BMKG Pantau Bibit Siklon Tropis di Samudra Hindia Selatan Jawa
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Tropical Cyclone Warning Centre (TCWC) Jakarta memantau adanya pertumbuhan bibit siklon tropis di wilayah dekat Indonesia, tepatnya di Samudra Hindia, selatan Jawa.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Tropical Cyclone Warning Centre (TCWC) Jakarta memantau adanya pertumbuhan bibit siklon tropis di wilayah dekat Indonesia, tepatnya di Samudra Hindia, selatan Jawa.
"Saat ini yang ada di wilayah dekat Indonesia satu bibit siklon tropis dan Siklon Tropis Seroja masih berlangsung di selatan NTT," kata Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG Miming Saepudin di Jakarta, Selasa (6/4) seperti dilansir Antara.
-
Apa yang diwaspadai oleh BMKG di Jogja terkait siklon tropis 99W? “Waspada potensi angin kencang. Diharapkan untuk memangkas pohon yang berpotensi tumbang atau rapuh,” ujar Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Yogyakarta, Warjono, mengutip ANTARA pada Senin (16/10).
-
Apa yang dilakukan BMKG terkait Siklon Tropis Yagi? Miming mengimbau masyarakat untuk tidak terpengaruh informasi yang kebenarannya masih diragukan terkait dampak siklon tropis itu di wilayah Indonesia dan terus mengikuti informasi perkembangannya yang terus dipantau BMKG.Hasil analisa perkembangan kondisi cuaca dan iklim juga akan selalu diinformasikan kepada masyarakat melalui aplikasi daring infoBMKG, media sosial infoBMKG atau langsung menghubungi kantor BMKG terdekat.
-
Bagaimana Siklon Tropis Anggrek terbentuk? Siklon tropis biasanya berkembang dari kondisi depresi tropis, kemudian berubah menjadi badai tropis, lalu berubah lagi menjadi siklon tropis.
-
Apa itu Siklon Tropis Anggrek? Siklon tropis biasanya berkembang dari kondisi depresi tropis, kemudian berubah menjadi badai tropis, lalu berubah lagi menjadi siklon tropis.
-
Siapa Serka Sudiyono? Serka Sudiyono adalah anggota TNI yang bekerja sebagai Babinsa di Desa Kemadu, Kecamatan Sulang, Rembang.
-
Dimana Siklon Tropis Yagi berada berdasarkan pantauan BMKG? Berdasarkan hasil analisa BMKG mendapati siklon tersebut terpantau di Laut Cina Selatan barat laut Filipina atau tepatnya 18.6°LU, 118.1°BT yang berjarak sekitar 1.700 kilometer sebelah utara Tarakan, Kalimantan Utara, pada Selasa (3/9).
Terkait adanya bibit siklon tersebut, perlu diwaspadai potensi cuaca ekstrem yang kemungkinan bisa terjadi seperti angin kencang, hujan dengan intensitas lebat, dan gelombang tinggi.
Sebelumnya, bibit siklon terpantau sejak Jumat (2/4) di wilayah NTT dan berkembang menjadi Siklon Tropis Seroja pada Senin (5/4), pukul 01.00 WIB.
Miming mengatakan saat ini Siklon Seroja berada di Samudra Hindia, sebelah barat daya Pulau Rote, tepatnya pada 12.9 Lintang Selatan, 117.6 Bujur Timur atau sekitar 465 km sebelah barat daya Waingapu.
Siklon Seroja bergerak ke arah barat daya menjauhi wilayah Indonesia dengan kekuatan 50 knot (95 km/jam) dan tekanan 984 hPa.
Diperkirakan intensitas Siklon Tropis Seroja persisten dalam 24 jam ke depan dan bergerak ke arah barat daya.
Siklon Tropis Seroja menyebabkan cuaca ekstrem yang berdampak berbagai bencana alam, berupa banjir bandang, angin kencang, tanah longsor, dan gelombang tinggi di delapan kabupaten dan kota di NTT serta di Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Wilayah yang terdampak di NTT, yaitu Kota Kupang, Kabupaten Flores Timur, Malaka, Lembata, Ngada, Sumba Barat, Sumba Timur, Rote Ndao, dan Alor.
Berdasarkan data BNPB, total warga meninggal dunia berjumlah 128 orang selama cuaca ekstrem di beberapa wilayah tersebut, dengan rincian Kabupaten Lembata 67 orang, Flores Timur 49, dan Alor 12 orang.
Baca juga:
Jokowi Minta BMKG Gencar Beri Peringatan Cuaca Ekstrem Akibat Siklon Tropis Seroja
BMKG: Siklon Tropis Seroja Berada di Samudera Hindia Barat Daya Pulau Timor
Peringatan Dini BMKG: Gelombang Ekstrem Masih Berpotensi Terjadi Dampak Siklon Seroja
BMKG: Siklon Tropis Seroja di NTT Bukti Perubahan Iklim Itu Nyata
Sudah Diprediksi, BMKG Ungkap Penyebab Bencana Alam di NTT
Masyarakat Bali Diimbau Waspada dengan Dampak Siklon Tropis Seroja