BNPB Gunakan 'Peta Bencana' Bangun Kesadaran Masyarakat Hadapi Bencana
Udrekh menjelaskan, platform itu telah terintegrasi dengan aplikasi pemantauan bencana milik BNPB yakni InAWARE, yang dapat memberikan informasi-informasi terkait dengan bencana alam yang terjadi di suatu daerah.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggunakan salah satu platform digital bernama Peta Bencana sebagai salah satu langkah untuk membangun kesadaran masyarakat agar dapat terhindar dari bencana alam.
“Karena dia multi platform (berbagai macam media), artinya bisa dikirim dari berbagai platform yang disukai oleh masyarakat. Sehingga dia bisa mendapatkan banyak sekali masukkan (informasi bencana alam) dari situ,” kata Direktur Sistem Penanggulangan Bencana Dr. Ir. Udrekh dalam acara daring “Memfasilitasi Inklusi dalam Manajemen Bencana” di Jakarta, Rabu (15/9).
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Kapan BBNKB dikenakan? BBNKB berlaku bila seseorang melakukan transaksi jual beli mobil bekas dan akan dikenakan biaya balik nama sehingga kendaraan tersebut memiliki nama sesuai dengan pemilik atau pembelinya.
-
Kapan Kepala BPIP meresmikan Pojok Taman Baca Pancasila di bantaran Kali Code Yogyakarta? Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof Yudian Wahyudi, meresmikan Pojok Taman Baca Pancasila sekaligus membagikan Program Basis (Bantuan Atasi Stunting) berupa pemberian makanan sehat serta pemberian paket belajar kepada anak-anak Bantaran Kali Code Yogyakarta, Senin (28/8/23).
-
Kenapa Kepala BPIP meresmikan Pojok Taman Baca Pancasila di bantaran Kali Code Yogyakarta? Yudian mengatakan, anak-anak merupakan harapan kepemimpinan masa depan bangsa dan Pojok Taman Baca Pancasila sebagai bentuk gotong royong untuk turut mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana yang diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.
-
Apa yang dimaksud dengan PBI BPJS? PBI BPJS merupakan bagian dari program pemerintah yang bertujuan untuk menanggung biaya iuran BPJS Kesehatan bagi individu atau kelompok yang memenuhi kriteria sebagai penerima bantuan.
Udrekh menjelaskan, platform itu telah terintegrasi dengan aplikasi pemantauan bencana milik BNPB yakni InAWARE, yang dapat memberikan informasi-informasi terkait dengan bencana alam yang terjadi di suatu daerah.
Melalui Peta Bencana tersebut, kata dia, masyarakat dapat saling merangkul untuk meningkatkan rasa kepedulian dan keinginan menerima serta berbagi informasi yang berhubungan dengan suatu bencana.
Berbagai informasi yang dibagikan dalam Peta Bencana, dapat menjadi sebuah informasi berkualitas karena dapat membantu penanggulangan risiko bencana lebih dini. Hal tersebut dapat terjadi karena informasi dalam Peta Bencana lebih cepat menyebar dibandingkan dengan informasi yang disebarkan oleh suatu kementerian atau lembaga lainnya.
“Bagaimana mereka memiliki sebuah kepedulian dan memberikan informasi dengan pemanfaatan beragam teknologi. Karena memang di Peta Bencana sendiri, tidak hanya satu sumber (media saja yang digunakan) untuk bisa menginput yaitu mampu memberikan informasi yang jauh lebih cepat daripada di kementerian lembaga atau lainnya,” ujar dia.
Udrekh juga menyebutkan bahwa informasi-informasi yang dibagikan oleh masyarakat, dapat membantu pihaknya untuk mendapatkan lebih banyak informasi melalui sistem crowdsourching (metode menampung banyak orang untuk mencapai suatu tujuan) yang ada dalam situs itu.
“Informasi yang disampaikan bisa terfilter (tersaring) dan dari hasil yang ada itu, bisa memberi informasi kecepatan respon kita terhadap kejadian bencana. Tentunya kedua data (dari InAWARE dan Peta Bencana) itu dapat kita olah menjadi sebuah pengetahuan bagi upaya mitigasi ke depan,” kata Udrekh.
Direktur Yayasan Peta Bencana Nashin Mahtani mengatakan Peta Bencana dapat membantu berbagi informasi bencana yang terjadi di Indonesia secara real time (waktu nyata suatu kejadian).
Ia menjelaskan, situs tersebut akan bekerja dengan mendeteksi suatu kata yang dibagikan masyarakat, di berbagai media sosial yang berhubungan dengan bencana alam. Kemudian mengirimkan pesan otomatis kepada para pengguna untuk mengetahui bencana tersebut lebih lanjut. Apabila pengguna tersebut melaporkan benar telah terjadi bencana di suatu daerah, laporan-laporan tersebut akan langsung ditampilkan di situs Peta Bencana.
“Ketika pengguna mengirimkan laporan mereka, laporan-laporan ini segera ditampilkan di situs Peta Bencana yang merupakan situs website yang sangat ringan datanya dan situs website mobile centric artinya dapat diakses oleh siapa saja,” ujar dia.
Ia membeberkan di dalam Peta Bencana, biasanya informasi yang dibagikan oleh masyarakat tidak hanya berbicara soal banjir. Tetapi juga tanah longsor, kebakaran hutan, gunung berapi, gempa bumi dan tsunami termasuk fasilitas dan infrastruktur yang rusak akibat bencana alam tersebut.
Nashin mengatakan pada saat terjadi bencana, masyarakat akan sibuk membagikan informasi secara cepat di berbagai platform media sosial. Sehingga dapat mencegah terjadinya suatu kesenjangan informasi pada saat bencana terjadi serta membantu warga dalam memberikan kesadaran situasional dan dukungan keputusan.
“Peta bencana membuktikan bahwa pengumpulan dan visualisasi data berbasis komunitas dapat mengurangi risiko bencana dan membantu upaya penyelamatan secara gotong royong digital,” kata dia.
Baca juga:
Sumsel Masuk Musim Hujan, BMKG Peringatkan Ancaman Bencana Hidrometeorologi
Seorang Warga Meninggal akibat Banjir di Lebak, Kerugian Materi Rp4,8 Miliar
BMKG Peringatkan Potensi Bencana Hidrometeorolofi di 4 Provinsi
18 Bencana Terjadi di Tasikmalaya dalam Dua Hari
Hujan Lebat Selama 4 Jam Picu Banjir di Lebak Banten
Tanah Kerap Bergetar, Penyebab Longsor di Rumpin Bogor Diduga dari Tiang Pancang
BMKG Prakirakan Hujan Lebat Landa Bali hingga Besok, Warga Diimbau Waspada