Cara Wali Kota Surabaya Risma Tangani Corona: Keliling Pasar Hingga Telepon Warga
Setiap jam 5 pagi, Risma sudah keliling ke pasar menyosialisasikan protokol kesehatan. Risma juga tidak segan menelepon langsung warganya yang dinyatakan positif Covid-19.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) punya cara sendiri untuk mencegah penyebaran Corona Covid-19 di Surabaya, Jawa Timur. Dia memilih terjun langsung menyosialisasikan protokol kesehatan terutama di pasar tradisional.
"Kalau pagi jam 5 keliling pasar, ketika (pasar) buka pagi, jaga jarak, ingatkan jaga jarak, tidak boleh bersentuhan, bagaimana cara pegang uang, dan ajarkan ke mereka, mulai jam 5 pagi,” ujar Risma, saat program special Silaturahome, Selasa (26/5).
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
Risma menuturkan, kondisi Pandemi Covid-19 membuatnya sedih. Apalagi hal itu berdampak terhadap ekonomi dan sosial di masyarakat.
Dia berupaya mencegah penyebaran Corona COVID-19 tidak makin meluas. Oleh karena itu, Pemkot Surabaya melakukan pengelompokan atau klaster terkait pasien Corona COVID-19 baik itu orang tanpa gejala (OTG) dan orang dengan risiko (ODR).
Selain itu, Pemkot Surabaya juga gencar menggelar rapid test atau tes cepat dan swab. Prioritasnya wilayah yang banyak pasien terkonfirmasi positif, dan tempat kerumunan warga seperti di pasar. Pihaknya pun melibatkan tokoh masyarakat, pihak RT/RW dan lainnya untuk penanganan Covid-19.
Rapid tes dan swab dilakukan massal ini untuk melacak sehingga dapat memutus rantai penyebaran Corona COVID-19.
"Kita cari, tracing, rapid test dan swab massal. Kita cari maka rantai itu bisa putus. Lakukan tindakan dan tes. Kalau reaktif rapid test ditempatkan di hotel, dan swab. Positif langsung masukkan rumah sakit, cara kami memotong mata rantai penularan, kita enggak tahu siapa carrier dan yang sudah menderita (Covid-19)," katanya.
Telepon Langsung Warga Positif Covid-19
Risma menyatakan kepedulian kepada warga Surabaya yang terpapar Corona dengan menelepon langsung warga tersebut. Lewat sambungan telepon tersebut, biasanya Risma menanyakan mengenai kondisi warga dan mengenai tes Covid-19 yang dijalankan.
"Pertama komunikasi dengan mereka, saya cek apakah sudah swab kembali, karena kalau dia pernah positif, swab dua kali, negatif, 14 hari negatif, baru dinyatakan sehat, saya cek mengingatkan swab. Kalau belum tolong swab, siapa saja keluarganya," jelasnya.
Dia juga meminta kepada RT dan RW agar warga tidak dikucilkan karena melakukan isolasi mandiri. Pemkot Surabaya juga menjamin makanan bagi warga tersebut. "Minta bantuan dikontrol makanannya," ujar dia.
Risma mengklaim, Pemkot membagikan telur dan vitamin kepada warga untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Pemkot Surabaya pun membangun dapur umum untuk menyiapkan telur, vitamin dan minuman wedang pokak untuk warga Surabaya yang terpapar Covid-19.
"Menurut dokter, kalau daya tahan tubuh kuat tidak akan terserang, itu kita lakukan, coba membuat warga Surabaya punya daya tahan tubuh kuat," ucapnya.
Selain itu, Pemkot Surabaya juga menyemprot disinfektan di suatu wilayah bila ada warga yang positif Corona COVID-19.
Sumber: Liputan6.com
(mdk/noe)