Buzzer Dianggap Dibutuhkan di era Digital Saat Ini
Alasannya, lanjut dia, karena saat ini penyebaran informasi menguasai opini publik di media sosial jadi sangat penting. Dengan kemudahan akses informasi menjadi satu alasan, perlunya hadirnya pasukan digital.
Praktisi Komunikasi Digital, Enda Nasution menjelaskan bahwa era digital saat ini pengaruh opini di media sosial turut sangat berdampak. Dengan peluang dan risiko yang besar baik negatif maupun positif, untuk itu buzzer dibutuhkan.
"Jika ditarik ini dimulai sejak Pilpres 2014 lalu sudah terlihat pengaruh yang sangat besar. Berbeda dengan 2004 pada saat saya memulai mainkan blog soal pemilu berbeda efeknya. Jadi kalau sekarang pasukan digital (buzzer) itu dibutuhkan," jelas Enda saat dihubungi merdeka.com, Selasa (5/5).
-
Bagaimana cara kerja buzzer di media sosial? Seperti yang telah disebutkan, sarana buzzer untuk bekerja adalah melalui media sosial. Meski bekerja dalam dunia maya, buzzer sudah terorganisir dengan baik.
-
Mengapa Buzzer sering dikaitkan dengan isu politik di Indonesia? Namun, istilah ini baru mulai tampak di Indonesia setelah pemilu 2019. Oleh karena itu, buzzer di tengah masyarakat kita identik dengan isu-isu politik.
-
Apa itu Buzzer? Mengutip dari laman liputan6.com, penjelasan tentang apa itu buzzer adalah jasa atau orang yang dibayar untuk membantu promosi atau mendengungkan suatu hal.
-
Apa itu buzzer? Buzzer adalah sebutan untuk seorang individu atau jasa yang dibayar untuk mempromosikan, mengkampanyekan, atau mendengungkan sesuatu, terutama melalui media sosial.
-
Kapan istilah buzzer mulai populer di Indonesia? Istilah buzzer ini telah ada sejak lama, tetapi di Indonesia istilah ini mulai populer setelah pemilu tahun 2019.
-
Kapan buzzer mulai digunakan dalam konteks politik di Indonesia? Sejarah penggunaan buzzer di Indonesia dapat ditelusuri sejak awal munculnya media sosial di tanah air.
Alasannya, lanjut dia, karena saat ini penyebaran informasi menguasai opini publik di media sosial jadi sangat penting. Dengan kemudahan akses informasi menjadi satu alasan, perlunya hadirnya pasukan digital.
"Ini berlaku bukan hanya pemerintah menurut saya, oposisi pun sama membutuhkan itu. Untuk memenangi dan menguasai opini publik," katanya.
"Walau kontestasi semisal pilpres sudah selesai, tetapi zaman ini suara opini tetap berlanjut karena hadirnya media sosial. Bahkan, dari media sosial lah yang banyak menentukan arah, seperti masyarakat bahkan arah media," sambungnya.
Jangan Sampai Berlanjut ke Dunia Nyata
Namun, Enda mengingatkan bahwa perdebatan di media sosial jangan sampai mencuat ke dunia nyata. Terlebih sampai memunculkan tindak-tindak kekerasan.
"Biarkan perdebatan di medisa sosial jangan sampai mencuat, biarkan di sana saja. Itu yang harus diperhatikan oleh semua pihak," kata dia.