Cerita di balik tewasnya Edi Palembang si gembong perampok
Edi ditembak mati polisi karena melawan saat akan ditangkap.
Akral Dinata alias Dina alias Edi Palembang (EP), pelaku perampokan sadis di beberapa daerah yang menembak mati polisi akhirnya tewas dalam sebuah penggerebekan di kawasan Srengseng Sawah Balong Kelurahan Srengseng, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, Senin (1/12) sekitar pukul 04.00 WIB. Dia ditembak mati karena melawan.
Edi Palembang merupakan residivis yang sering melakukan pencurian dengan kekerasan di berbagai daerah seperti, Riau dan Jambi. Edi sudah berulang kali dikejar, namun selalu berhasil meloloskan diri. Edi Palembang, menembak anggota Opsnal Reskrim Polsek Senapelan, Bripka Harianto Bahri di Senapelan, Pekanbaru pada Minggu (9/11) sore.
Bripka Harianto, yang menderita luka tembak di bagian dada sebelah kiri mengembuskan napas terakhir saat dilarikan ke RS Polri Riau. Penembakan diduga dilakukan dengan senjata api jenis Ruger Mini yang dimodifikasi.
Menurut informasi yang dirangkum merdeka.com, sebelum ditangkap EP bersama dua temannya meninggalkan lokasi tempat dia makan. Saat akan pergi, polisi menghadang lalu melumpuhkan tubuhnya dengan peluru.
Kabid Humas Polda Riau AKBP Guntur Aryo Tejo Sik kepada merdeka.com membenarkan hal itu. Menurutnya, selain EP, petugas Gabungan Jatanras Polda Riau bersama Satreskrim Polresta Pekanbaru saat itu juga menangkap 2 temannya, yakni inisial BS alias Ujang warga Padang, FW warga Lampung.
Ada beberapa cerita menarik di balik tewasnya Edi Palembang. Berikut ini kisahnya yang dirangkum merdeka.com:
-
Apa pasal yang menjerat pelaku pembunuhan siswi di Palembang? Para pelaku terjerat pasal penganiayaan dan pencabulan anak yakni pasal 76 C dan Pasal 80 ayat 3 UU No. 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara dan denda Rp3 miliar.
-
Apa yang dilakukan polisi kepada warga di Palembang? Penyidik menetapkan Bripka ED, pengemudi mobil Toyota Alphard putih yang viral, sebagai tersangka karena melakukan pengancaman dengan pisau terhadap warga. "Setelah kami periksa secara maraton, kami tingkatkan ke penyidikan dan sudah ditetapkan sebagai tersangka," ungkap Kasatreskrim Polrestabes Palembang AKBP Haris Dinzah, Selasa (19/12). Tersangka Bripka ED dijerat Pasal 335 KUHP tentang perbuatan tidak menyenangkan dengan ancaman paling lama satu tahun penjara.
-
Kapan kota Palembang didirikan? Berdasarkan catatan yang terdapat pada prasasti Kedukan Bukit, kota ini didirikan pada 16 Juni 682 Masehi.
-
Apa yang dimaksud dengan Songket Palembang? Songket Palembang adalah kain tradisional dari Sumatra Selatan yang dikenal dengan tenunannya yang rumit dan motifnya yang indah. Kain ini merupakan warisan budaya takbenda yang telah ada sejak zaman Sriwijaya, dan telah menjadi simbol kebanggaan masyarakat Palembang.
-
Apa itu pindang tulang iga sapi khas Palembang? Pindang tulang iga sapi dapat menjadi menu alternatif dalam acara makan Anda bersama keluarga.
-
Kenapa Lak masuk ke Palembang? Konon, Lak masuk ke Palembang diperkirakan pada zaman awal berdirinya Kerajaan Palembang sekitar abad 16.Saat itu, banyak dijumpai gaya arsitektur rumah Palembang yang dibangun dalam bentuk limas.
Cabut pistol saat hendak disergap
Pelaku pencurian dengan kekerasan di Riau, Edi Palembang, tewas ditembak polisi saat dikejar di Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Edi merupakan residivis yang menembak polisi.
"Ada kejadian di Riau di mana polisi kejar perampok yaitu Edi. Dalam pengejaran, polisi ditembak oleh Edi sehingga meninggal," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Polisi Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (1/12).
Kendati demikian, Polda Riau mendapatkan informasi bahwa Edi telah berada di Jakarta. Kemudian, Polda Riau meminta bantuan kepada Polda Metro Jaya untuk ikut serta melakukan penangkapan di Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Saat penggerebekan, Edi melawan dan sempat ingin mengeluarkan senjata api revolver rakitan. Diduga, Edi bakal menembak kembali polisi yang mengejarnya.
Namun, upaya Edi gagal karena polisi lebih dulu menembaknya. Saat ini, jasad Edi sudah dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat untuk dilakukan visum.
3 Kali disergap lolos, diduga pakai jimat cincin dan keris
Edi Palembang tewas saat ditangkap karena melakukan perlawanan di kawasan Srengseng Sawah Balong Kelurahan Srengseng Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, Senin (1/12) sekitar pukul 04.00 wib.
Menurut informasi yang dirangkum merdeka.com, sebelum ditangkap cincin yang biasa dipakai EP diambil oleh seorang wanita yang merayunya. Setelah wanita itu pergi dengan alasan ke toilet, EP bersama dua temannya meninggalkan lokasi tempat dia makan.
"Ada wanita yang membawa cincinnya, sebab beberapa kali saat disergap EP kerap lolos meski sempat ditembak," ujar salah seorang sumber kepada merdeka.com yang enggan disebutkan namanya, di Polda Riau, Senin (1/12).
Edi Palembang sudah 3 kali ditangkap namun lolos meski beberapa kali diberondong peluru. Perampok yang dikenal licin ini, kerap membawa cincin dan keris yang dipercayai bisa membuatnya kebal dan hilang dari pandangan mata petugas.
Setelah cincin Edi dibawa oleh wanita tersebut, Edi merasa curiga lalu meninggalkan lokasi tempat dia makan. Saat meninggalkan lokasi itulah Edi langsung disergap sekitar 16 personel gabungan Polda Riau dan Polresta Pekanbaru dengan berkoordinasi bersama Polda Metro Jaya.
"Saat akan disergap, Edi melepaskan tembakan ke arah anggota, lalu anggota membalas tembakan hingga akhirnya dia terjatuh akibat terkena tembakan dan akhirnya meninggal dunia," ujar Direktur Kriminal Umum Polda Riau Kombes Pol Arif Rahman Hakim, kepada merdeka.com.
Terkait cincin yang dipakainya sehingga kerap lolos meski 3 kali disergap dan ditembaki tapi tidak kena, polisi tidak bisa membuktikannya secara hukum. "Ya, itu tidak bisa kita buktikan secara hukum, memang beberapa kali saat akan ditangkap, EP kerap lolos," kata Arief.
Tak kalah sadis, adik Edi kini juga jadi buronan
Kasus perampokan Edi Palembang sudah tutup buku karena tewas saat penggerebekan. Namun polisi belum berhenti mengendus jejak komplotannya. Target berikutnya adalah adik Edi Palembang bernama Adi, yang sekarang masih masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO)
Informasi di kepolisian menyebutkan, Adi disebut-sebut turut terlibat sejumlah kasus kejahatan seperti kakaknya, yakni pencurian dengan kekerasan (curas). Meski namanya belum cukup dikenal dalam geng perampok, namun kelincahan Adi tak bisa diragukan.
Sebab menurut polisi, Adi memiliki andil besar terkait sepak terjang kakaknya, Edi Palembang. Bahkan, Adi juga bagian dari komplotan kakaknya.
"Adiknya ini juga diketahui berstatus DPO di sejumlah wilayah, seperti Provinsi Jambi dan Sumatera Barat," ujar Kasubdit III Jatanras Dit Reskrimum Polda Riau, AKBP Hendri Posma Lubis, Rabu (3/11).
Hendri mengatakan, pihaknya tengah mencari keberadaan dan peran sang adik, begitu pula catatan kriminalnya. Namun yang jelas, Adi beraksi persis sama dengan abangnya, yakni kejahatan menggunakan senjata api. "Tunggu episode berikutnya, yang jelas dia (Adi) masuk target kita," ujarnya.
Ngontrak, Edi Palembang dikenal flamboyan
Edi Palembang, perampok yang ditembak mati tim gabungan Polda Metro Jaya dan Polda Riau Senin (1/12), baru tinggal di rumah kontrakan Buyung atau BJ di Jalan Kampung Sawah Balong RT 06 RW 04, Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat (Jakbar), selama dua hari.
"Iya baru juga datang dua hari di sini, dia datang sama temannya dari Lampung. Keduanya tinggal di rumah kontrakan Buyung," ungkap Halimah yang tinggal bersebelahan dengan BJ kepada wartawan.
Menurut Halimah, kedua teman BJ itu baru saja datang dua hari lalu. Edi dan temannya datang setelah isteri BJ berkunjung ke rumah kontrakan BJ.
"Istrinya baru pulang ke kampung setelah sepekan tinggal di rumah kontrakan BJ. Dua hari setelah istrinya datang, Edi dan temannya datang," tutur Halimah.
Dia melanjutkan, meski sudah berusia 50-an, tubuh Edi masih kekar. Demikian pula teman Edi dan BJ yang sampai saat ini belum diketahui identitasnya. "Penampilan BJ, Edi dan temannya necis dan flamboyan," terang Halimah.
Halimah mengaku, BJ baru tinggal di rumah kontrakan selama tiga bulan. Dia pun menilai BJ sebagai orang yang tertutup.
"Orangnya tertutup. Para tetangga kurang mengenal dia. Dua temannya yang baru datang juga tak menegur jika ada ibu-ibu sedang ngobrol. Kalau siang keluar cari makan langsung ngeloyor gitu saja, enggak ada basa-basinya sama tetangga," ujarnya.