BNPB: 69 Meninggal Dunia Akibat Bencana di Sulawesi Selatan
Masa tanggap darurat dimulai sejak Rabu (23/1) hingga Rabu (6/2) yang dapat diperpanjang berdasarkan kondisi di lapangan.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat hingga hari ini korban meninggal dunia akibat banjir, longsor dan puting beliung di Sulawesi Selatan mencapai 69 orang. Sementara tujuh lainnya dilaporkan belum ditemukan.
"Selain itu, tujuh orang hilang, 48 orang luka-luka dan 9.429 orang mengungsi," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho, melalui pesan tertulis di Jakarta, Senin (28/1).
-
Kapan wilayah di Denpasar dan Badung dilanda banjir? Sejumlah wilayah di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung, dilanda banjir akibat hujan deras atau cuaca ekstrem, pada Kamis (4/4).
-
Kapan banjir dan longsor terjadi di Pesisir Selatan? Untuk diketahui 9 dari 19 Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat (Sumbar) terendam banjir akibat tingginya intensitas hujan yang menguyur wilayah tersebut pada Kamis, (7/3).
-
Siapa yang terdampak bencana banjir dan longsor di Pesisir Selatan? Dia mengatakan, data sementara hingga Senin (11/3), 21.000 keluarga (KK) terdampak dengan kerusakan rumah, fasilitas umum, lahan pertanian dan peternakan, yang ditimbulkan bencana itu.
-
Mengapa banjir dan longsor terjadi di Pesisir Selatan? Untuk diketahui 9 dari 19 Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat (Sumbar) terendam banjir akibat tingginya intensitas hujan yang menguyur wilayah tersebut pada Kamis, (7/3).
-
Di mana saja lokasi yang terdampak banjir dan longsor di Pesisir Selatan? "Paling parah terjadi di Kecamatan XI Koto Tarusan, Kecamatan IV Jurai, Kecamatan Batang Kapas, Kecamatan Lengayang dan Kecamatan Sutera," tuturnya.
-
Di mana banjir terjadi di Semarang? Banjir terjadi di daerah Kaligawe dan sebagian Genuk.
Sutopo mengatakan, banjir, longsor dan puting beliung terjadi di 21 desa di 78 kecamatan yang tersebar di Kabupaten Jeneponto, Maros, Gowa, Kota Makassar, Soppeng, Wajo, Barru, Pangkep, Sidrap, Bantaeng, Takalar, Selayar, dan Kabupaten Sinjai.
Bencana menyebabkan 559 rumah rusak. Meliputi 33 hanyut, 459 rusak berat, 37 rusak sedang, 25 rusak ringan dan 5 tertimbun, 22.156 rumah terendam, 15,8 kilometer jalan terdampak, 13.808 hektare sawah terdampak serta 34 jembatan, dua pasar, 12 fasilitas peribadatan, delapan Fasilitas pemerintah, dan 65 sekolah rusak.
"Guna mempermudah dan mempercepat penanganan bencana Gubernur Sulsel telah menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari," kata Sutopo.
Masa tanggap darurat dimulai sejak Rabu (23/1) hingga Rabu (6/2) yang dapat diperpanjang berdasarkan kondisi di lapangan. "Penetapan status darurat oleh Gubernur untuk mempermudah akses, baik penggunaan anggaran dari alokasi belanja tak terduga di APBD dan penggunaan dana siap pakai di BNPB," katanya.
Status tanggap darurat juga untuk mempermudah akses pengerahan personil, logistik, peralatan, pengadaan barang dan jasa, serta adminsitrasi. "Intinya, agar penanganan dampak bencana dapat dilakukan cepat, tepat dan akurat," ujarnya.
Baca juga:
Kemensos Pastikan Santunan Ahli Waris Korban Banjir Sulsel Segera Disalurkan
Wapres Jusuf Kalla Tinjau Lokasi Banjir di Sulawesi Selatan
Wapres JK Terbang ke Makassar Tinjau Bencana Banjir
Korban Banjir di Makassar Terjangkit Penyakit Kulit, Ispa dan Diare
Update Data Kerusakan dan Sebaran Bencana Alam di Sulsel
Permudah Akses Warga, Jembatan Darurat Dibangun di Lokasi Banjir Gowa
Tim SAR Cari Korban Longsor di Kabupaten Gowa