Cerita Dokter Reisa 1 Tahun Jadi Jubir untuk Covid-19: Ini Bukan Tentang Angka
Sudah satu tahun lebih pandemi Covid-19 melanda banyak negara di dunia termasuk Indonesia. Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 dan Duta Adaptasi, Reisa Broto Asmoro, mengatakan kondisi membuat dirinya juga ikut belajar bahwa setip orang punya cerita yang berbeda dalam bersinggungan dengan Covid-19.
Sudah satu tahun lebih pandemi Covid-19 melanda banyak negara di dunia termasuk Indonesia. Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 dan Duta Adaptasi, Reisa Broto Asmoro, mengatakan kondisi membuat dirinya juga ikut belajar bahwa setip orang punya cerita yang berbeda dalam bersinggungan dengan Covid-19.
"Memang sekilas, tidak ada yang baik tentang pandemi ini. Meski, saya bersyukur kepada Tuhan karena telah mampu melewati setahun yang tidak mudah ini, tetapi jujur saja, jika waktu boleh diulang, saya lebih suka menghindari pandemi. Saya lebih memilih mencari cara mencegahnya terjadi," kata Reisa dalam rilis yang diterima merdeka.com, Selasa (8/6).
-
Siapa yang dilibatkan dalam penanganan pandemi Covid-19 dalam disertasi Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung? Analisis ini menawarkan wawasan berharga tentang pentingnya kerjasama antar-sektor dan koordinasi yang efektif antara lembaga pemerintah dan non-pemerintah dalam menghadapi krisis kesehatan.
-
Bagaimana cara mencegah Covid Pirola? CDC menyarankan masyarakat untuk melindungi diri dari virus ini karena masih belum jelas tentang seberapa pesat varian ini dapat menyebar. Untuk itu, sebagai tindakan pencegahan masyarakat diminta untuk melakukan hal berikut:• Dapatkan vaksin Covid-19.• Jalani tes Covid.• Cari pengobatan jika Anda mengidap Covid-19 dan berisiko tinggi sakit parah• Jika Anda memilih untuk memakai masker, kenakan masker berkualitas tinggi yang pas di hidung dan mulut.• Tingkatkan ventilasi udara.• Selalu mencuci tangan usai beraktivitas.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Apa gejala Covid Pirola? Mengenai gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Pirola, diketahui belum ada gejala yang spesifik seperti disampaikan ahli virologi dari Johns Hopkins University, Andrew Pekosz, dilansir dari Liputan 6.Namun, tetap saja ada tanda-tanda yang patut untuk Anda waspadai terkait persebaran covid Pirola. Apabila terkena COVID-19 gejala umum yang terjadi biasanya demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, bersih, lelah, sakit kepala, nyeri otot serta kemampuan indera penciuman berubah, maka gejala covid Pirola adalah sakit tenggorokan, pilek atau hidung tersumbat, batuk dengan atau tanpa dahak, dan sakit kepala.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kenapa Covid Pirola mendapat perhatian khusus? Namun, para pemerhati kesehatan dan ahli virus memberi perhatian lebih terhadap subvarian ini lantaran kemampuan Pirola dalam melakukan breakthrough infections lebih tinggi dibandingkan varian lainnya. Ketika sebuah varian atau subvarian virus COVID memiliki kemampuan breakthrough infections yang tinggi maka akan menyebabkan kasus re-infeksi semakin tinggi.
Menurutnya, pandemi ini telah masuk ke semua sendi kehidupan secara dramatis. Memberikan tantangan baru yang sebelumnya kita tidak pernah perkirakan tetapi tetap harus dicari jawabannya.
"Wabah ini telah merenggut para dokter, perawat, dan puluhan tenaga kesehatan terbaik kita yang berjuang tanpa lelah di garis depan untuk menyelamatkan nyawa orang lain. Ratusan dari mereka telah gugur, sebagiannya adalah kolega saya dan guru saya, sesama dokter. Kehilangan yang luar biasa yang sampai saat ini masih saya rasakan," katanya.
Pekan ini, sambung Reisa, tepat satu tahun dirinya mengabdi sebagai juru bicara penanganan dan vaksinasi Covid-19 untuk pemerintah.
"Sekarang kita telah melihat banyak inisiatif berdasarkan Solidaritas tinggi, menulari berbagai kelompok di seluruh Indonesia, menular cepat sebagai virus yang baik. Mereka saling membantu bukan saja pasien Covid-19, tetapi juga membantu mereka yang terkena dampak
krisis ekonomi."
Dia menambahkan, sejak Januari 2021, pemerintah memiliki hampir 1000 rumah sakit rujukan. 10 Kali lebih banyak daripada kondisi di fase awal pandemi. Kementerian Kesehatan juga menambah lebih dari 8500 tenaga kesehatan untuk memperkuat pelayan Kesehatan saat ini.
"Namun harus juga diingat bahwa pandemi tidak hanya mempengaruhi mereka yang tertular. Mereka yang berdiam diri di rumah, rajin memakai masker dan cuci tangan pakai sabun sesuai anjuran juga tetap terdampak. Kesulitan ekonomi melanda keluarga Indonesia ditambah dengan tantangan psikologis baru membantu anak-anak belajar online sambil berkerja secara daring. Dengan segala keterbatasan akses ke sekolah dan perubahan pola perilaku hidup, termasuk berubahnya pola asupan gizi, anak-anak dan populasi rentan lainnya juga dihadapkan dengan risiko kesehatan lainnya di luar Covid-19," jelasnya.
Dia menambahkan, memasuki bulan keenam sejak program vaksinasi digulirkan, masyarakat Indonesia mengantre di pos dan sentra vaksinasi. Tidak hanya mengantre untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk mendampingi lansia, guru, dan tokoh agama divaksinasi.
"Beginilah cara orang Indonesia mempersonifikasikan ungkapan, tidak ada yang aman sampai semua orang aman," katanya.
Lebih dari 90 juta dosis Coronavacdari Sinovac , AstraZeneca dari Covax dan Sinopharm telah mendarat di bandara Soekarno Hatta dan sudah disuntikkan ke lebih dari dua puluh juta orang Indonesia. Bahkan berbagai perguruan tinggi berkomitmen mengembangkan Vaksin Merah Putih dalam rangka menguatkan kemandirian. Para ilmuwan dari Lembaga Molekuler Eijkman, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Airlangga, Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung dan Universitas Padjajaran kini tengah berlomba mengembangkan vaksin produksi Indonesia.
"Pandemi mungkin sedikit melemahkan kita, tetapi juga telah menunjukkan resiliensi dan ketangguhan kita. Itulah hikmah dari serangkaian kegiatan komunikasi saya kepada public sebagai jubir. bahwa bukan angka dan statistik yang paling penting, melainkan orang-orang, kisah ketangguhan manusia Indonesia adalah yang paling utama," katanya.
"Tetap Tangguh Indonesia. Salam sehat dari saya," tutup Reisa.
Baca juga:
Wagub Jabar Positif Covid-19, Jalani Isolasi Mandiri di Rumah Dinas
Perkembangan Kasus Covid-19 Gedung Sate, Bertambah Jadi 40 Orang Positif
Lonjakan Covid-19 dan Rencana Belajar Tatap Muka yang Kian Dekat
Muncul Klaster Paduan Suara Gereja di Bantul, 18 Orang Positif Covid-19
Sandiaga Uno Ingatkan Pemda Antisipasi Peningkatan Kasus Covid-19 saat Libur Sekolah
PPKM Diberlakukan Setelah 63 Warga di Kelapa Dua Tangerang Positif Corona