas) mendapatkan kritikan dari tim SAR Amerika Serikat (AS). Indonesia dinilai tidak steril dalam merawat perlengkapan penyelamatan. Terutama setelah melakukan evakuasi terhadap korban dan puing-puing pesawat AirAsia QZ8501.
Komandan Lanud Iskandar, Pangkalanbun, Kalimantan Tengah, Letkol Jhonson Simatupang mengatakan, tim SAR Amerika Serikat memberikan masukan untuk kesterilan perlengkapan tim gabungan dalam proses evakuasi jenazah. Sebab, mereka selalu melakukan pembersihan usai evakuasi.
"Proses evakuasi yang dilakukan tim dari Indonesia dinilai tidak steril. Hal itu berbahaya karena jenazah yang dievakuasi dalam kondisi yang tidak baik, mengingat terendam beberapa hari di laut. Coba lihat mereka bawa jenazah dilapisi aluminium foil supaya cairan (jenazah) tidak kena pesawat. Mereka bahkan minta delay 1 jam untuk mencuci pesawat supaya steril," ungkapnya di di Lanud Iskandar Pangkalanbun Kalimatan Tengah, Senin (5/1).
Dia membenarkan, jenazah yang telah rusak ini dapat menyebabkan penyakit. Tetapi demi kemanusiaan, Tim SAR gabungan dari Indonesia berani mempertaruhkan nyawanya. Sehingga, Jhonson mengatakan, tidak dapat disamakan antara yang dilakukan Indonesia dengan Amerika Serikat.
"Mereka (tim Amerika Serikat) itu steril, lihat kalau mereka kerja safety-nya begitu, malah mereka salut sama tim SAR Indonesia, katanya Jagoan semua karena evakuasinya dengan peralatan yang begitu saja," tegasnya.
Di kesempatan berbeda, Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Henry Bambang Soelistyo membantah tudingan tersebut. Sebab pihaknya telah melengkapi diri dengan adanya ruang penyimpanan untuk jenazah. Bahkan personel yang diturunkan juga telah dilengkapi alat pelindung.
"Kurang steril gimana, wong kita ada cold storage juga. Kemudian anak-anak Basarnas itu, yang mengangkut penerimaan jenazah, kemudian memindahkan jenazah itu semua pakai perlengkapan kita. Sarung tangan khusus, pakaian khusus. Kalau menurut saya sudah memenuhi standard," katanya di Kantor Basarnas Pusat, Jakarta.
Baca juga:
Ini kesaksian para perwira pernah ikut latihan 'gila' Kopaska
Hari ke-10, pencarian AirAsia bergeser ke area barat
Panglima TNI ajak keluarga korban tinjau lokasi hilang AirAsia
Kagumnya tentara asing ke TNI cari AirAsia sampai disebut 'gila'
Izin terbang AirAsia QZ8501 masih jadi misteri
Benarkah tudingan AS evakuasi AirAsia tak steril?
Ini lima tim SAR terbaik di dunia
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
-
Kenapa AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Bagaimana kondisi cuaca saat AirAsia QZ8501 jatuh? Kondisi cuaca yang buruk, termasuk awan tebal dan hujan deras, menjadi faktor yang sangat memengaruhi kejadian tersebut.
-
Dimana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 30 Desember 2014, badan pesawat dan puing-puing lainnya ditemukan di dasar laut Selat Karimata.
-
Apa yang menjadi penyebab jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501? Selain kesalahan dalam manajemen penerbangan, kurangnya pemahaman awak pesawat terhadap sistem kontrol penerbangan juga menjadi penyebab jatuhnya pesawat.
-
Siapa Aero Aswar? Aero Aswar bukanlah individu biasa; ia merupakan seorang atlet jet ski yang telah meraih banyak prestasi.