Bentengi Anak dari Pengaruh Radikalisme di Media Sosial
Hari Anak Nasional hendaknya menjadi momentum untuk membentengi anak dari radikalisme, narkoba, dan pornografi. Ini menjadi pekerjaan rumah bersama yang harus mendapat prioritas dari pemerintah maupun masyarakat.
Hari Anak Nasional hendaknya menjadi momentum untuk membentengi anak dari radikalisme, narkoba, dan pornografi. Ini menjadi pekerjaan rumah bersama yang harus mendapat prioritas dari pemerintah maupun masyarakat.
"Intinya perlindungan anak sebetulnya sudah menjadi agenda dan prioritas pembangunan nasional sehingga idealnya anak terlindungi dari radikalisme, perlakuan negatif, juga bahaya narkoba," ujar mantan Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Maria Advianti dalam keterangannya, Rabu (24/7).
-
Bagaimana peran Ditjen Polpum Kemendagri dalam menangani radikalisme dan terorisme? Ketua Tim Kerjasama Intelijen Timotius dalam laporannya mengatakan, Ditjen Polpum terus berperan aktif mendukung upaya penanganan radikalisme dan terorisme. Hal ini dilakukan sejalan dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 7 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme Tahun 2020-2024.
-
Kenapa Ditjen Polpum Kemendagri menggelar FGD tentang penanganan radikalisme dan terorisme? Direktorat Jenderal (Ditjen) Politik dan Pemerintahan Umum (Polpum) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menggelar Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka Fasilitasi Penanganan Radikalisme dan Terorisme di Aula Cendrawasih, Kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Jawa Tengah, Rabu (23/8).
-
Apa yang dirayakan di Hari Peringatan dan Penghargaan Korban Terorisme? Tujuan diadakannya peringatan ini untuk menghormati serta mendukung para korban terorisme serta melindungi hak asasi manusia.
-
Apa tujuan dari FGD tentang penanganan radikalisme dan terorisme yang diselenggarakan Ditjen Polpum Kemendagri? Lebih lanjut, Handoko berharap, FGD Penanganan Radikalisme dan Terorisme ini dapat memberikan wawasan dan pemahaman dalam upaya penanganan penyebaran paham radikalisme dan terorisme. Dengan demikian, nantinya dapat terbangun stabilitas sosial politik dan keamanan dalam menjaga keutuhan bangsa Indonesia.
-
Apa arti KPPS? KPPS adalah singkatan dari Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara. Ini merupakan organisasi yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pemungutan suara dalam Pemilu di Indonesia.
-
Dimana penggeledahan dilakukan oleh KPK? Kepala Bagian (Kabag) Pemberitaan KPK Ali Fikri menyebut penggeledahan kantor PT HK dilakukan di dua lokasi pada Senin 25 Maret 2024 kemarin. "Tim Penyidik, telah selesai melaksanakan penggeledahan di 2 lokasi yakni kantor pusat PT HK Persero dan dan PT HKR (anak usaha PT HK Persero)," kata Ali Fikri kepada wartawan, Rabu (27/3).
Dia menjelaskan, anak menjadi obyek yang sangat mudah terpapar radikalisme karena sangat mudah menyerap doktrin. Selain itu, anak cenderung lebih loyal dari orang dewasa sehingga mudah menjadi radikal.
"Inilah yang membuat anak mudah didoktrin atau termakan propaganda radikalisme, tanpa mereka menyadari," ungkap Maria.
Menurut Maria, banyak faktor yang membuat anak rentan terjangkit radikalisme. Namun yang utama adalah faktor keluarga dan institusi pendidikan. Dia mendorong ada sistem untuk memverifikasi guru karena penyebaran radikalisme sudah sangat masif.
"Dalam hal ini Kementerian Agama (Kemenag) dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) harus berkolaborasi membuat formula untuk menangkal radikalisme dari sekolah," tutur Maria.
Selain itu, lanjutnya, keluarga khususnya orangtua, jangan cuek dengan aktivitas anak. Artinya, orangtua harus selalu cek pelajaran yang didapat anaknya. Tidak ketinggalan, Maria juga mengajak semua pihak mewaspadai medsos. Menurutnya, medsos jadi salah satu alat penyebaran paham radikal yang sangat luar biasa.
"Anak-anak ketika mendapat informasi radikalisme, biasanya pertama penasaran, bukan takut. Justru para teroris ini memanfaatkan rasa penasaran anak-anak sehingga menggiring mereka untuk mengakses informasi yang sudah dirancang melalui medsos," jelas Maria.
Karena itu, orangtua diminta jangan gaptek terhadap medsos tetapi harus ikut aktif. Meski tidak secanggih sang anak, minimal dengan aktif bermedsos, komunikasi dan pengawasan orangtua terhadap anak bisa lebih baik.
Baca juga:
ACT Bantah Terafiliasi Gerakan Radikal
Kepala BNPT Ingatkan Caleg Terpilih Cegah Paham Radikal Berkembang
Hati-Hati Begini Cara ISIS Rekrut WNI, Jangan Sampai Tergoda
Menhan Sebut Militan ISIS Kembali ke Negara Asal Jadi Ancaman Utama
Pemerintah Berencana Perketat Seleksi PNS dan TNI Terkait Radikalisme
Moeldoko soal TNI Terpapar Radikalisme: Kalau Tak Bisa Diperbaiki, Buang ke Laut