Bulan Haji Agus Salim di merdeka.com, memimpin itu menderita
"Kepandaiannya luar biasa. Dalam seratus tahun hanya lahir satu manusia semacam itu," Bung Hatta tentang Agus Salim.
Dunia mengakuinya sebagai negarawan besar Indonesia. Bung Karno dan Bung Hatta menjulukinya sebagai The Grand Old Man, Orang Besar yang Sudah Tua.
"Haji Agus Salim adalah seorang ulama dan intelek. Saya pernah meneguk air yang diberikan oleh Haji Agus Salim sambil duduk ngelesot di bawah kakinya. Saya merasa berbahagia bahwa saya ini dulu dapat minum air pemberian Tjokroaminoto, dan minum air pemberian Agus Salim," demikian Bung Karno.
Solichin Salam, wartawan penulis biografi Agus Salim mengutip kesaksian dari Bung Hatta tentang Agus Salim. "Kepandaiannya luar biasa. Dalam seratus tahun hanya lahir satu manusia semacam itu," demikian Bung Hatta.
"Kalau kita hendak menggunakan kualifikasi intelektual brilian pada salah satu putra Indonesia, maka saya rasa yang paling pertama tepat ialah pada Haji Agus Salim," demikian kata negarawan M Natsir.
Haji Agus Salim adalah wartawan, sastrawan, ulama, ahli bahasa, diplomat, dan politikus dengan jejak-jejak keteladanan yang tak akan lekang oleh zaman. Haji Agus Salim meninggalkan warisan-warisan pemikiran yang akan terus dikenang generasi demi generasi bangsa ini.
Haji Agus Salim lahir di Kota Gadang, Bukittinggi pada 1884. Dia putra seorang jaksa kepala di Tanjung Pinang, Riau. Pendidikan Agus Salim dimulai dari Europeesche Lagere School (ELS) atau sekolah khusus anak-anak Eropa. Dia lantas melanjutkan ke Hoogere Burgerschool (HBS) di Batavia. Agus Salim adalah lulusan terbaik dari tiga HBS di Hindia Belanda saat itu.
Setelah lulus, Salim bekerja sebagai penerjemah dan pembantu notaris pada sebuah kongsi pertambangan di Indragiri. Di usia yang sangat muda ini, Agus Salim sudah berhasil menguasai sedikitnya tujuh bahasa asing yakni Arab, Belanda, Inggris, Turki, Prancis, Jepang, dan Jerman.
Kecerdasan dan kepiawaian Agus Salim dalam diplomasi ternyata menarik minat negara dan penjajah saat itu yakni Belanda. Belanda menawarkan kepadanya untuk menjadi penerjemah pada Konsulat Belanda di Jeddah pada tahun 1906 sampai 1911.
Pada saat di Mekkah itulah Salim mendalami ilmu agama dengan pamannya Syeikh Khatib al-Minangkabawi yang saat itu menjadi Imam di Masjidil Haram. Pada 1915, Salim meniti karier dengan malang melintang di dunia jurnalistik. Kepribadian Agus Salim yang tegas membuat setiap tulisannya di Neratja maupun Bataviasch Nieuwsblad selalu tajam dan mengandung kritikan pedas dalam membakar semangat kemerdekaan rakyat Indonesia.
Dunia jurnalistik ternyata bukan pelabuhan akhir karier Agus Salim di mana dia juga memutuskan untuk terjun ke dunia politik sebagai pemimpin Sarekat Islam. Pada 1946 sampai 1950 dia menjadi bintang dalam percaturan politik Indonesia.
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, Agus Salim diangkat menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung. Selain itu Salim juga dipercaya sebagai Menteri Muda Luar Negeri dalam Kabinet Syahrir I dan II serta menjadi Menteri Luar Negeri dalam Kabinet Hatta.
Menurut catatan harian Prof Schermerhorn, pemimpin delegasi Belanda dalam perundingan Linggajati, Agus Salim adalah orang yang sangat pandai. Seorang jenius yang mampu bicara dan menulis dengan sempurna sedikitnya dalam sembilan bahasa. Hanya satu kelemahan dari Haji Agus Salim, yaitu hidup melarat.
Kehidupan Haji Agus Salim tidak hanya sederhana, bahkan mendekati miskin. Keluarga Haji Agus Salim pernah tinggal di Gang Lontar Satu di Jakarta. Kalau menuju ke Gang Lontar Satu, harus masuk dulu ke Gang Kernolong, kemudian masuk lagi ke gang kecil. Bisa dibayangkan, mana ada pejabat sekarang yang tinggal di "cucu" gang.
Kini, persis di bulan politik, bulan pencoblosan Pemilu 2014, merdeka.com akan mengulas sosok Haji Agus Salim sebulan lamanya. Setidaknya, masyarakat akan selalu mengenang prinsip yang selalu dijalani Haji Agus Salim, leiden is lijden (memimpin adalah menderita). Prinsip yang sulit dicari wujudnya zaman sekarang.
Baca juga:
Pengamat: Ngawur kalau Jokowi presiden kasus BLBI terulang lagi
Rentetan deru mesiu di Aceh jelang pemilu
Temui petani, Jokowi ingin terapkan Marhaenisme Bung Karno
Setelah Jokowi, diam-diam Mahfud MD juga temui Gus Mus
5 Rambu Jokowi soal koalisi
-
Kapan Agus Salim wafat? Tepat hari ini, 4 November pada tahun 1954 silam, Haji Agus Salim meninggal dunia.
-
Siapa Raja Ali Haji? Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau dikenal dengan nama pena Raja Ali Haji lahir di Pulau Penyengat, Kepulauan Riau pada tahun 1808 silam.
-
Mengapa Agus Salim mendapat julukan Singa Podium? Sebab, banyak sekali delegasi yang takjub dengan kemampuan berpidatonya.
-
Apa profesi Agus Salim sebelum menjadi penulis? Buku yang telah beliau tulis juga merupakan buah karya dari pengalamannya sebagai jurnalis pada masa mudanya. Agus Salim muda merintis karir sebagai Redaktur II di Harian Neratja yang kemudian diangkat menjadi Ketua Redaktur.
-
Kapan Halim Perdanakusuma gugur saat bertugas? Halim bersama pilot Iswahjudi menerbangkan pesawat Avro Anson RI-003 dari Thailand menuju Bukittinggi. Nahas, pesawat tersebut diterjang badai hingga mengalami kecelakaan tanggal 14 Desember 1947."Pesawat tersebut jatuh di Pantai Lumut, Tanjung Hantu, Semenanjung Malaka," tulis TNI AU.
-
Apa itu Sulam Alis? Sulam alis atau teknik microblading adalah cara untuk memperbaiki atau merapikan bentuk alis. Prosedur ini dilakukan oleh ahli kecantikan atau tenaga profesional yang menggunakan alat dengan jarum untuk memasukkan pigmen berwarna ke lapisan kedua kulit.