Cerita dokter Rica hilang bersama anak saat jenguk suami di Yogya
Rica pamit kepada orangtua nya pergi untuk berjuang di jalan Allah.
Rica Tri Handayani, seorang dokter dari Lampung hilang di Yogyakarta, Rabu (30/12) lalu. Hilangnya Rica ini menjadi misterius, sebab dokter itu hilang bersama anaknya saat berkunjung ke Yogyakarta untuk menemui suaminya yang sedang studi.
Kabar hilangnya Rica ini membuat heboh di media sosial, sebab alumni Kedokteran UII tersebut dikabarkan menjadi korban aliran sesat.
Setelah hilang kontak pada 30 Desember lalu, suami Rica, Aditya Akbar Wicaksono pun melapor ke polisi. Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda DIY Kombes Pol Hudit Wahyudi menyebutkan, pihaknya membentuk dua tim untuk pencarian Rica.
"Masih dalam penyelidikan, kita menyelidik dari berbagai sumber dengan membentuk dua tim," katanya kepada merdeka.com, Senin (4/1).
Hudit mengatakan kasus tersebut tergolong unik. Sebab sebelum pergi, sang istri sempat berpamitan dengan kedua orangtua, kakak dan adiknya serta suaminya. Dia menjelaskan Rica menjenguk suaminya di Yogyakarta pada 12 Desember 2015 karena suaminya sedang mengambil spesialisasi dokter bedah di UGM.
"Pada tanggal 29 Desember 2015, Rica dan Adit pergi ke Maguwoharjo, Sleman mengunjungi sepupu Adit dan tinggal di tempat tersebut. Kemudian pada tanggal 30 Desember saat Adit sedang berada di RS Sardjito, dihubungi oleh kerabatnya bahwa istri dan anaknya telah pergi meninggalkan rumah," terang Hudit.
"Dalam surat itu Rica mengatakan saat ini telah banyak bencana karena umat Islam sifatnya tidak lagi sesuai akidah. Dia berpamitan dan merasa bertanggung jawab untuk memperbaiki itu dan ingin mengabdi di jalan Allah," katanya.
Awal Rica hilang bersama anaknya yaitu saat berkunjung ke Yogyakarta untuk menemui suaminya yang sedang studi.
Setelah hilang kontak pada 30 Desember lalu, suami Rica, Aditya Akbar Wicaksono pun melapor ke polisi. Menurut Hudit, kasus tersebut tergolong unik. Sebab sebelum pergi, sang istri sempat berpamitan dengan kedua orangtua, kakak dan adiknya serta suaminya. Dia menjelaskan Rica menjenguk suaminya di Yogyakarta pada 12 Desember 2015 karena suaminya sedang mengambil spesialisasi dokter bedah di UGM.
"Pada tanggal 29 Desember 2015, Rica dan Adit pergi ke Maguwoharjo, Sleman mengunjungi sepupu Adit dan tinggal di tempat tersebut. Kemudian pada tanggal 30 Desember saat Adit sedang berada di RS Sardjito, dihubungi oleh kerabatnya bahwa istri dan anaknya telah pergi meninggalkan rumah," terang Hudit.
Untuk menyelidiki kasus Rica, dia membentuk dua tim pencarian.
"Masih dalam penyelidikan, kita menyelidik dari berbagai sumber dengan membentuk dua tim," katanya.
Hudit mengatakan, sampai saat ini belum dapat menyimpulkan apakah ada hubungannya kepergian Rica dengan organisasi tertentu. Pihaknya juga masih menyelidiki siapa orang yang menjemput Rica.
"Yang menjemput itu sepupunya, dia membawa anaknya, dikatakan agar besok bisa menjadi anak yang benar. Kita belum tahu keyakinan dalam hatinya didapat dari buku arau pengaruh orang lain," tambahnya.
Polisi menduga dokter Rica sudah merencanakan kepergiannya jauh hari sebelumnya. Hal itu terlihat dari surat pamitan yang panjang dan disertai dengan rincian keuangan.
"Kepada orangtuanya dikatakan tidak akan bergabung dengan ISIS atau sejenisnya. Selain itu juga bukan untuk pergi selamanya. Jadi masih dimungkinkan akan kembali," tandasnya.