Di Lokasi Ini Ilmuwan Menemukan Lempengan Tektonik Kuno
Tak menduga di sinilah lempengan tektonik kuno ditemukan.
Tak menduga di sinilah lempengan tektonik kuno ditemukan.
Di Lokasi Ini Ilmuwan Menemukan Lempengan Tektonik Kuno
Ilmuwan terkejut. Mereka tak sengaja menemukan lempengan tektonik kuno. Ditemukan setelah mereka melakukan rekonstruksi.
Rekonstruksi ini berhasil dilakukan mahasiswa doktor geologi di Universitas Utrecht, Belanda bernama Suzanna van de Lagemaat bersama timnya.
-
Dimana lempeng tektonik itu ditemukan? Lempeng tektonik yang ditemukan di Kalimantan itu dinamakan Pontus.
-
Dimana lempengan tanah liat ditemukan? Dalam penggalian arkeologi tahun 2023 di sebuah situs kuno Ambarlikaya di Boğazköy-Hattusha, Turki, arkeolog menemukan lempengan tanah liat aksara paku (cuneiform).
-
Dimana pergeseran tektonik lempeng terjadi? Ada bukti bahwa pergeseran dari tektonik sederhana ke tektonik lempeng modern terjadi antara 1,0 hingga 0,541 miliar tahun yang lalu, mempercepat perkembangan kehidupan kompleks di Bumi.
-
Dimana lempengan kutukan ditemukan? Sebanyak 1.700 lempeng kutukan ditemukan pada situs-situs dunia Romawi yang berasal dari 500 SM hingga 500 Masehi.
-
Dimana lokasi penemuan artefak kuno? Saat menggali di permukiman prasejaran berusia 6200 tahun di Solnitsa, Provinsi Varna, Bulgaria, para arkeolog menemukan liang lahat khusus berisi benda-benda persembahan untuk ritual.
-
Dimana lempeng tektonik saling bertabrakan? Teori ini menggambarkan kerak Bumi yang terus bergerak. Kerak Bumi terbagi menjadi potongan-potongan besar yang mengelilingi waktu.
Menurut laporan IFLScience, Kamis (12/10), van de Lagemaat dan tim mempelajari area di sekitar Filipina, di mana batuan cair pernah meletus ke permukaan dan lempengan tektonik bergerak terpisah.
“Filipina terletak di persimpangan kompleks dari sistem lempeng yang berbeda,”
Peneliti utama, Suzanna van de Lagemaat.
Wilayah di sekitar Filipina hampir seluruhnya terdiri dari kerak samudera, dengan beberapa bagian yang meninggi di atas permukaan laut.
Bagian-bagian ini menunjukkan batuan dengan usia yang sangat berbeda dengan yang lainnya.
Dengan menggunakan data geologi, van de Lagemaat berhasil merekonstruksi pergerakan lempeng antara Jepang dan Selandia Baru.
Dari sini, dia menemukan bahwa lempeng kuno yang pernah ada di sana berukuran sangat besar, sekitar seperempat ukuran Samudera Pasifik, sebelum akhirnya lenyap.
Sebelumnya, Zona subduksi kuno atau zona di mana suatu lempeng tektonik tenggelam di bawah lempeng tektonik lainnya pernah teridentifikasi di daerah ini sebelas tahun yang lalu, ketika sebuah tim memeriksa data seismiknya.
Awalnya, lempeng-lempeng ini diperkirakan adalah bagian dari yang telah diketahui para peneliti. Tetapi penelitian ini membuktikan bahwa prediksi ini salah. Sampel yang dikumpulkan di Borneo (Sumatera) menjelaskan hal ini.
“Kami awalnya mengira bahwa kami berurusan dengan barang-barang peninggalan lempeng yang sudah hilang dan sudah kami ketahui,” jelas van de Lagemaat.
Sisa-sisa lempeng ini sekarang disebut sebagai Pontus, dan juga berada di pulau Palawan di Filipina Barat dan Laut China Selatan.
Pembimbing van de Lagemaat, Douwe van Hinsbergen, menyatakan bahwa sebelas tahun yang lalu, para peneliti mengira bahwa sisa-sisa Pontus mungkin berada di utara Jepang.
Sekarang, van de Lagemaat telah berhasil merekonstruksi setengah dari rangkaian pegunungan ‘Ring of Fire’ dari Jepang melalui Guinea Baru hingga Selandia Baru.