Lempeng Tektonik Purba Berusia 120 Juta Tahun Terungkap Ada di Indonesia, di Sini Lokasinya
Lempeng tektonik berumur 120 juta tahun dengan ukuran seperempat dari Samudera Pasifik terungkap berada di Indonesia.
bumiPeneliti menetapkan keberadaan lempeng ini dengan menggabungkan data geologi dari pegunungan dan pecahan samudera yang terletak di atas lempeng benua di wilayah Asia-Pasifik.
Lempeng Tektonik Purba Berusia 120 Juta Tahun Terungkap Ada di Indonesia, di Sini Lokasinya
Lempeng tektonik berumur 120 juta tahun dengan ukuran seperempat dari Samudera Pasifik terungkap berada di Kalimantan Utara setelah sebagian besar bagian kerak Bumi masuk ke dalam lapisan dalam Bumi.Peneliti Suzanna van de Lagemaat dari Universitas Utrecht, Belanda bersama dengan pengawasnya, Douwe van Hinsbergen, menetapkan keberadaan lempeng ini dengan menggabungkan data geologi dari pegunungan dan pecahan samudera yang terletak di atas lempeng benua di wilayah Asia-Pasifik.
-
Apa itu pempek lenggang? Pempek lenggang adalah salah satu varian pempek yang menjadi favorit para pecinta kuliner.
-
Bagaimana lempeng tektonik bekerja jika Bumi datar? “Ketika melakukan perhitungan sederhana seperti, 'Jika lempeng ini bergerak sejauh ini dan lempeng itu bergerak sejauh itu,' semuanya harus dilakukan pada sebuah bola,”
-
Kapan Klenteng Boen Tek Bio dibangun? Menurut sejarahnya, pendirian klenteng dilakukan pada 1684.
-
Apa yang dimaksud dengan teka-teki silang? Teka-teki silang merupakan permainan kata yang populer di seluruh dunia. Permainan ini terdiri dari kotak-kotak kecil yang harus diisi dengan huruf-huruf untuk membentuk kata-kata yang saling terkait.
-
Di mana Curug Lembah Purba berada? Curug Lembah berada di dalam hutan kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP).
-
Apa itu Lempah Kuning? Salah satu makanan khas Provinsi Bangka Belitung yaitu Lempah Kuning atau Gangan. Secara kasat mata, hidangan ini memiliki kuah berwarna kuning dan menggunakan ikan hasil tangkapan laut yang segar. Selain itu, dalam mengolah hidangan ini menggunakan bumbu-bumbu khusus sehingga membuat hasil masakan berwarna kuning.
Penelitian Laboratorium
Lagemaat yang menemukan tanda-tanda lempeng kuno tersebut dalam formasi batuan yang dipelajari di Kalimantan Utara mengatakan, “Kami pikir kami sedang berhadapan dengan peninggalan lempeng hilang yang sudah kami ketahui, tapi penelitian laboratorium magnetik kami menunjukkan temuan kami berasal dari jauh di utara, dan pasti merupakan sisa-sisa dari lempeng lain yang sebelumnya tidak diketahui.”
Saat ini, lempeng tersebut diberi nama Lempeng Pontus, bongkahan kerak Bumi ini terbentang seluas seperempat dari Samudera Pasifik. Dari hasil rekonstruksi, lempeng ini diperkirakan sudah ada sejak 160 juta tahun lalu.
Pada masa itu, terdapat sebuah lautan luas di antara Eurasia dan Australia yang terhubung dengan Antartika sebagai bagian dari superbenua Pangaea.
- Babak Baru Kasus Menantu Selingkuh dengan Mertua di Serang, RZ dan RH Jadi Tersangka Perzinahan
- Sosok Suami Istri dan Anak Berusia 7.700 Tahun Ditemukan di Sebuah Bukit, Bentuknya Unik
- Kapas Mulai Digunakan sebagai Bahan Baku Tekstil Sejak 7.000 Tahun Lalu, Ini Buktinya
- Belati Berusia 3.300 Tahun Ditemukan Setelah Penggalian di Bukit Seluas 45 Hektar
- Tebakan Lucu Jawa Beserta Jawabannya, Receh dan Menghibur
- Curhatan Kocak Pejabat Daerah di Panggung Open Mic Merdeka Session 2 Bertema 'Pejabat Serba Bisa'
Penelitian Lagemaat berfokus pada Wilayah Persimpangan, yang merupakan salah satu daerah lempeng tektonik paling kompleks di dunia. Daerah ini membentang dari Jepang, melalui Kalimantan, Filipina, Papua Nugini, hingga ke Selandia Baru.
Lagemaat mengumpulkan data dari publikasi ilmiah dan studi lapangannya di Kalimantan untuk merekonstruksi pergerakan lempeng tektonik mulai dari zaman dinosaurus hingga saat ini.
Mereka melakukan analisis mundur dari susunan geologi lempeng tektonik saat ini di Wilayah Persimpangan untuk merekonstruksi pergerakan lempeng sejak periode Jurassic.
Pendekatan ini didasarkan pada asumsi skenario lempeng tektonik yang paling sederhana yang sejalan dengan pengamatan geologi.Jika terbukti akurat, ini akan menjadi pencapaian yang memuaskan bagi Hinsbergen dan timnya. Mereka sebelumnya memperkirakan keberadaan lempeng Pontus sekitar 11 tahun yang lalu berdasarkan anomali data seismik.
Data tersebut menunjukkan adanya pecahan lempeng kuno yang telah tenggelam jauh ke dalam mantel Bumi, mengakibatkan gangguan pada jalur gempa yang melintasinya.
Jejak hipotetis dari lempeng Pontus juga telah ditemukan di Palawan, sebuah pulau di bagian barat Filipina, dan di Laut Cina Selatan. Hal ini masuk akal terutama setelah dikaitkan dengan formasi Kalimantan yang dipelajari oleh Lagemaat.
“Baru setelah Suzanna secara sistematis merekonstruksi setengah dari sabuk gunung ‘Cincin Api’ dari Jepang, melalui Papua Nugini, hingga Selandia Baru barulah dugaan lempeng Pontus terungkap, dan itu termasuk batuan yang kami pelajari di Kalimantan,” kata Hinsbergen.