Calon pimpinan MPR dari DPD jadi 'rebutan' kubu Jokowi dan KMP
Nama calon yang diusulkan DPD akan dimasukkan dalam paket pimpinan MPR kedua kubu.
Dewan Perwakilan Daerah (DPD) meminta waktu untuk menggodok dan memutuskan siapa nama yang bakal diusulkan menjadi pimpinan MPR. Sidang paripurna MPR dengan agenda pemilihan pimpinan yang sedianya dilaksanakan hari ini pukul 19.30 WIB ditunda dan dilaksanakan Selasa (7/10) besok pada pukul 10.00 WIB.
Politisi PDIP Aria Bima mengatakan, DPD akan menentukan satu nama yang akan diusulkan menjadi pimpinan MPR. Kemudian setelah DPD berhasil memutuskan satu nama, nama tersebut akan dimasukkan ke dalam paket di kedua koalisi. Baik itu Koalisi Merah Putih ataupun Koalisi Indonesia Hebat.
"Calon pimpinan MPR dari kelompok DPD, maka DPD minta waktu pengambilan keputusan hingga satu calon yang masuk ke dua paket. Mereka butuh waktu musyawarah, supaya satu calon ini nanti bisa diusulkan dalam dua paket kalau nanti dibutuhkan voting," kata Aria Bima usai rapat konsultasi antar fraksi di Gedung MPR, Jakarta, Senin (6/10).
Menurut dia, dari 10 fraksi yang ada, 6 fraksi bisa memahami dan memberi waktu kepada DPD untuk menentukan calon pimpinan MPR. Karena hanya satu orang dari unsur DPD yang diusulkan, DPD minta supaya paripurna malam ini ditunda sampai besok jam 10.00 WIB.
"Empat yang enggak setuju, yang minta hari ini Golkar, Gerindra, Demokrat. PKS memberi waktu seluas mungkin kepada DPD sampai besok, begitu juga PPP memberi waktu supaya lebih matang. Fraksi PDIP juga demikian, PKB demikian, NasDem memberi waktu sampai besok, maka akhirnya kita tunda rapat paripurna MPR sampai besok," jelasnya.
Selanjutnya, kata Aria Bima, fraksi-fraksi partai politik di MPR bakal menggunakan waktu semaksimal mungkin guna melakukan lobi-lobi. Sembari menunggu keputusan DPD siapa satu orang yang bakal dimasukkan ke dalam paket pemilihan pimpinan MPR.
"Kalau ada dua paket, DPD akan masuk dua paket dengan nama yang sama," tandasnya.