Cara pengoplos bikin solar diklaim lebih bagus dibanding Pertamina
"Saking bagusnya, orang-orang pesan sama kami semua. Kalau jelek pasti mereka bilangin."
Polda Sumsel juga menggerebek gudang pembuatan dan pengoplosan minyak mentah menjadi solar di Musi Banyuasin. Ini merupakan hasil pengembangan diciduknya 18 sopir dan kernet pembawa minyak mentah ilegal menuju Jambi.
Dalam penggerebekan gudang itu, empat pekerja ikut diciduk. Penggerebekan dilakukan di sebuah gudang yang berada di pelosok Desa Mekar Jaya, Kecamatan Bayung Lincir, Musi Banyuasin, Sumsel, Minggu (29/5) kemarin siang. Polisi menyita 15 ton minyak mentah dan 27 ton minyak solar hasil sulingan dan oplosan.
Salah seorang pekerja berinisial SP (58) membantah aktivitasnya disebut sebagai pengoplos. Sebab, mereka menjadikan minyak mentah menjadi solar siap pakai.
"Tidak benar dioplos itu, bukan kayak gitu. Kami ini membuat solar dari minyak mentah, dibagusin gitu," ungkap SP di Mapolda Sumsel, Senin (30/5).
Menurut dia, solar buatannya justru lebih berkualitas dibanding solar yang dijual Pertamina. Apalagi, sejauh ini tidak ada keluhan dari pengguna solar buatannya.
"Saking bagusnya, orang-orang pesan sama kami semua. Kalau jelek pasti mereka bilangin. Ya, orang bilang sih solar kami lebih bagus dari punya Pertamina yang dijual-jual itu," ujarnya.
Diterangkannya, untuk membuat solar, mereka membeli minyak mentah sebagai bahan baku utama dari warga setempat. Kemudian, minyak mentah itu dimasukkan dalam wajan dan dicampur air keras (cuka para) dengan takaran satu ton minyak mentah dicampur dua botol air keras.
"Harus dicampur air keras biar kotoran-kotorannya turun, misal aspal. Lebih bersih," kata dia.
Setelah diendapkan selama enam jam, kata dia, minyak tersebut disuling kembali. Kemudian, ditambahkan minyak kelapa agar bau tidak begitu menyengat.
"Habis dicampur minyak kelapa baru bisa dipakai. Baru dijual lagi," tuturnya.
SP mengaku hasil produksinya tidak tentu dalam sebulan. Hal itu bergantung dengan pasokan bahan baku yang didapat dari penambang sumur minyak tua di daerahnya.
"Biasanya pengecer yang mengoplos solar kami sama solar Pertamina, gak tahu kenapa. Kalo gak dicampur juga lebih bagus," terangnya.
"Kalo dianggap melanggar hukum seperti ini mau apa lagi, saya ingin jadi penyadap karet saja nanti," sambungnya.
Sementara itu, Direktur Ditreskrimsus Polda Sumsel melalui Kanit IV Kompol Suryadi mengatakan, pihaknya masih memburu pemilik usaha berinisial DL yang tidak ada di lokasi saat penggerebekan dilakukan.
"Lokasi tempat pengoplosan solar ini jauh dari pemukiman. Kemungkinan itu untuk mengelabui petugas," ungkap Suryadi.