Bentrok TNI dan warga di Urut Sewu, ibu hamil kena tendang dan pukul
17 warga mengalami luka-luka.
Sebanyak sembilan warga yang luka parah akibat bentrokan antara petani dengan anggota TNI di Desa Wiromartan Kecamatan Mirit, Kebumen Jawa Tengah dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kebumen. Mereka dilarikan karena mengalami luka parah.
Koordinator Forum Paguyuban Petani Kebumen Selatan (FPPKS) Seniman mengemukakan, sembilan warga tersebut salah satunya adalah Kades Wiromarta, Widodo Sunu Nugroho.
"Kalau ditotal semua korban yang kami data ada 17 warga yang alami luka-luka, selebihnya kami tidak mengetahuinya," katanya saat dihubungi, Sabtu (22/8).
Dari 17 warga yang luka tersebut, satu di antaranya bernama Sri Rohani yang sedang hamil empat bulan. Sri yang berasal dari Desa Wiromartan tersebut saat ini mendapat perawatan intensif di Puskesmas Mirit.
"Ia mendapat tendangan dan pukulan di bagian perut bawah, saat ini kondisinya masih kesakitan dan dirawat di puskesmas (Mirit)," lanjut Seniman.
Sebelumnya, sekitar 150 petani di kawasan Urut Sewu melakukan aksi penolakan pemagaran yang dilaksanakan di Desa Wiromartan. Dalam aksi tersebut, warga yang sejak pagi berkumpul di lahan pertanian yang diklaim milik TNI AD dijaga oleh petugas bersenjata.
"Warga saat itu, tidak membawa apa-apa. Bahkan, saat aksi tersebut warga berharap kepada tentara, jika pembuatan pagar tersebut memiliki dasar hukum untuk menunjukkannya," kata seorang aktivis mahasiswa, Agam Pratama yang berada di lokasi.
Namun menurut Agam, aksi tersebut dibubarkan paksa dan akhirnya ratusan warga yang sejak pagi menjalankan aksi terpaksa menyelamatkan diri. "Saya lihat beberapa warga dipukul dengan pentungan, padahal mereka (warga) tidak membawa apa-apa," katanya.
Aksi yang dilakukan warga tersebut merupakan rentetan dari aktivitas pemagaran yang dilaksanakan di kawasan Urut Sewu sepanjang 23 kilometer dengan lebar 500 meter yang membentang di 15 desa di tiga kecamatan. Saat ini pemagaran dilaksanakan di Desa Wiromartan yang baru mencapai 300 meter.