Camat Gamping soal pelari wanita diadang warga: Tak hormati aturan lokal
"Di Mlangi merupakan pusat pesantren. Banyak santri yang belajar. Selain wilayah Mlangi, daerah Pundung, Cambahan, dan Nogotirto merupakan daerah santri," ujar Abu Bakar.
Video seorang pelari perempuan yang dihadang oleh warga karena dianggap menggunakan pakaian yang tidak sopan, menjadi viral di media sosial.
Kejadian yang terekam di video itu berdasarkan penelusuran Merdeka.com terjadi di Dusun Mlangi, Desa Nogotirto, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman saat acara 5K Universitas Aisyiyah (Unisa) Running 2018 pada Selasa (1/5) yang lalu. Acara itu merupakan rangkaian acara dari peringatan Milad ke 27 Unisa Yogyakarta.
-
Apa yang dilakukan para wanita di video viral itu? Pada awal video, terlihat wanita perekam video menyoroti jalanan yang dipenuhi banyak orang di pinggir jalan. Rupanya, ia datang tepat saat ada ajang balap liar. Tanpa merasa panik, si wanita dan teman-temannya justru tampak membubarkan balapan ilegal tersebut dengan cara menghampiri orang-orang tersebut.
-
Apa yang membuat video wanita ini viral? Aksi wanita yang berangkatkan semua karyawannya pergi umrah ini pun sukses mencuri perhatian warganet.
-
Apa yang membuat wanita di video viral itu marah? Wanita ini mengamuk lantaran susu yang dibelinya tidak dingin. Ia juga terdengar meminta ongkos ke Minimarket diganti oleh pihak mereka. Bahkan, wanita ini juga sempat menghina petugas kasir yang jaga.
-
Kenapa aksi wanita ini viral di TikTok? Video yang diunggah oleh pemilik akun @memomedsos ini mencuri perhatian warganet.
-
Apa yang terjadi di video yang viral? Video berdurasi 20 detik tersebut memperlihatkan seseorang yang diklaim sebagai Gibran yang sedang menggendong bayi sambil mengumandangkan takbir.
-
Bagaimana wanita tersebut mempermalukan dirinya sendiri di video viral tersebut? Tutorial mempermalukan diri sendiri, anda komplain dengan nada tinggi dan tidak melihat situasi. Susu ga harus dingin bu, banyak yg dipasang dirak biasa dan minta balikin ongkos itu gimana hitungannya? Mungkin ada terbiasa hidup di negara lain 😂," tulis akun dey_sams.
Menanggapi viralnya video tersebut, Kepala Kecamatan (Camat) Gamping, Kabupaten Sleman, Abu Bakar mengatakan bahwa pihak panitia ataupun penyelenggara acara tidak memahami aturan lokal yang ada di Dusun Mlangi. Sebab, kata Abu Bakar, wilayah Mlangi selama ini dikenal sebagai wilayah santri.
"Panitia atau EO-nya yang tidak paham. Tidak menghormati aturan lokal di Mlangi. Di Mlangi merupakan pusat pesantren. Banyak santri yang belajar. Selain wilayah Mlangi, daerah Pundung, Cambahan, dan Nogotirto merupakan daerah santri," ujar Abu Bakar saat dikonfirmasi wartawan melalui pesan Whatsapp, Sabtu (5/5).
Abu Bakar menyampaikan pihak penyelenggara seharusnya bisa melakukan koordinasi dengan aparat di wilayah sebelum menggelar acara. Sehingga nantinya tak ada aturan lokal yang dilanggar saat penyelenggaraan acara.
"Harus koordinasi dengan aparat wilayah. Hormati aturan lokal. (Di Mlangi) Wilayah banyak pesantrennya, orang harus berpakaian yang sopan dan menutup aurat. Kita kalau di Bali saja menghormati bila ada tulisan terkait berpakaian yang sopan," urai Abu Bakar.
Abu Bakar mengaku pihak pemerintahan Kecamatan Gamping beserta jajarannya sangat mendukung acara-acara yang digelar di wilayah tersebut. Termasuk jika akan ada acara bertajuk lari maraton lagi di Kecamatan Gamping.
"Saya dukung kalau ada lomba maraton. Di Gamping banyak yang bagus, kemarin juga ada lomba lari lintas alam. Imbauan saya kepada panitia atau penyelenggara jika ada even harus menghormati aturan adat setempat. Serta juga berkoordinasi dengan kades, camat serta muspika," saran Abu Bakar.
Ditemui terpisah, Ketua Milad ke 27 Unisa Yogyakarta, Ruhiyana mengungkapkan bahwa acara 5K Unisa Running 2018 sudah sesuai dengan prosedur yang ada. Pihak panitia, kata Ruhiyana melakukan kerjasama dengan induk olahraga atletik yaitu Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) DIY.
"Sebenarnya kami berpikiran sesuai standar. Aturan mainnya sesuai PASI. Pakaian yang dikenakan para pelari juga sesuai standar kenyamanan mereka dalam berlari," papar Ruhiyana di kampus Unisa Yogyakarta, Sabtu (5/5).
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Unisa Yogyakarta ini bahwa permasalahan yang terjadi saat acara itu sudah diselesaikan dengan mediasi antara panitia dengan tokoh-tokoh masyarakat di Mlangi. Pihak pelari perempuan yang menjadi korban penghadangan juga tidak memermasalahkan hal itu.
Ruhiyana menambahkan selain penghadangan ada juga peristiwa pemukulan yang terjadi saat itu. Pelari perempuan, sambung Ruhiyana sempat dipukul di bagian anggota tubuh tertentu. Selain itu seorang pelari rekan pelari perempuan juga sempat dipukul dibagian wajah saat membela pelari perempuan.
"Pelari perempuan sempat dipukul. Pelari lain laki-laki sempat kena tonjok di wajah. Tapi kami sudah mediasi. Kedua pelari tidak memermasalahkan. Kami anggap sudah selesai (permasalahan penghadangan pelari perempuan oleh warga karena dianggap pakaiannya tidak sopan)," tutup Ruhiyana.
Baca juga:
Kasus video porno perempuan dewasa dan bocah dilimpahkan ke Kejari Bandung
Kisah Briptu Nova, Polwan cantik tak hadiri akad nikahnya demi ujian kepolisian
Viral video polisi di Blora tampar perempuan, ini faktanya
Lihat video pelecehan seksual anaknya yang difabel, sang ibu menangis
Diduga curi onderdil di bengkel, bocah dipaksa mandi oli bekas
Tak terima anak dilecehkan, orang tua penyandang difabel lapor polisi