Cerita Agum Gumelar kritik strategi SBY tangani teroris saat jadi anak buah Megawati
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden yang juga pernah menjabat sebagai Menteri Perhubungan di Kabinet Gotong Royong, Agum Gumelar, pernah mengkritik strategi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menangani teroris. Saat itu SBY menjabat sebagai Menko Polhukam.
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden yang juga pernah menjabat sebagai Menteri Perhubungan di Kabinet Gotong Royong, Agum Gumelar, pernah mengkritik strategi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menangani teroris. Saat itu SBY menjabat sebagai Menko Polhukam.
Dia menuturkan, apa yang disampaikan SBY dalam rapat kabinet yang dipimpin Megawati kala itu bagus. Namun terlalu teoritis.
-
Apa yang dilakukan Aira Yudhoyono bersama kakeknya, Susilo Bambang Yudhoyono? Mereka menikmati waktu bersama dengan penuh keasyikan, saling memperhatikan berbagai hal di sekitar mereka!
-
Bagaimana Aira menunjukkan kekagumannya kepada Susilo Bambang Yudhoyono di hari ulang tahunnya? Di hari ulang tahun SBY, Aira mengungkapkan kekagumannya kepada pepo yang masih terus mau belajar banyak hal.
-
Apa yang diresmikan oleh Prabowo Subianto di Sukabumi? Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto meresmikan lima titik sumber air di Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (30/12/2023).
-
Kenapa Prabowo Subianto dan Jenderal Dudung menggandeng tangan Jenderal Tri Sutrisno? Momen ini terjadi ketika ketiga jenderal tersebut sedang berjalan masuk ke dalam sebuah ruangan atau tempat digelarnya gala dinner seusai mengikuti rangkaian parade senja atau penurunan upacara bendera merah putih.
-
Apa yang membuat netizen terkejut tentang Agus Harimurti Yudhoyono? Pasalnya, beberapa netizen terkejut saat mengetahui bahwa usia AHY sudah mencapai 45 tahun, sementara wajahnya masih terlihat begitu awet muda.
-
Kapan Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
"Bagus sekali, sistematis, tapi terlalu teoritis. Saya bilang Bu Presiden ini bukan urusan saya, tapi saya pernah berkecimpung di sini. Kalau masalah teror ditangani secara konvensional seperti ini saya agak khawatir," cerita Agum dalam diskusi di kantor Persatuan Wartawan Indonesia, Jakarta, Selasa (22/5).
Dia mengusulkan, teror bisa menyerang siapa dan dimana saja. Karenanya harus ditangani salah satunya dengan menguatkan intelijen.
"Teror itu terjadi kapan saja, dimana saja, dengan cara apa saja, dan terhadap siapa saja. Kalau menurut saya dalam menghadapi ancaman seperti ini, tidak ada cara lain, intelijen kita harus kuat. Data intelijen sudah bisa menjadi dasar untuk kita mencegah teror itu terjadi," jelas Agum.
Mendengar hal itu, dia pun sempat mendapat sanggahan dari Jaksa Agung dan beberapa menteri lain. Alhasil, Presiden Megawati Sukarnoputri saat itu akhirnya menyudahi perdebatan.
"Akhirnya terlalu ramai begitu, Presiden (mengatakan) setop tidak argumentasi. Akhirnya tanpa solusi. Itu hari Kamis dan di hari Minggu, bom meledak di Bali," cerita Agum.
Reporter: Putu Merta Surya Putra
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Pemerintah setuju bangun rutan teroris di Cikeas
Revisi UU Terorisme harus pastikan aparat mampu lakukan tindakan preventif
Kapolri usul rutan baru tahanan teroris dibangun di Cikeas
Dua terdakwa teroris ISIS jalani sidang di PN Jakarta Barat
'Pro ISIS di Indonesia yang belum ke Suriah lebih berbahaya'