Cegah Penculikan Anak, Disdik Samarinda Minta Sekolah Atur Penjemputan
Asli menerangkan, edaran itu menyusul peristiwa hilangnya balita Ahmad Yusuf Ghazali, saat berada di dalam sekolah PAUD, Jumat (22/11) lalu. Balita Yusuf sendiri, ditemukan meninggal dunia mengenaskan, 16 hari kemudian, Minggu (8/12).
Dinas Pendidikan Kota Samarinda, Kalimantan Timur, mengeluarkan edaran kepada sekolah mulai TK hingga SMP untuk mengatur jadwal penjemputan anak. Edaran itu untuk meredam isu penculikan anak yang meresahkan orangtua.
Edaran bersifat penting itu bernomor: 339/9025/100.01 perihal Penjemputan Peserta Didik, dan diteken Kepala Dinas Pendidikan Asli Nuryadin. Ada 7 poin dalam surat edaran tertanggal 12 Desember 2019 itu.
-
Apa pengertian anak sulung? Anak sulung adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang lahir pertama atau yang tertua dalam suatu keluarga.
-
Siapa yang berjuang demi anak? “Pada awal kehidupan, orangtua tentu harus membesarkan anaknya, mengasuh, mengajari. Tapi, pada titik tertentu, orangtua justru harus mengajari anaknya kehidupan dengan melepaskan.”
-
Bagaimana anak-anak dari sekolah pencuri menjalankan aksinya? Setelah satu tahun bersekolah, para remaja itu bisa 'lulus', mencuri perhiasan di pesta pernikahan orang kaya.
-
Apa yang ditemukan di kuburan anak-anak itu? Enam patung terakota dan pin perunggu berbentuk kaki kuda diletakkan di dalam kuburan ini. Patung-patung ini menggambarkan dua penari yang mengenakan hiasan kepala Frigia, salah satunya adalah seorang wanita yang memainkan alat musik petik kecapi, dan tiga wanita lainnya berdiri dengan kostum Timur yang dapat dikaitkan dengan pemujaan Dionysus, dewa anggur Yunani.
-
Kapan Adilla memeluk anaknya? Adilla juga ngepost foto ultah anaknya, dapet pelukan papa yang hangat kayak Wulan.
-
Apa yang dilakukan anak tersebut kepada ibunya? Korban bernama Sufni (74) warga Jalan Nelayan Kelurahan Sri Meranti Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru. Sedangkan pelaku Hendri (52), dan istrinya N (51). Setelah mendapat video tersebut Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru Kompol Bery Juana Putra bersama anak buahnya langsung datang ke rumah pelaku.
"Benar, edaran itu saya teken dan edarkan kepada seluruh sekolah TK hingga SMP di Samarinda," kata Asli, ditemui merdeka.com di kantornya, Kamis (19/12).
Asli menerangkan, edaran itu menyusul peristiwa hilangnya balita Ahmad Yusuf Ghazali, saat berada di dalam sekolah PAUD, Jumat (22/11) lalu. Balita Yusuf sendiri, ditemukan meninggal dunia mengenaskan, 16 hari kemudian, Minggu (8/12).
"Kejadian di PAUD itu, jadi obrolan orangtua, karena isu penculikan. Jadi kami di Disdik, mengeluarkan edaran itu. Diantaranya, bahwa sekolah harus tahu, utama anak usia dini, siapa yang menjemput saat pulang sekolah," ujar Asli.
"Edaran itu agar sekolah dan orangtua, melalui komite, melalui paguyuban orangtua, bisa saling komunikasi. Nanti, kalau tidak ada komunikasi, bisa saling menyalahkan. Nah itu, kita minimalisir," tambahnya.
Dia menggarisbawahi, edaran itu tidak sama sekali membuat resah orangtua. Melainkan, upaya pemerintah kota, agar kejadian di PAUD itu, menjadi pembelajaran bersama banyak pihak.
"Pendidikan itu kan kolaborasi antara masyarakat, orangtua dan sekolah. Kita buat formula, semua anak, mesti aman. Terlebih lagi, anak usia dini. Daripada terjadi masalah pada anak kita, dan saling menyalahkan," terangnya.
"Dan juga, kalau ada 2 pintu keluar dan masuk sekolah, mesti jadi satu supaya memudahkan kontrol, dan pengawasan. Juga, CCTV penting. Kalau ada kerjasama dan pemahaman yang baik dari sekolah dan orangtua melalui paguyuban dan komite sekolah, bisa bersama menyediakan CCTV di sekolah," tutup Asli.
(mdk/fik)