BNPB Sebut Kekeringan Berpotensi Picu Kebakaran Hutan dan Lahan
Mengutip data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Doni mengungkapkan per 8 Juli 2019, total luas hutan dan lahan yang terbakar mencapai 30.477 hektare.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan, kekeringan yang melanda sejumlah daerah di Indonesia berpotensi memicu kebakaran hutan dan lahan. Temuan itu disampaikan Kepala BNPB dalam rapat terbatas mengenai antisipasi dampak kekeringan di Istana Negara, Jakarta hari ini.
"Potensi cuaca kering di beberapa wilayah lain dapat memicu kebakaran hutan dan lahan (karhutla)," kata Doni di Istana Negara, Jakarta, Senin (16/7).
-
Di mana kebakaran hutan tersebut terjadi? Ia diduga membakar area hutan milik Perhutani seluas 5 hektare, setengah dari total luas hutan tersebut, yaitu 10 hektare.
-
Kapan kebakaran hutan terjadi? Sebelumnya AR diburu polisi karena diduga membakar hutan milik Perhutani pada 21 Oktober lalu.
-
Kapan Hutan Pinus Pengger buka? Hutan Pinus Pengger buka setiap hari mulai pukul 07.00 pagi hingga 17.00 sore.
-
Kenapa pondok perambah hutan dibakar? Petugas Balai Taman Nasional Tesso Nillo menemukan pondok yang dibangun perambah kawasan dilindungi. Tanpa basa basi, pondok itu langsung dibakar.
-
Bagaimana hutan awan terbentuk? Ketika udara tersebut naik dan mendingin, awan terbentuk saat bertemu dengan lereng gunung yang tinggi. Melalui fenomena ini, awan menyaring melalui tajuk pepohonan di mana uap air pada daun atau jarum pohon bergabung menjadi tetesan yang lebih besar.
-
Bagaimana Hutan Babakan Siliwangi menjadi tempat nongkrong kekinian? Terakhir, hutan Babakan Siliwangi direnovasi dan dijadikan tempat untuk berkumpul kalangan anak muda. Di sana ditambahkan fasilitas bangku dan balkon untuk melihat kawasan hutan dan lain-lain.
Mengutip data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Doni mengungkapkan per 8 Juli 2019, total luas hutan dan lahan yang terbakar mencapai 30.477 hektare. Daerah yang teridentifikasi paling parah berada di Riau dengan total mencapai 27.683 hektar.
Kemudian, Kalimantan Barat mencapai 2.274 hektare, Sumatera Selatan 236 hektare, Aceh 142 hektare, Kalimantan Timur 53 hektare, Kalimantan Tengah 27 hektare dan Jambi 4 hektare.
"Lima provinsi, Riau, Sumsel, Kalbar, Kalteng, dan Kalsel telah menetapkan status siaga bencana karhutla," katanya.
BNPB, kata Doni, mendorong jajarannya di daerah dan pihak terkait untuk melakukan upaya pencegahan. Semisal, dengan peningkatan kesejahteraan kepada satuan tugas yang bekerja di lapangan, pengembangan potensi ekonomi lokal, pengembangan kapasitas dalam mengelola hutan dan lahan serta pengolahan hasil produksi hutan dan lahan menjadi nilai tambah.
Doni menambahkan, Presiden Jokowi telah memberikan arahan agar BNPB segera melakukan persiapan mengatasi karhutla sejak 16 Februari 2018 lalu. "Titik api harus dipadamkan sejak dini," tegasnya.
Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan, lebih dari 1.900 desa yang tersebar di 79 Kabupaten dan tujuh provinsi dilanda kekeringan. Menurut Kepala BNPB Doni Monardo, desa terdampak paling banyak berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan jumlah 851 desa, selanjutnya Jawa Timur 566 desa, Nusa Tenggara Barat 302, Jawa Tengah 147, DI Yogyakarta 78, Jawa Barat 42 dan Bali 25.
"Total desa terdampak kekeringan tersebut berjumlah 1.969 desa," kata Doni dalam rapat terbatas mengenai antisipasi dampak kekeringan di Istana Negara, Jakarta, Senin (16/7/2019).
Demi mengantisipasi dampak dari bencana kekeringan, kata Doni, pihaknya telah melakukan beberapa strategi penanganan dengan cara menyiapkan suplai air bersih. Hal itu diejawantahkan dengan langkah konkret seperti menambah mobil tangki, hidran umum dan sumur bor.
Selain itu, tutur Doni, BNPB akan mendukung dengan operasi hujan buatan. "Langkah taktis cepat yang dilakukan oleh BPBD yaitu distribusi air bersih kepada warga," paparnya.
Reporter: Yopi Makdori
Baca juga:
Cerita Prajurit TNI AD Lewati 'Medan Barat' Patroli Karhutla ke Pelosok Hutan TNTN
Hingga Juli, Lahan di Aceh yang Terbakar seluas 221 Hektare
Hari Ini, Hotspot di Sumsel Terpantau Ada 9 Titik
3 Hektare Lahan PTPN dan Semak Belukar di Ogan Ilir Terbakar
Kepala BNPB Lepas 1.500 Personel Gabungan Cegah Karhutla Riau