Bos AirAsia tak merasa melanggar rute Surabaya-Singapura
"Tak elok menjawabnya, kami sedang berduka. Kami tidak merasa melakukan pelanggaran," ujarnya.
Terhitung mulai 2 Januari 2015, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) membekukan izin terbang AirAsia rute Surabaya-Singapura. Sanksi ini diberikan lantaran maskapai asal Malaysia itu dinilai melakukan pelanggaran waktu operasional pada rute tersebut.
Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Perhubungan Udara No AU.008/30/6/DRJU.DAU-2014 tertanggal 24 Oktober 2014 perihal izin penerbangan luar negeri periode winter 2014/2015, rute Surabaya-Singapura yang diberikan kepada Indonesia AirAsia adalah hari Senin, Selasa, Kamis, dan Sabtu. Namun AirAsia juga terbukti juga membuka layanan pada hari Minggu (28/12).
Pesawat QZ8501 berpenumpang 155 orang dan 7 awak, pada hari itu terbang dari Surabaya ke Singapura. Tak lama setelah lepas landas, pesawat ini diduga jatuh di sekitar Teluk Karimata, Pangkalanbun.
Salah satu bos maskapai penerbangan AirAsia Dato Kamarudin bin Meranum ketika dimintai komentarnya terkait pelanggaran tersebut, enggan memberikan jawaban. Ia berdalih saat ini sedang dalam suasana berkabung. Apalagi 5 kru AirAsia lainnya hingga saat ini belum diketahui nasibnya.
"Saat ini kami masih dalam suasana perkabungan, sehingga tidak elok memberikan pernyataan-pernyataan yang bisa memancing polemik. Kita dalam suasana kedukaan yang mendalam akibat musibah ini. Biarlah ada pihak yang mengatakan begitu, tapi kami belum bisa memberikan komentar," ujar Kamarudin kepada wartawan di sela pemakaman jenazah Wismoyo Ari Prambudi, di TPU Ngasemrejo, Jetak Lor, Klaten, Senin (5/1).
Saat wartawan mencoba mendesaknya, Kamarudin kembali menolak untuk memberikan tanggapan. Ia menegaskan proses pencarian korban, termasuk awak kabin AirAsia dan proses evakuasi korban jauh lebih penting dan mendesak untuk dibicarakan. Lebih lanjut Kamarudin mengatakan, ada 7 karyawan AirAsia menjadi korban jatuhnya pesawat. Dua diantaranya sudah ditemukan. Ia mengaku sangat terpukul atas kejadian tersebut.
"Tak elok menjawabnya, kami sedang berduka. Kami tidak merasa melakukan pelanggaran, tapi tanyakan saja kepada yang mengatakan. Yang penting saat ini bagi kami adalah menemukan para korban dan menghormati suasana duka ini," tuturnya.
Saat ditanyakan mengenai santunan dan tanggung jawab maskapai terhadap awak kabin yang menjadi korban, ia mengaku akan bertanggung jawab. "Mereka itu keluarga kami, keluarga mereka juga keluarga kami, anak mereka juga anak kami. Jadi pendidikan anak-anak mereka harus kami jamin," tuturnya.
Baca juga:
Kapolri: Meski sisa tulang, korban AirAsia bisa diidentifikasi
Moeldoko siapkan 2 pesawat bawa keluarga AirAsia ke Pangkalanbun
Pilot AirAsia dirampok dan terluka di Medan
AirAsia: Mesin pesawat Surabaya-Bandung mati secara otomatis
Rute Surabaya-Singapura dibekukan, AirAsia sarankan via Jakarta
Tim penyelam Rusia pakai kantor kecamatan untuk markas
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
-
Apa yang menjadi penyebab jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501? Selain kesalahan dalam manajemen penerbangan, kurangnya pemahaman awak pesawat terhadap sistem kontrol penerbangan juga menjadi penyebab jatuhnya pesawat.
-
Kenapa AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Bagaimana kondisi cuaca saat AirAsia QZ8501 jatuh? Kondisi cuaca yang buruk, termasuk awan tebal dan hujan deras, menjadi faktor yang sangat memengaruhi kejadian tersebut.
-
Dimana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 30 Desember 2014, badan pesawat dan puing-puing lainnya ditemukan di dasar laut Selat Karimata.
-
Siapa Aero Aswar? Aero Aswar bukanlah individu biasa; ia merupakan seorang atlet jet ski yang telah meraih banyak prestasi.