Cari keadilan, istri Siyono tolak uang duka dari Kapolri
Sejak menerima uang itu, dia tidak berani membukanya.
Keluarga terduga teroris Siyono hingga saat ini belum membuka sebuah bungkusan yang diberikan pihak Polri. Disinyalir, isi dari bungkusan tersebut yakni uang dengan nilai cukup banyak.
Ketua Pemuda Muhammadiyah Dahnil Simanjuntak mengatakan jika istri almarhum Siyono, Suratmi enggan membuka pemberian dari Polri tersebut.
-
Kapan Hari Afro Sedunia diperingati? Tepat pada hari ini, menarik untuk dibahas lebih jauh sejarah Hari Afro Sedunia dan berbagai fakta menarik dari rambut afro.
-
Siapa Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo? Kartosoewirjo merupakan tokoh populer di balik pemberontakan DI/TII pada tahun 1948.
-
Siapa Thomas Djiwandono? Perlu diketahui, Thomas Djiwandono alias Tommy merupakan keponakan Presiden terpilih Prabowo Subianto. Dia juga sosok di balik tim sinkronisasi ekonomi dan keuangan Prabowo-Gibran.
-
Siapa Serka Sudiyono? Serka Sudiyono adalah anggota TNI yang bekerja sebagai Babinsa di Desa Kemadu, Kecamatan Sulang, Rembang.
-
Kapan Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo lahir? Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo lahir pada 7 Januari 1905, di Cepu, Jawa Tengah.
-
Kapan Syandria Kameron lahir? Lahir pada tanggal yang sama dengan Hari Kemerdekaan Indonesia tepat di perayaan HUT RI ke-78, Syandria merayakan ulang tahunnya yang ke-24
"Ketika bertemu dengan Muhammadiyah, Senin lalu, Bu Suratmi bawa 2 gepok yang diduga itu uang. Belakangan kata Kapolri sebagai uang duka. Bungkusan sampai detik ini masih di Muhammadiyah," ujar Dahnil di Gedung Pusat Dakwah Muhamadiyah, Jakarta Pusat, Jumat (1/4).
Dahni menambahkan jika istri korban mendatangi pihaknya guna mencari fakta dan keadilan atas tewasnya suaminya. "Istri korban takut dan tidak mau terima itu, dia hanya mencari keadilan atas nama suaminya," ujarnya.
"Kalau nilainya Rp 200 juta itu tidak benar, kami Muhamaadiyah tegaskan belum membuka bungkusan itu, nanti itu sebagai barang bukti untuk ranah hukum," pungkasnya.
Sebelumnya, saat di Jakarta, Suratmi juga mengaku diberi uang sebanyak dua gepok, masing-masing setebal sekitar 10 sentimeter. Uang itu diberikan oleh seorang perempuan diduga polisi bernama Ayu, yang menjemput Suratmi dari Klaten.
Suratmi mengatakan, dua gepok uang itu dibungkus dengan koran bekas dan dilakban pada masing-masing sisinya. Sejak menerima uang itu, dia tidak berani membukanya.
"Bu Ayu yang memberikan, saya menduga Bu Ayu adalah polwan, tapi saya tidak tahu pasti. Uang itu diberikan di Hotel Leaf, Jakarta, tempat saya menginap," ungkap Suratmi.
Baca juga:
Kasus kematian Siyono, ICW sebut anggota Densus 88 setara polsek
Mencari kebenaran kasus kematian Siyono di tangan Densus 88
Ormas harus percaya polisi mampu autopsi Siyono
BNPT minta masyarakat tak lemahkan Densus 88 dalam kasus Siyono
Kompolnas: Ormas tak perlu ikut-ikutan autopsi Siyono
Warga yang melarang autopsi jenazah Siyono dinilai melanggar hukum