Bripda Nina kenalkan anak SD alat tempur & cara jinakkan bom
Pelatihan serta memperkenalkan berbagai macam alat tempur melawan teror ini berlangsung di markas Gegana Polda Aceh.
Bripda Nina Octoviana (22) pasukan antiteror Gegana Brimob Aceh, dengan seragam polisi abu-abu dan coklat berdiri di depan puluhan murid Sekolah Dasar (SD) Teuku Nyak Arief Fatih Bilingual School. Kali ini Nina memperkenalkan berbagai jenis bahan peledak, senjata.
Nina yang biasa terlihat garang di lapangan saat latihan dengan membawa senapan mesin jenis Steyr AUG, tidak terlihat di depan anak-anak SD.
Bripda Nina menjelaskan satu-persatu fungsi dan peralatan yang sering digunakan saat bertempur. Termasuk dampak ledakan, serta penanganan yang dilakukan tim penjinak bom.
Pelatihan serta memperkenalkan berbagai macam alat tempur melawan teror ini berlangsung di markas Gegana Polda Aceh. Acara ini berjalan santai dan penuh keceriaan. Sesekali tepuk tangan dan canda tawa tidak menggambarkan sosok Nina, seorang perempuan perkasa yang bergabung dalam pasukan antiteror.
Nina pun dengan sabar melayani setiap pertanyaan dari siswa SD tersebut. Meskipun pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan konyol dan berulang-ulang, Bripda Nina dengan sabar melayaninya semua pertanyaan.
"Ini alat apa," tanya Bripda Nina pada siswa SD sambil mengangkat senjata buatan Indonesia yang diproduksi oleh Pindad jenis senjata SS2.
"Kita harus bangga pada bangsa Indonesia yang mampu memproduksi senjata yang canggih ini, selain itu ada juga senjata sniper, ini juga buatan Indonesia," jelasnya pada anak SD. Anak-anak SD ini pun antusias mendengarkan setiap penjelasan dari Bripda Nina.
Sementara itu, Kepala Sub Detasemen I (Kasubden I) AKP Akmal mengatakan, pelatihan ini sendiri bertujuan untuk meredam dampak buruk game yang dominan berorientasi kekerasan. Selain itu, anak-anak juga diperkenalkan seluk beluk cara kerja polisi khususnya tim penjinak bom.
"Memang sengaja kita lakukan kegiatan ini memberikan edukasi pada anak-anak, memperkenalkan peralatan dan fungsinya tentang bom atau alat peledak lainnya," imbuh AKP Akmal.
Petugas memperkenalkan beberapa Alsus (Alat Khusus) untuk penanganan teror dan lainnya. Diantaranya Alsus tersebut adalah memperkenalkan pasukan Wanteror cara menangani teror dan lainnya. Kemudian pasukan Jibom (JinakBom) dan terakhir tim SAR.
"Kegiatan ini juga bagian dari upaya pihak kepolisian melakukan Reformasi Birokrasi Polri (RPP)," tegasnya.
Salah seorang guru Teuku Nyak Arief Fatih Bilingual School, Cut Lina Keumala Sari, menyatakan lewat memperkenalkan cara kerja para penjinak bom ini juga diharapkan mampu membuat anak tidak terpengaruh efek negatif dari film dan program televisi yang menayangkan kekerasan.
"Agar anak-anak memahami cara kerja brimob khususnya penjinak bom," kata Cut Lina.
Pelatihan ini berlangsung selama tiga hari, sedikitnya 197 orang anak ikut serta secara bergantian. Kegiatan ini sendiri dianggap efektif dalam membantu anak-anak membangun cita-citanya.
"Agar anak-anak memahami dunia nyatanya, ternyata Brimob itu tidak menyeramkan, dan anak tahu oh ini alatnya, oh ini penjinak bom dan bagaimana mereka menjinakkan bomnya," jelas Cut Lina.
Selain diperkenalkan berbagai jenis bom dan daya ledaknya serta bagaimana menanganinya, anak-anak juga diajak bermain keliling markas Brimob menggunakan mobil rantis.