Bersih dari preman, taman patung di Losari malah jadi tempat 'mojok'
Mereka yang pacaran memilih tempat memadu kasih di pojok lokasi.
Ada 20 patung pahlawan setengah badan warna putih berjejer di area anjungan Pantai Losari, Makassar, Sulawesi Selatan. Kira-kira 10 sampai 12 meter jarak antar patung yang berada di atas tembok persegi setinggi kurang lebih 1,5 meter ini. Patung-patung tersebut adalah patung pahlawan dan tokok-tokoh asal Sulawesi Selatan.
Memasuki area taman patung yang berada di depan pelataran halaman masjid terapung Amirul Mukminin dalam kawasan anjungan Pantai Losari, kita langsung disambut patung Syekh Yusuf, menyusul Sultan Hasanuddin, Andi Abdul Bau Massepe, Arung Pallakka, Andi Sultan Daeng Raja.
Kemudian patung Aroepala, La Sinrang, Lanto Daeng Pasewang, Ranggong Daeng Romo, La Maddukelleng, Nene' Mallomo, Jenderal A Muhammad Yusuf, Mayjen Andi Mattalatta, Karaeng Pattingaloang, Amanna Gappa, Andi Pangeran Pettarani, Maipa Dea Pati, Datu Musseng, Pongtiku dan Andi Jemma.
Sebagian besar dari patung-patung itu juga diabadikan menjadi nama jalan di Makassar. Dengan demikian, bagi yang bertanya-tanya siapa atau bagaimana gerangan wajah dari nama jalan itu, maka akan terjawab di taman patung pahlawan dan tokoh Sulsel ini.
Bagi warga Makassar, taman patung ini bisa menjadi alternatif lokasi wisata akhir pekan bersama keluarga. Sebab selain menjadi tempat edukasi bagi anak-anak, suasana sekitarnya juga cukup menghibur, kita bisa menikmati keindahan sunset dan sunrise. Pelataran cukup luas cocok untuk anak-anak bermain serta berlari dengan leluasa.
Ada masjid terapung Amirul Mukminin bagi warga muslim untuk jalankan ibadah sembari menikmati sepoi-sepoi angin laut. Preman-preman atau tukang parkir liar yang kerap memaksa minta uang ke pengunjung sudah tidak ada lagi, setelah Pemkot Makassar melakukan penertiban. Namun sayang, ketidaknyamanan lain muncul di area taman patung tersebut.
Di patung yang terletak agak tersembunyi, kerap dijadikan tempat kencan pasangan muda-mudi, yang sungguh tidak layak disaksikan anak-anak. Ada yang pacaran malu-malu, ada juga yang cuek seolah dunia milik berdua.
"Kita juga pernah muda tapi mungkin bisa dimengerti kalau di taman itu tempat umum. Tidak nyaman rasanya kalau kita bawa keluarga ke taman patung itu, tapi yang ditemui orang sementara kencan," tutur Ilham, salah seorang warga Kota Makassar baru-baru ini.
Kata Ilham, taman patung dijadikan tempat kencan itu tidak mengenal waktu. Ada pagi, sore apalagi malam hari.
Gaya kencan muda-mudi yang bikin tidak nyaman ini diperparah lagi dengan sampah-sampah yang berserakan. Padahal ada tempat sampah yang tersedia. Ada kulit jagung yang mengundang lalat, botol-botol plastik bekas minuman, serta bekas bungkusan jajan.
"Apa salahnya buang sampah di tempat sampah yang tersedia, atau menyisihkannya di kantongan plastik," kata Ilham.