Cari Udara Segar, Warga Palangka Raya Pergi ke Luar Kalteng
Dua bulan terakhir, warga Palangka Raya, di Kalimantan Tengah, dikepung kabut asap akibat Karhutla. Sebagian warga memilih keluar Kalimantan Tengah sementara waktu. Tujuannya mencari udara segar. Namun hari ini, pekatnya kabut asap perlahan mulai menipis.
Dua bulan terakhir, warga Palangka Raya, di Kalimantan Tengah, dikepung kabut asap akibat Karhutla. Sebagian warga memilih keluar Kalimantan Tengah sementara waktu. Tujuannya mencari udara segar. Namun hari ini, pekatnya kabut asap perlahan mulai menipis.
Eksodusnya warga Palangka Raya, dimulai sejak diliburkannya aktivitas belajar mengajar sejak pekan pertama September 2019, untuk jenjang SMA/SMK dan SLB, di kabupaten dan kota yang berselimut kabut asap.
-
Apa yang ditemukan di Kalimantan? Sisa-sisa kuno bagian bumi yang telah lama hilang ditemukan di Kalimantan. Penemuan lempeng Bumi yang diyakini berusia 120 juta tahun.
-
Apa yang ditemukan di Kalimantan Utara? Lempeng tektonik berumur 120 juta tahun dengan ukuran seperempat dari Samudera Pasifik terungkap berada di Kalimantan Utara setelah sebagian besar bagian kerak Bumi masuk ke dalam lapisan dalam Bumi.
-
Siapakah Asha Ramadia Ananda Tanjung? Asha Ramadia Ananda Tanjung adalah seorang anggota TNI Angkatan Udara dengan pangkat Sersan Dua (Serda).
-
Kapan Hanung Cahyo Saputro dilantik? Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana melantik pejabat Bupati Banyumas, Hanung Cahyo Saputro di Gradhika Bhakti Praja Building, Komplek Kantor Gubernur Jawa Tengah, Jalan Pahlawan No 9 Semarang pada Minggu (24/9) kemarin.
-
Apa yang dilakukan Maudy Ayunda di Kalimantan? Lebih Sering Berada di Desa Rumbih Selama di sana, istri Jesse Choi ini lebih sering berada di Desa Rumbih yang terletak sekitar 2 jam perjalanan dengan mobil dari Sintang.
-
Apa keistimewaan Desa Kalipait? Desa Kalipait di Kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, merupakan desa terluas di Pulau Jawa. Berdasarkan data Badan Informasi Geospasial, luas desa ini mencapai 428,98 kilometer persegi.
"Teman-teman di kantor, bagi yang punya uang lebih, pergi ke luar Kalteng mengungsikan anak istrinya, cari udara segar," kata Anang (40), warga Palangka Raya, kepada merdeka.com, Minggu (22/9) sore.
Ada dua jalan warga Palangka Raya mengungsi keluar Kalteng menggunakan pesawat udara. Melalui Bandara Tjilik Riwut di Palangkaraya, atau ke Bandara Iskandar di Pangkalan Bun sekitar 8-9 jam dari Palangka Raya.
"Atau lewat bandara di Banjarbaru di Kalimantan Selatan. Kalau lewat Tjilik Riwut di Palangka Raya kan tempo hari sempat buka tutup karena kabut asap. Jadi, ada yang bisa terbang ke luar, ke Jawa. Kalau saya pun, misal punya uang lebih saja, pasti ungsikan anak dan istri saya ke Yogyakarta," ujar Anang.
Warga Palangka Raya lainnya, Menteng (38) menerangkan, kabut asap hari ini mulai berkurang meski tidak signifikan. Dia menduga imbas hujan buatan pada Jumat (20/9) sore. Hari itu, sekitar 45 menit hujan turun. Warga bersyukur.
"Sekarang, cuaca panas terik lagi, pastinya masih kabut asap. Meski demikian, kami sebagai warga berharap supaya upaya pemadaman Karhutla terus dilakukan, dan modifikasi cuaca untuk hujan buatan terus dijalankan supaya udara Kalteng, khususnya di Palangka Raya kembali segar," ucap Menteng.
Sore hari ini di kota Palangka Raya, Air Quality Indeks (AQI) pada pukul 16.00 WIB waktu kota Palangka Raya, mencapai angka 474. Angka itu menunjukkan, kualitas udara di ibu kota provinsi itu masih berkategori Hazardous alias berbahaya.
Baca juga:
Karhutla di Kutai Barat Meluas ke Cagar Alam Kersik Luway, Habitat Anggrek Terancam
Teknologi Modifikasi Cuaca Mampu Turunkan Hujan di Palangkaraya
Derita Malaysia dan Singapura 'Diserang' Kabut Asap dari Indonesia
3 Pembakar Lahan di Kutai Barat Ditangkap, Polisi Amankan Korek dan Parang
Warga Kalteng Terdampak Asap Bisa Nikmati Udara Bersih di Mobil Oksigen