'Buat apa Jokowi copot Kabareskrim, mau bikin kisruh internal?'
Selama ini Komjen Suhardi Alius dinilai tidak punya masalah.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara mendadak mencopot Komjen Pol Suhardi Alius dari jabatan Kepala Bareskrim Polri. Suhardi dikabarkan juga sudah dipindahtugaskan ke Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas). Sementara kabar santer yang beredar, posisi kabareskrim saat ini akan dialihkan kepada Irjen Budi Waseso.
Pengamat kepolisian, Bambang Widodo Umar mengaku khawatir mutasi mendadak di dalam lingkungan Polri dapat memecah belah Korps Bhayangkara. Apalagi, jika pergantian jabatan tinggi kepolisian terdapat intervensi dari luar dengan mengubah-ubah susunan personel.
"Personel pejabat tinggi masih kondusif, tidak ada masalah, tidak perang-perangan, mungkin ada kecemburuan, kenapa musti diubah-ubah. Jangan sampai ubah-ubah ini akan jadi masalah jadi rumit lagi," tegas Bambang saat berbincang dengan merdeka.com, Jumat (16/1).
Bambang mengaku bingung dengan mutasi besar-besaran di tingkat perwira tinggi tersebut, apalagi perubahan dilakukan sebelum Komjen Pol Budi Gunawan resmi dilantik sebagai Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri). Apalagi, salah satu pejabat yang terkena imbas mutasi itu adalah Komjen Suhardi Alius.
"Budi Gunawan belum dinyatakan, belum dilantik kok ada perubahan. Kalau ini ide Pak Sutarman, saya itu urusan Pak Sutarman, tapi saya khawatir kalau dari luar," lanjut dia.
Menurutnya, kondisi kondusif yang sedang berlangsung saat ini terus dijaga. Namun, jika terjadi intervensi dari luar, termasuk intervensi politik, dia khawatir perpecahan di tubuh Polri seperti era pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid kembali terjadi. Ketika itu, kepolisian terpecah menjadi beberapa faksi.
"Ini pikiran saya, jangan sampai mutasi-mutasi ini ada intervensi dari luar. kalau tidak dijaga baik-baik, bisa timbulkan kontradiksi yang tajam. Seperti 2001, saya sendiri ditangkap, ada kubu Khaeruddin, Salim dan Bimantoro. Yang satu dukung pemerintah yang satu, yang satu dukung pemerintahan yang lain, dan saling bertentangan. Ini yang kita jaga agar tidak terjadi," tutupnya.
Baca juga:
Mutasi jenderal polisi tampak aneh, diduga desakan pihak luar
Prestasi Komjen Suhardi Alius di mata rekan sesama alumni '85
Istana berkelit pencopotan Suhardi Alius urusan Mabes Polri
JK terkejut dengar berita Kabareskrim Komjen Suhardi Alius dicopot
Irjen Budi Waseso: Buat institusi harus ada harga diri
Jadi Kabareskrim, Budi Wasesa siap usut rekening gendut jenderal
Mabes Polri belum terima surat resmi soal pergantian Kabareskrim
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Apa isi dari gugatan terhadap Presiden Jokowi? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
-
Siapa yang meminta tanda tangan Presiden Jokowi? Pasangan artis Vino G Bastian dan Marsha Timothy kerap disebut sebagai orang tua idaman. Pasalnya demi impian sang anak, Jizzy Pearl Bastian, pasangan orang tua ini rela melakukan segala cara.
-
Kapan gugatan terhadap Presiden Jokowi dilayangkan? Dilansir di situs SIPP PTUN Jakarta, Senin (15/1/2024), gugatan itu telah teregister dengan nomor perkara 11/G/TF/2024/PTUN.JKT tertanggal 12 Januari 2024.
-
Kapan Presiden Jokowi meresmikan Bandara Panua Pohuwato? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Bandar Udara Panua Pohuwato di Provinsi Gorontalo.
-
Bagaimana Presiden Jokowi diajak berfoto bersama? Jokowi bersama Menhan, Panglima TNI, dan tiga kepala staf kemudian kompak berfoto bersama menggunakan jaket bomber berwarna biru tua.