Menguak Fakta Kingkong Purba Raksasa yang Pernah Hidup di Muka Bumi, Salah Satu Fosilnya Ditemukan di Tegal
Hewan purba itu punah diduga karena tidak bisa beradaptasi pada perubahan iklim yang ekstrem.

Hewan purba itu punah diduga karena tidak bisa beradaptasi pada perubahan iklim yang ekstrem.

Menguak Fakta Kingkong Purba Raksasa yang Pernah Hidup di Muka Bumi, Salah Satu Fosilnya Ditemukan di Tegal
Pada zaman dahulu kala, berjuta-juta tahun yang lalu, spesies kera raksasa atau Kingkong pernah hidup di muka Bumi ini. Tinggi mereka diperkirakan mencapai tiga meter. Berat badannya mencapai 500 kilogram.
Spesies kera raksasa itu memiliki nama latin Gigantopithecus. Bentuknya menyerupai orang utan zaman modern. Kini, fosilnya ditemukan di berbagai tempat seperti di Vietnam, China, dan India.
Selain itu, salah satu fosilnya ternyata juga ditemukan di Indonesia, tepatnya di Situs Semedo, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal. Lantas seperti apa penampakan fosil Kingkong purba yang ditemukan di Tegal?


Pada awalnya, para ilmuwan meyakini bahwa habitat kera raksasa hanya berada di China, Asia Selatan, dan wilayah Vietnam yang dekat dengan perbatasan China.
Ada beragam jenis Gigantopithecus yang tersebar di dunia antara lain Gigantopithecus giganteus, Gigantopithecus bilaspurensis, dan Gigantopithecus blacki.

Fosil Gigantopithecus yang ditemukan di Semedo berasal dari jenis blacki.
Tulang spesies ini ditemukan pada lapisan tanah dengan umur geologi mencapai satu juta tahun. Lokasi penemuan ini mendukung gagasan kalau kera raksasa ini pernah menyebar hingga ke Indonesia.
Apalagi jutaan tahun lalu daratan Jawa, Sumatra, dan Kalimantan belum terpisah lautan seperti yang kita lihat sekarang ini.
Diperkirakan kera raksasa menghuni Jawa pada masa pleistosen hingga lebih kurang 200.000 tahun yang lalu. Setelah itu spesies tersebut punah diduga karena perubahan iklim dari ekstrem dingin menjadi kering. Kera raksasa dengan ukuran besar tidak mampu beradaptasi pada perubahan iklim tersebut sehingga akhirnya punah.

Mengutip Wikipedia, identifikasi pertama terhadap kera raksasa ini dilakukan oleh seorang antropolog Ralph von Koenigswald pada tahun 1935. Saat itu ia menemukan fosil gigi dari hewan purba tersebut di salah satu toko obat di Hong Kong.
Pada tahun 1956, lebih dari 1.000 gigi yang diidentifikasi milik kera raksasa itu ditemukan di Liucheng, China. Sejak saat itu, lebih banyak lagi sisa-sisa fosil yang ditemukan setidaknya di 16 lokasi yaitu di China, Vietnam, dan India.