Buka Sidang IPU ke-144 di Bali, Jokowi Ajak Parlemen Dunia Selamatkan Iklim
Jokowi mengatakan, Indonesia sangat siap untuk mendukung usaha penyelamatan iklim dengan energi baru terbarukan.
Masalah penyelamatan iklim menjadi tema besar dari Sidang ke-144 The Inter-Parliamentary Union (IPU) yang dihelat di Bali. Dalam pidato pembukaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan dunia harus mengambil tindakan untuk menyelesaikan hal tersebut.
"Transisi energi dari energi fosil ke energi baru terbarukan, dari energi batu bara ke renewable energy, kelihatannya mudah tapi dalam praktiknya itu adalah sesuatu yang sangat sulit di lapangan," kata Jokowi di Mangupura Hall, Bali Internasional Convention Center (BICC), Kabupaten Badung, Minggu (20/3).
-
Bagaimana cara Jokowi mengatasi perubahan iklim? Presiden Jokowi mengatakan ingin mengurangi dampak perubahan iklim yang saat ini terjadi di beberapa negara termasuk Indonesia. ”Karena memang ancaman perubahan iklim sangat bisa kita rasakan dan sudah kita rasakan. Dan, kita tidak boleh main-main terhadap ini, kenaikan suhu bumi, kekeringan, banjir, polusi, sehingga dibutuhkan langkah-langkah konkret untuk mengatasinya,” kata Presiden Jokowi.
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Kenapa Presiden Jokowi mengajak para pemimpin dunia untuk memperkuat pasokan air? Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak para pemimpin dunia untuk memperkuat pemenuhan air bagi kebutuhan 500 juta petani kecil sebagai penyumbang 80 persen pangan dunia.
-
Kenapa Jokowi mengatakan ancaman perubahan iklim itu nyata? “Karena memang ancaman perubahan iklim sangat bisa kita rasakan dan sudah kita rasakan. Dan, kita tidak boleh main-main terhadap ini, kenaikan suhu bumi, kekeringan, banjir, polusi, sehingga dibutuhkan langkah-langkah konkret untuk mengatasinya,” kata Presiden Jokowi.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Di mana Presiden Jokowi mengunjungi panen padi dan gerakan olah tanah? Presiden Jokowi didampingi Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengunjungi panen padi sekaligus gerakan olah tanah dan percepat tanam di hamparan persawahan yang diairi Bendung Daerah Irigasi Gumbasa, Kabupaten Sigi.
Jokowi menambahkan, kesulitan melakukan hal tersebut lebih berat lagi bagi negara-negara berkembang. Sehingga yang menurut Jokowi perlu dibicarakan saat ini adalah soal pendanaan, investasi, dan transfer teknologi yang harus secara nyata segera dilakukan.
"Kalau tidak nyata dilakukan, saya pesimistis perubahan iklim ini betul-betul tidak bisa kita cegah," tegas Jokowi.
Jokowi lalu memamerkan potensi renewable energy yang terkandung di Indonesia. Mulai dari hydro power, Indonesia memiliki 4.400 sungai. Selanjutnya, potensi gheotermal dengan potensi 29 ribu mega Watt, juga potensi membangun PLTU dengan kekuatan angin yang sangat banyak.
"Arus bawah laut sangat banyak, energi matahari sangat melimpah tetapi perlu sebuah investasi besar, perlu sebuah transfer teknologi, perlu pendanaan iklim global yang betul didukung oleh internasional," ucap Jokowi.
Melalui forum internasional ini pun Jokowi menegaskan, bahwa Indonesia sangat siap untuk mendukung usaha penyelamatan iklim dengan energi baru terbarukan. Dia pun mengajak para tamu parlemen internasional agar bisa bergabung dan bergerak bersama Indoensia.
"Saya sangat menghargai apabila seluruh parlemen yang ada di negara-negara anggota IPU bisa memobilisasi bersama pemerintah muncul sebuah keputusan aksi dan nyata, konkret sehingga bisa dilaksanakan di lapangan," pungkas Jokowi.
Reporter: M Radityo Priyasmoro/Liputan6.com
Baca juga:
Terima Kunjungan Delegasi Mesir, Presiden Jokowi Diundang Hadiri KTT Perubahan Iklim
Luhut: Isu Perubahan Iklim Sangat Penting, Jika Suhu Bumi Naik Pulau Kita Tenggelam
3 Fakta Menarik Candi Darling, Aksi Anak Muda Tanam Pohon di Situs Warisan Sejarah
Pupuk Indonesia Gandeng Rekosistem Tekan Emisi Karbon
Mahasiswa Doktoral IPB: 30 Primata Punah di 2050, Dampak Perubahan Iklim Kian Nyata