BNPB: Lima Provinsi Berstatus Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan
Agus menjelaskan, provinsi yang paling banyak titik panas adalah Riau. Karena itu, BNPB sudah melakukan operasi pengeboman air melalui udara. Terdapat 17 helikopter dari berbagai kementerian/lembaga, TNI/Polri, dan swasta yang disiagakan di Riau.
Pelaksana Harian Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo mengatakan titik panas kebakaran hutan dan lahan diperkirakan masih akan terus bertambah.
"Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memperkirakan musim kering masih akan terjadi selama beberapa bulan. Karena itu, titik panas diperkirakan masih akan bertambah," katanya seperti dilansir dari Antara, Kamis (1/8).
-
Kenapa pondok perambah hutan dibakar? Petugas Balai Taman Nasional Tesso Nillo menemukan pondok yang dibangun perambah kawasan dilindungi. Tanpa basa basi, pondok itu langsung dibakar.
-
Kapan kebakaran hutan terjadi? Sebelumnya AR diburu polisi karena diduga membakar hutan milik Perhutani pada 21 Oktober lalu.
-
Di mana kebakaran hutan tersebut terjadi? Ia diduga membakar area hutan milik Perhutani seluas 5 hektare, setengah dari total luas hutan tersebut, yaitu 10 hektare.
-
Bagaimana hutan awan terbentuk? Ketika udara tersebut naik dan mendingin, awan terbentuk saat bertemu dengan lereng gunung yang tinggi. Melalui fenomena ini, awan menyaring melalui tajuk pepohonan di mana uap air pada daun atau jarum pohon bergabung menjadi tetesan yang lebih besar.
-
Kapan Hutan Pinus Pengger buka? Hutan Pinus Pengger buka setiap hari mulai pukul 07.00 pagi hingga 17.00 sore.
-
Dimana pondok perambah hutan dibakar? Pondok pertama ada di koordinat 0.241583 S, 101.912962 E.
Dia mengungkapkan, pasukan TNI sudah dikirimkan untuk mencegah pembakaran hutan ke lima provinsi yang sudah menyatakan status darurat kebakaran hutan dan lahan. Lima provinsi tersebut yaitu Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.
Jambi juga menjadi salah satu provinsi yang menjadi fokus pencegahan kebakaran hutan dan lahan, tetapi baru menyatakan status darurat pada 23 Juli 2019.
"Total sudah ada 5.679 personel TNI yang dikirimkan ke lima provinsi. Di Jambi belum dikirimkan karena baru saja menyatakan status darurat," ujarnya.
Agus menjelaskan, provinsi yang paling banyak titik panas adalah Riau. Karena itu, BNPB sudah melakukan operasi pengeboman air melalui udara. Terdapat 17 helikopter dari berbagai kementerian/lembaga, TNI/Polri, dan swasta yang disiagakan di Riau.
"Teknologi modifikasi cuaca sudah dilakukan meskipun hasilnya hujan yang tidak merata cukup berhasil memadamkan sebagian kebakaran hutan dan lahan," terangnya.
Hingga Selasa (30/7) pukul 08.00 WIB, total sebaran titik panas di seluruh Indonesia sebanyak 433 titik, dengan provinsi Riau yang terbanyak, yaitu 132 titik, disusul Kalimantan Tengah 38 titik.
Selama 2019, lima provinsi dengan titik panas terbanyak adalah Riau (3.418), Nusa Tenggara Timur (1.660), Kalimantan Barat (1.134), Kalimantan Tengah (1.100), dan Kepulauan Riau (793).
Total luas lahan terbakar hingga 29 Juli 2019 pukul 08.00 WIB adalah 42.740,42 hektare di seluruh Indonesia. Riau mengalami kebakaran hutan dan lahan terluas, yaitu 27.583 hektare.
Baca juga:
2 Hektare Semak Belukar di Ogan Ilir Kembali Terbakar
Banyak Hutan dan Lahan di Riau Terbakar, Gubernur Sebut Belum Mengkhawatirkan
Kebakaran Hutan Gunung Arjuno Capai 70 Hektare
Hotspot di Sumsel Tersebar Luas, Terbanyak di Kabupaten OKI
Kebakaran Lahan di Riau, 5 Perusahaan Dinyatakan Lalai
Petugas Kesulitan Padamkan Kebakaran Hutan di Pelalawan