Bukannya Melerai tapi Merekam, Guru SMAN 11 Makassar Hanya Diberi Sanksi Teguran
Dinas Pendidikan Sulawesi Selatan merespons kasus pengeroyokan terhadap GDR (17) oleh temannya di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 11 Makassar. Mereka di antaranya memberikan sanksi teguran kepada guru yang merekam video dan tidak melerai perkelahian itu.
Dinas Pendidikan Sulawesi Selatan merespons kasus pengeroyokan terhadap GDR (17) oleh temannya di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 11 Makassar. Mereka di antaranya memberikan sanksi teguran kepada guru yang merekam video dan tidak melerai perkelahian itu.
Kepala Disdik Sulsel Setiawan Aswad mengaku telah membahas kasus pengeroyokan di SMAN 11 Makassar. Ia mengungkapkan sudah ada pertemuan antara kepala sekolah dan orang tua murid pascaviral video pengeroyokan itu.
-
Apa yang terjadi di video yang viral? Video berdurasi 20 detik tersebut memperlihatkan seseorang yang diklaim sebagai Gibran yang sedang menggendong bayi sambil mengumandangkan takbir.
-
Kenapa video tersebut viral? Video yang diunggahnya ini pun viral dan menuai perhatian warganet."YaAllah Kau bangunkan aku tengah malam, aku kira aku mimpi saat ku lihat suamiku sedang sujud," tulisnya di awal video yang diunggahnya.
-
Apa yang terjadi dalam video viral tersebut? Video yang menampilkan seorang sopir truk video call dengan keluarga dan menyatakan tak memperbolehkan anaknya jadi polisi viral di media sosial. Video itu diambil di depan kantor Polsek Tebo Tengah, Kabupaten Tebo, Jambi.
-
Kenapa video ini menjadi viral? Video ini viral dan sukses bikin warganet ikut sedih.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
"Kemarin pihak sekolah, UPT, Kabid SMA, kepsek, orang tua kelas 2 dan 3 rapat virtual," ujarnya kepada wartawan, Selasa (21/3).
Selain membahas pengeroyokan itu, Setiawan juga mengungkapkan bahwa pihaknya memberikan sanksi teguran terhadap guru yang merekam video. Guru itu seharusnya melerai siswa yang bertikai, bukan merekam video.
"Guru yang video dapat sanksi teguran. Untuk tidak mengulangi lagi hanya disuruh bikin pernyataan," tegasnya.
Setiawan mengaku hanya memberikan sanksi teguran, karena ada mekanisme. Meski demikian, jika guru tersebut kembali melakukan kesalahan maka akan diberikan sanksi disiplin.
"Bikin surat pernyataan dikarenakan teguran itu kan ada teguran 1, 2 sampai 3 sebelum ada sanksi disiplin," tuturnya.
Terpisah, ayah GDR, Idiamin Sartian mengatakan, akibat pengeroyokan itu, anaknya lebam di sejumlah tubuhnya. Idiamin bahkan menyebut pihak SMAN 11 Makassar tidak memberikan informasi penyebab anaknya dikeroyok.
"Tidak ada satu pun siswa maupun guru sekolah memberikan informasi. Sampai akhirnya saya mendapatkan video pengeroyokan itu dan akhirnya viral," tuturnya.
Idiamin menjelaskan, pengeroyokan tersebut terjadi Jumat (18/3), saat korban hendak pulang. Korban kaget melihat rekannya dikeroyok oleh kakak kelasnya.
"Saat itu anak saya hendak pulang, ia melihat rekannya dikeroyok oleh kakak kelasnya. Anak saya berusaha menghindar saat dipanggil oleh pelaku. Namun korban yang berusaha menghindar tiba-tiba dipegang pelaku seketika itu dikeroyok," ungkapnya.
Idiamin mengaku anaknya sempat berusaha kabur dan menuju ke ruang guru untuk melapor. Tapi tak sampai di ruang guru, GDR kembali dikeroyok.
Atas kasus pengeroyokan tersebut, Idiamin melapor ke Kepolisian Sektor Tamalate. Video pengeroyokan tersebut menjadi bukti laporan.
"Saya sudah melaporkan peristiwa pengeroyokan yang dialami anak saya. Anak saya menderita lebam di sekujur tubuhnya," kata dia.
Idiamin mengungkapkan kejadian pengeroyokan oleh kakak kelas tidak hanya menimpa anaknya, tetapi ada lainnya. "Tidak hanya anak saya yang jadi korban pengeroyokan dilakukan oleh kakak kelasnya. Tapi ada pula rekannya yang lain," ucapnya.
Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Tamalate Inspektur Satu Ali Jaras membenarkan adanya laporan dari orang tua siswa SMAN 11 Makassar yang menjadi korban pengeroyokan. Ali mengaku pihaknya masih melakukan penyelidikan
"Kita masih penyelidikan untuk mendalami para siswa yang terlibat dalam aksi pengeroyokan itu," ucapnya.