BNPB Terjunkan Tim Terpadu ke Enam Provinsi Siaga Kebakaran Hutan
1500 orang bakal diterjunkan dalam satu provinsi.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan lembaga terkait menyiapkan tim terpadu untuk diterjunkan ke provinsi siaga kebakaran hutan. Tim terpadu tersebut bakal fokus edukasi masyarakat supaya tidak melakukan pembakaran.
Deputi Logistik dan Peralatan BNPB Dody Kuswandi menyebut 1500 orang bakal diterjunkan dalam satu provinsi. Terdiri dari kurang lebih seribu anggota TNI dan dua ratusan anggota Polri.
-
Kenapa pondok perambah hutan dibakar? Petugas Balai Taman Nasional Tesso Nillo menemukan pondok yang dibangun perambah kawasan dilindungi. Tanpa basa basi, pondok itu langsung dibakar.
-
Kapan kebakaran hutan terjadi? Sebelumnya AR diburu polisi karena diduga membakar hutan milik Perhutani pada 21 Oktober lalu.
-
Di mana kebakaran hutan tersebut terjadi? Ia diduga membakar area hutan milik Perhutani seluas 5 hektare, setengah dari total luas hutan tersebut, yaitu 10 hektare.
-
Bagaimana hutan awan terbentuk? Ketika udara tersebut naik dan mendingin, awan terbentuk saat bertemu dengan lereng gunung yang tinggi. Melalui fenomena ini, awan menyaring melalui tajuk pepohonan di mana uap air pada daun atau jarum pohon bergabung menjadi tetesan yang lebih besar.
-
Kapan Hutan Pinus Pengger buka? Hutan Pinus Pengger buka setiap hari mulai pukul 07.00 pagi hingga 17.00 sore.
-
Dimana pondok perambah hutan dibakar? Pondok pertama ada di koordinat 0.241583 S, 101.912962 E.
"Nanti mereka akan masuk ke desa-desa, akan bermukim di rumah-rumah penduduk. Mencoba beradvokasi berdialog dengan penduduk. Jadi biar lebih dekat dengan penduduk, mereka juga bisa memahami situasi," ujar Dody di kantor BNPB, Matraman, Jakarta Timur, Kamis (4/7).
BNPB juga telah menyiagakan helikopter di provinsi siaga untuk pemadaman api. Serta sistem penegakkan hukum tetap berjalan terhadap pelaku pembakaran.
Provinsi yang dipusatkan adalah Jambi, Sumatera Selatan, Riau, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan. Enam daerah tersebut tergolong siaga kebakaran hutan.
"Karena memang dari enam provinsi ini lah jumlah gambut yang terbanyak. Jadi inilah yang memang berbahaya," kata Dody.
Dody menjelaskan, target tim terpadu ini untuk mengubah kebiasaan masyarakat terhadap hutan. Contohnya, bagaimana mengubah kebiasaan membakar itu agar dihentikan. Pihaknya pun mengakui, masyarakat membakar karena masalah ekonomi.
Sementara itu, Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Raffles B. Panjaitan, menjelaskan langkah yang sudah ditempuh adalah dengan sosialisasi kepada masyarakat. Edukasi itu berupa pemanfaatan sisa kayu.
Kayu bekas yang biasanya masyarakat bakar, bisa diolah kembali menjadi berikat arang, cuka kayu sampai kompos. Program tersebut yang mereka akan galakkan.
"Kalau mereka tidak membakar tidak akan ada api. Makanya mengubah paradigma mengubah culture merubah sifat orang supaya tidak membakar itu ga bisa seperti membalikkan tangan, tapi sekarang makin baik. Kesadaran masyarakat sudah Tinggi," jelas Raffles.
Baca juga:
2 Helikopter Padamkan Kebakaran 40 Hektare Lahan di Rokan Hilir
Musim Kemarau, Banyak Wilayah di Sumsel Terancam Kebakaran Hutan Lahan
Bebas dari Kebakaran Hutan Lahan, 30 Desa di Riau Dapat Rp4,25 Miliar
300 Desa di Sumatera Selatan Rawan Kebakaran Hutan
Gubernur Sumsel Duga Salah Satu Sebab Karhutla Akibat Pantulan Matahari ke Kaca Mobil