BNN janji tindak tegas anggota bantu Freddy Budiman bisnis narkoba
Haris Azhar mengaku bertemu dengan Freddy di Lapas Nusakambangan, pada 2014 lalu.
Terpidana mati Freddy Budiman mengaku sempat menggelontorkan uang Rp 450 miliar ke Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Rp 90 miliar ke pejabat di Mabes Polri. Uang panas itu untuk memuluskan bisnis narkobanya.
Pengakuan Freddy itu diceritakan Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar. Haris mengaku bertemu dengan Freddy di Lapas Nusakambangan, pada 2014 lalu setelah menerima undangan dari sebuah organisasi gereja.
Kepala Humas BNN, Kombes Slamet mengaku sudah mendengar kabar tersebut. Menurutnya, Kepala BNN Komjen Budi Waseso berkomitmen memberantas peredaran gelap narkotika hingga ke akar-akarnya dan mendukung terciptanya aparat penegak hukum yang bersih.
"Jika terbukti, oknum BNN membantu Freddy Budiman dalam melancarkan bisnis narkobanya, maka BNN akan memberikan sanksi yang tegas dan keras sesuai dengan aturan hukum berlaku," katanya dalam keterangan tertulis kepada merdeka.com, Jumat (29/7).
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Tito Karnavian memerintahkan Kadiv Humas Irjen Boy Rafli Amar untuk mengusut kebenaran ocehan terpidana mati Freddy Budiman. Tito ingin mengetahui identitas jelas polisi dan anggota BNN yang memanfaatkan Freddy.
"Kita ingin tahu apakah beliau (Haris) ada nama jelas dan buktinya," tutur mantan Kapolda Metro itu.