Cara-cara unik petugas KPPS bikin meriah Pilkada Serentak
Selain mengangkat tema unik, di TPS-TPS ini menyediakan beragam hadiah.
Pilkada serentak digelar di 264 daerah di Indonesia, Rabu (9/12) kemarin. Sebagian rakyat ikut menyemarakkan pesta demokrasi yang dilakukan setiap lima tahun sekali itu.
Bahkan, di beberapa daerah Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) memiliki cara unik untuk menarik perhatian warga agar tidak golput.
Mereka menyulap Tempat Pemungutan Suara (TPS) bak perlombaan atau peringatan 17 Agustusan. Beragam hadiah dan hiburan lainnya disediakan petugas. Setiap warga yang menggunakan hak suaranya, diberikan kertas undian untuk mendapatkan hadiah tersebut.
Semua penyediaan hadiah tersebut didanai oleh kelurahan atau uang kas. Berikut cara-cara unik petugas KPPS gaet minat pemilih di Pilkada Serentak:
-
Kapan Pilkada serentak berikutnya di Indonesia? Indonesia juga kembali akan menggelar pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di tahun 2024. Pilkada 2024 akan dilasanakan ada 27 November 2024 untuk memilih gubernur, wali kota, dan bupati.
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada serentak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2015. Pesta demokrasi ini melibatkan tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
-
Apa definisi dari Pilkada Serentak? Pilkada Serentak merujuk pada pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan secara bersamaan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota.
-
Mengapa Pilkada penting? Pilkada memberikan kesempatan kepada warga negara untuk mengekspresikan aspirasi mereka melalui pemilihan langsung, sehingga pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili kehendak dan kebutuhan masyarakat setempat.
-
Apa yang dimaksud dengan Pilkada? Pilkada adalah proses demokratis di Indonesia yang memungkinkan warga untuk memilih pemimpin lokal mereka, yaitu gubernur, bupati, dan wali kota beserta wakilnya.
Sediakan bilik selfie
Pilkada serentak digelar hari ini Rabu (9/12) di berbagai daerah. Di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 06 Desa Srikaton, Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri, hal unik dilakukan oleh para petugas.
Mereka menyediakan bermacam-macam hadiah agar warga datang memberikan hak suaranya. Hadiah-hadiah tersebut di antaranya, ayam kampung, jam dinding, payung dan yang lainnya.
"Hadiah kita kumpulkan dari anggaran pribadi para petugas KPPS, salah satu tujuannya agar masyarakat mau datang dan menggunakan hak pilihnya. Hadiahnya macam-macam, mulai dari ayam kampung, jam dinding, jepit rambut, pulpen, payung dan yang kurang beruntung hanya mendapatkan permen," kata Ketua KPPS TPS 06 Srikaton, Bashori, kepada merdeka.com.
Untuk mendapatkan hadiah tersebut, setiap warga yang datang diberikan kertas undian oleh petugas. Petugas juga menyediakan bilik foto selfie buat warga. Selain itu, untuk menghadirkan suasana yang berbeda, para petugas TPS juga mengenakan pakaian ala pejuang tempo dulu.
"Unik mas, jadi semangat untuk datang ke TPS, selain ada hadiahnya juga ada tempat selfienya. Dan yang tak kalah menarik petugasnya dandannya keren kayak pejuang tempo dulu," kata Tutik salah seorang warga yang datang ke TPS.
TPS 06 Desa Srikaton, memiliki 374 warga yang memiliki hak pilih dari tiga RT. Panitia Pilkada berharap masyarakat melakukan haknya sebagai warga negara untuk memilih.
Sewa grup musik
Berbagai upaya dilakukan petugas Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS) demi menggaet warga untuk memilih di Pilkada Serentak, Rabu (9/12). Seperti yang terlihat di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 2 Kelurahan Romang Polong, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulsel. Di TPS ini tampak pemandangannya sedikit berbeda dari pada yang lain.
Tujuh petugas KPPS di TPS 2 berikut dua orang bagian keamanan, mengenakan busana adat khas Makassar berupa baju 'Bodo' dilengkapi sarung sutra bagi petugas perempuannya. Yang pria, bawahan sarung sutra, stelan jas tutup dan kopiah adat. Warna busananya cukup cerah di bawah tenda pesta yang juga berwarna cerah.
Di sisi kanan tenda disuguhkan musik dari grup musik Seruling di atas panggung khusus. Di TPS 2 ini, ada 548 pemilih berdasarkan DPT. Dan hingga pukul 11.30 WITA, warga sudah mencoblos setengah dari jumlah DPT ini.
Ketua KPPS di TPS 2 Hajjah Nursida (65) mengatakan, busana adat dan grup musik Seruling sengaja diadakan untuk menggaet para pemilih.
"Setidaknya jika ada calon pemilih yang sebelumnya tidak berniat gunakan hak pilihnya tapi karena ada pemandangan lain di TPS ini mungkin bisa berubah pikiran," kata Nursida.
Dia menuturkan, pakaian adat dan grup musik difasilitasi oleh pihak kelurahan, bukan dari dana khusus di KPPS. Lanjutnya, warga yang memilih sama dengan ikut berpartisipasi dalam pembangunan Gowa.
TPS ala Kerajaan Majapahit
Hal unik dilakukan oleh Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Pilkada Gresik. Salah satu Tempat Pemungutan Suara (TPS) di wilayah tersebut, disulap seperti Kerajaan Majapahit.
Menurut Ketua TPS 2, Abul A'la, lokasi TPS-nya yang terletak di Kelurahan Gapuro Sukolilo, Kecamatan Gresik, sengaja dibuat menarik dengan tema kerajaan, agar minat warga datang menggunakan hak pilihnya tinggi.
"Konsep ala kerajaan Majapahit ditambah dengan konsep budaya Gresik ini diharapkan membuat masyarakat antusias dan mau datang ke TPS menggunakan hak suaranya," ucap Abul di Kelurahan Gapuro, Gresik, Rabu (9/12).
Dia mengatakan, seragam ala kerajaan yang dibuat oleh masing-masing petugas TPS berasal dari dana swadaya masyarakat. Agar angka golput di wilayah setempat bisa ditekan secara maksimal.
Sementara di lokasi lain yakni TPS 02, Kelurahan Sidomoro, Kecamatan Kebomas memberikan hadiah hiburan bagi warga yang datang menggunakan hak pilihnya di lokasi tersebut.
Ketua RT 05/RW 2 Sidomoro, Nasir mengatakan, hadiah hiburan yang disediakan petugas antara lain penanak nasi, setrika serta beberapa perlengkapan dapur. Semua itu bertujuan agar warga berminat datang dan melakukan hak suaranya.
"Sesuai laporan dari panitia hampir 70 persen masyarakat mau datang ke TPS menggunakan hak pilihnya, dan kita bersyukur ada kemauan yang tinggi meski tidak sampai 100 persen atau 367 pemilih sesuai DPT," kata Nasir.
Pelaksanaan Pilkada Gresik diikuti tiga pasangan calon, yakni nomor urut satu Sambari Halim Radianto dan Mohammad Qosim yang diusung PKB dan Partai Demokrat.
Nomor urut dua Husnul Khuluq dan Ahmad Rubaie yang diusung koalisi PDIP, PAN dan Partai Gerindra, serta nomor urut tiga Ahmad Nur Hamim-Junaidi yang diusung Partai Golkar.
Untuk jumlah pemilih di Kabupaten Gresik yang rencananya menggunakan hak pilihnya pada hari ini tercatat sesuai dengan Daftar Pemilih Tetap (DPT) mencapai 921.440 orang.
Bertema sepeda kuno
Kemeriahan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak yang digelar 9 Desember 2015 disambut sukacita oleh onthelis di Purbalingga, Jawa Tengah. Kemeriahan tersebut ditunjukan dengan adanya tempat pemungutan suara (TPS) yang didesain dengan dekorasi bertemakan sepeda kuno atau onthelis.
TPS onthelis ini menampilkan beberapa foto dalam kegiatan ekspedisi di beberapa kota serta piagam, piala, plakat hingga kliping berita. Tak ketinggalan, deretan sepeda kuno yang antik buatan tahun 1940-an dari berbagai merek juga turut ditampilkan di TPS 06 Desa Bajong Kecamatan Bukateja.
Anggota KPU Purbalingga, Mey Nurlela, yang sempat menengok TPS 06 Bajong, mengatakan upaya kreatif yang dilakukan untuk memeriahkan pilkada serentak di TPS tersebut cukup membantu KPU untuk meningkatkan partisipasi warga agar hadir ke TPS.
"Kami berharap dalam pemilu ke depan, muncul TPS-TPS unik yang lain. Agar pemilih tidak jenuh dan bisa merasakan pengalaman baru saat memilih," jelasnya, Rabu (9/12).
Kreativitas di TPS 06 Bajong tersebut tak terlepas dari kerjasama Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dengan komunitas Bajong Sehat Sepeda Kuna (Basasena).
Ketua Basasena, Paksi Nurlambang mengatakan cara kreatif ini ternyata efektif menarik warga untuk datang ke TPS. Pembuktian tersebut, jelasnya, pernah dilaksanakan saat pemilu sebelumnya.
Dia mengemukakan, tingkat partisipasi warga bahkan mencapai 100 persen. "Penataan TPS seperti ini sudah sering kami lakukan, sejak pilihan gubernur Jawa Tengah di tahun 2013 lalu. Alhamdulillah, tingkat partisipasi pemilih selalu 100 persen," katanya.
Ia mengemukakan, tujuan adanya galeri onthelis tersebut diharapkan membuat pemilih bernostalgia dengan kendaraan tempo dulu. Selain benda-benda yang terkait dengan onthelis, panitia pemungutan suara pun menambah aura nostalgia masa perjuangan dengan mengenakan pakaian para pejuang.
"Penekanan aura sejarah ini juga menyiratkan harapan kami, pemimpin yang terpilih nanti jangan sampai melupakan sejarah. Dan sepeda adalah alat transportasi zaman dulu yang digunakan pejuang. Kami berharap nantinya pemerintah bisa menyediakan jalur sepeda, seperti yang sudah dilakukan di Banyumas," jelasnya.
Berhadiah ayam dan sembako
Untuk menarik pemilih menggunakan hak suaranya di Pilkada serentak, TPS 01 Kelurahan Ngilir, Kecamatan Kota Kendal, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah menyediakan ratusan hadiah bagi pemilih yang datang lebih awal.
Hadiah yang disediakan berupa sembako dan dua ekor ayam, terbukti warga antusias datang ke TPS lebih pagi karena kupon hadiah hanya dibatasi seratus buah. TPS 01 Kelurahan Ngilir Kecamatan Kota Kendal Rabu (9/12) pagi sudah ramai dipadati pemilih sejak Pukul 07.00 WIB.
Warga ini mengaku datang lebih pagi karena panitia di TPS ini menyediakan ratusan hadiah bagi mereka yang menggunakan hak pilihnya.
Miftahul Amin warga setempat mengaku datang pagi karena ingin mendapatkan hadiah. Biasanya pedagang sate ayam ini, menggunakan hak pilihnya siang agar tidak menunggu lama. Namun kali ini ia datang pagi hanya untuk mendapatkan hadiah yang disediakan panitia pemilihan di TPS.
"Kalau pemilu biasanya memang datang siang karena harus jualan dulu, tapi kali ini datang pagi karena ada hadiahnya," katanya.
Sementara itu Ketua TPS 01 Ngilir, Purwanto mengatakan, pemberian hadiah bagi pemilih yang awal datang agar merangsang pemilih menggunakan hak pilihnya.
"Hadiah berupa sembako dan ayam ini untuk meningkatkan partisipasi warga untuk menggunakan hak pilihnya. Kalau hadiah sendiri sumbangan dari warga," jelas Purwanto.
Di TPS 01 Ngilir ini sebanyak 438 pemilih dan yang mendapatkan hadiah hanya 100 pemilih pertama saja yang menggunakan hak pilihnya.
Bagi-bagi door prize
Banyak cara yang dilakukan penyelenggara untuk meramaikan Pilkada serentak yang dilaksanakan hari ini. Salah satunya Tempat Pemungutan Suara (TPS) 14 Beji Timur, Depok.
Guna menarik minat masyarakat dalam menggunakan haknya untuk memilih Pimpinan Daerah, ketua RW 07 Beji Timur H Sokuan Sampurna menyediakan hadiah kejutan bagi para pemilih.
"Hadiahnya dikocok, tapi diambilnya selesai mereka memilih bukan sebelum memilih loh yah," ujarnya kepada awak media di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 14, Beji Timur Depok, Rabu (9/12).
Di TPS 14 sendiri tercatat ada 509 pemilih tetap dengan rincian 250 laki laki dan 259 perempuan. Saat ditanya sumber dana hadiah kejutan tersebut oleh ketua DKPP Jimly Asshiddiqie, Sokuan mengatakan uang tersebut dari swasembada masyarakat secara sukarela.
"Semua ini murni dari masyarakat Pak, masyarakat juga antusias dengan adanya ini," jelasnya.
Hadiah yang ditawarkan oleh penyelenggara berkaitan dengan peralatan rumah tangga dan nilainya pun masih normal tidak terlalu mewah.
"Ada sendok super doll, mangkuk yang ada tutupnya juga yah masih sekitar peralatan dapur lah. Nilainya juga gak mahal kok sekitar 50 ribuan ke atas itu juga kalo beruntung kalau enggak dapat yasudah," ujarnya.
Selain dana swasembada masyarakat yang meramaikan TPS 14 ini dana tambahan juga didapat dari hasil uang kas RW tersebut.
"Perbulan kita ada uang kas Rp 100.000 perbulan, uang tersebut biasanya kita manfaatkan untuk kegiatan ibu ibu PKK, senam bersama. Mengingat ada pilkada seperti ini kita sengaja sisihkan uang kas tersebut untuk meramaikan acara ini," ujar Hartati, istri dari ketua RW 07 Beji Timur, Depok.
Pantauan merdeka.com lokasi TPS 14 memang terlihat nyaman ditambah lagi penyelenggara menyediakan makanan ringan rebus seperti jagung, kacang tanah, ubi, dan kue kering khas Betawi Kembang Goyang.
Sediakan kopi gratis
Banyak cara dilakukan banyak pihak guna meningkatkan kesadaran memilih di Pilkada Serentak 2015. Seperti terlihat di Kota Depok, Jawa Barat. Salah satu kafe di wilayah itu memberikan minuman gratis bagi masyarakat Depok sudah mencoblos.
Promo ini dilakukan di dua kafe Coffe Toffe Margonda dan FIB Universitas Indonesia (UI). Syarat untuk mendapatkan sangat mudah. Cukup menunjukkan jari kelingking bertinta usai nyoblos, lalu upload ke media sosial: Twitter dan Instagram dengan tag @coffeetoffeeidn.
Humas Coffee Toffee Depok, Alfredo Sihombing menuturkan, sajian gratis ini tidak bisa dinikmati warga luar Depok. Pihaknya sengaja memberi promo khusus ini bagi masyarakat Depok aktif ikut Pilkada Serentak.
"Sekarang serba selfie, jadi daripada disimpan di handphone mending kirim ke instagram kami dan dapat voucher menarik," kata Alfredo Sihombing, Rabu (9/12).
Pihaknya sengaja membuat promo untuk meningkatkan partisipan dan menyadarkan warga Depok untuk menggunakan hak suaranya. Mengingat pelanggan di Coffee Toffee sangat beragam, mulai dari anak muda hingga orangtua.
Pemberian sajian gratis, kata Alfredo, juga bentuk pihaknya berperan sukseskan Pilkada Serentak pertama kali ini. "Jadi sebagai bentuk apresiasi kami kepada mereka yang mau berperan dalam menyukseskan Pilkada Depok," ucapnya.
Coffee Toffee sendiri menghadirkan minuman kopi dan non kopi, mulai dari kopi asli Indonesia hingga minuman yang segar. Beragam makanan pun disajikan, mulai dari makanan ringan hingga penutup.
Bertema perjuangan kemerdekaan
Suasana pilkada Bantul tampak berbeda di TPS 30 Tegalkrapyak, Sewon. Tidak seperti TPS pada umumnya, TPS ini lebih mirip barak perang zaman kemerdekaan daripada tempat pemungutan suara.
Dari pantauan merdeka.com, dari kejauhan sudah tampak sebuah pos jaga kecil bercat hijau yang dijaga oleh seorang warga dengan pakaian pejuang. Di sebelah pos jaga ada dua senjata api dan sebuah mobil jeep tempur. Ada juga pagar kawat berduri yang dipasang di beberapa tempat.
Sementara itu petugas TPS lainnya juga tampak mengenakan pakaian pejuang kemerdekaan. Meski terlihat garang dari pakaian, namun senyum para petugas tidak pernah lepas saat para pemilih datang untuk menggunakan haknya.
"Kami mengusung tema pejuang ini agar menarik minat warga untuk datang menggunakan hak pilihnya," kata ketua KPPS TPS 30 Tegalkrapyak, Sewon, Bajuri Sutopo, Rabu (9/12).
Tema ini tercetus dari keprihatinan warga terhadap rasa nasionalisme generasi muda yang sudah pudar. Warga pun memutuskan untuk mengangkat tema ini supaya rasa nasionalisme bisa tumbuh.
"Rasanya kita kembali ke zaman kemerdekaan. Supaya warga juga bisa bisa menghayati bagaimana pahlawan kita berjuang dulu," terangnya.
Bajuri menerangkan semua peralatan yang digunakan didapat dari meminjam. Meski demikian ada juga warga yang sudah memiliki seragam pejuang.
"Kalau senjata api itu sudah tidak aktif, kita dapat meminjam. Kalau dana ini sebagian dari KPU, sebagian gotong royong warga," ungkapnya.
Bajuri berharap apa yang mereka lakukan ini bisa meningkatkan partisipasi pemilih di TPS 30. Sebab, kesadaran bahwa satu suara bisa menentukan nasib perubahan daerah Bantul belum banyak dimiliki.
"Harapannya pemilih banyak, rasa nasionalisme juga bisa bertumbuh," tandasnya.
Bertema adat Betawai
Lima Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Kota Depok, Jawa Barat, terlihat berbeda. Tempat nyoblos itu memakai tema unik buat memikat perhatian pemilih. Sayangnya sampai TPS ditutup partisipasi warga masih saja rendah.
Salah satunya di TPS 11 yang seluruh petugasnya memakai pakaian adat Betawi. Tercatat hanya 185 pemilih dari total 362 pemilih. Saat ini perhitungan sudah dimulai.
"Karena waktu sudah menunjukkan pukul 13.00 maka kita tutup dan dilakukan perhitungan," kata petugas KPPS dengan menggunakan pengeras suara, Rabu (9/12).
Di TPS 11 ini, para petugas laki-laki memakai beskap Betawi, kain kecil di pinggang sebagai pengikat dan peci. Sedangkan petugas KPPS wanitanya memakai baju kebaya Encim. "Ini pakaian adat Betawi," kata salah seorang petugas, Dhamar di lokasi
Sedangkan di TPS 10, 12 dan 13 memakai pakaian berupa baju koko, sarung dan peci. Pemandangan berbeda juga terlihat di TPS 14. Para petugas memakai batik. Seluruh TPS di sini dibuat semenarik mungkin untuk membuat pemilih datang ke TPS.