Cerita Dedi Mulyadi Nyaris Batal Ikut Debat Pilkada Jabar karena Terjebak Macet Kecelakaan di Tol Cipularang
Dedi Mulyadi sempat terjebak macet karena insiden kecelakaan lalu lintas di Tol Cipularang.
Dedi Mulyadi hampir batal menjalani debat kandidat Calon Gubernur Jawa Barat, pada Senin (11/11) malam. Dia sempat terjebak macet karena insiden kecelakaan lalu lintas di Tol Cipularang.
"Saya termasuk orang yang terjebak hampir 1 jam dari macet di situ karena ada kecelakaan," kata dia usai debat.
- Dedi Mulyadi Dikabarkan Ingin Ade Ginandjar jadi Cawagub Jabar, Ini Kata Golkar
- Peta Kekuatan Dedi Mulyadi di Pilkada Jabar Usai Golkar Masuk Barisan Koalisi
- Blak-blakan Dedi Mulyadi Awal Mula Bertemu Dede Saksi Kunci Kasus Vina yang Akui Bohong Beri Kesaksian
- Dedi Mulyadi Siap Jika Dipilih untuk Bertarung dalam Pilgub Jabar 2024
Dia menyampaikan belasungkawa dan mendoakan korban luka segera pulih, korban meninggal dunia ditempatkan di tempat terbaik.
"Semoga keluarganya dikuatkan yang meninggalnya diterima seluruh amal ibadahnya dan diampuni dosanya," jelas dia.
Peristiwa kecelakaan lalu lintas yang terjadi harus menjadi pembelajaran, bahwa transportasi darat harus diperhatikan.
Tidak boleh lagi truk tua yang semua aspek standarisasinya sudah tidak terpenuhi masih mengangkut muatan dengan jumlah yang besar.
"Pemeriksaan (kendaraan) jangan bersifat administratif bahan-bahannya harus diperhatikan," ucap dia.
Ingatkan Fungsi Gubernur
Dedi Mulyadi menilai debat kandidat adalah ujian bagaimana calon pemimpin meyampaikan gagasan yang ada di pikiran.
Menurut dia, debat menguji kemampuan mengartikulasikan materi dalam ucapan yang bisa diterima dan dipahami oleh masyarakat.
Dia menyinggung mengenai pembahasan yang mengemuka dari program yang dipaparkan pasangan calon lain lebih banyak berfokus pasa teknis pelaksanaan di lapangan
"Debat itu artikulasi gagasan personal pemimpin bukan membawa barang kemudian dibaca di mimbar. Pemimpin itu harus kaya akan gagasan," ucap dia.
"Ingat bahwa kita ini bukan pelaksana teknis dinas, atau sebagai kepala bidang Kepala Biro Kepala Dinas, bukan. Kita dipilih menjadi gubernur yang harus melahirkan gagasan besar yang itu diterjemahkan secara teknis atau perangkat pemerintah," jelas Dedi.
Tugas gubernur salah satunya harus mengetahui seluruh persoalan secara utuh, sehingga dia bisa mengaplikasikan dalam kebijakan-kebijakan teknis kepada masyarakat dan melalui perangkat Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Mantan Bupati Purwakarta ini mengaku terus bertemu dengan masyarakat, mendengarkan keluhan, memberikan solusi, bahkan sebelum mengikuti kontestasi Pilgub Jabar.
Kebiasaan itu akan tetap dilanjutkan, karena itu bagian dari pekerjaan seorang pemimpin. Dia berjanji jika terpilih sebagai gubernur, maka ia akan lebihbsering berkeliling berdiskusi dengan masyarakat dibanding duduk di belakang meja.
"Duduk di belakang meja itu bukan kebiasaan kami. Kami akan menyelesaikan persoalan yang ada di masyarakat secara langsung dengan program (yang dituangkan) dalam visi misi," imbuh Dedi.