Cerita Gus Dur dikejar-kejar polisi di era Orde Baru
Moge Polisi itu berhenti setelah agak jauh menyalip lalu berhenti di tengah jalan dan menghentikan mobil Gus Dur.
Tak akan ada habisnya jika bercerita soal Gus Dur . Presiden RI keempat ini punya segudang cerita yang tak habis dibicarakan oleh para pengagumnya.
Salah satunya ketika Gus Dur dikejar-kejar oleh polisi di Era Orde Baru. Kisah Gus Dur dikejar-kejar polisi itu diceritakan kembali oleh Muhammad AS Hikam dalam bukunya berjudul 'Gus Dur Ku, Gus Dur Anda dan Gus Dur Kita'. Hikam tidak ingat persis kapan hal itu terjadi tetapi kejadian itu terjadi di akhir rezim Orde Baru.
Saat itu Gus Dur diundang untuk menjadi pembicara oleh Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) di Jombang. Saat itu aparat keamanan sudah ditugasi untuk membuat gagal acara atau minimal membuat jalannya ceramah menjadi kurang baik.
"Toh acara tetap berjalan dan ceramah Gus Dur didengar banyak aktivis GMNI dan lainnya. Begitu selesai acara, Gus Dur diminta panitia untuk segera pergi meninggalkan lokasi acara," tulis Hikam dalam bukunya tersebut yang dikutip merdeka.com, Senin (2/12).
Setelah Gus Dur meninggalkan lokasi, polisi pun langsung membubarkan acara diskusi tersebut. Para aktivis pun diminta bubar, namun Gus Dur sudah langsung meluncur ke arah Surabaya.
Namun ketika di dalam Kota Jombang, mobil Gus Dur dibuntuti dua motor gede yang ditunggangi anggota polisi. Meski demikian kedua motor gede itu tidak membunyikan sirinenya.
"Gus Dur dilapori sopirnya dan beliau minta supaya jalan saja kalau perlu ngebut," tulis Hikam di halaman 5 buku tersebut.
Namun ternyata kedua polisi yang membuntuti Gus Dur juga tidak kalah. Mereka berdua memacu kuda besinya untuk mengejar mobil yang ditumpangi Gus Dur .
Setelah berada di luar kota, kedua motor gede itu berhasil menyalip mobil Gus Dur . Motor itu berhenti setelah agak jauh menyalip lalu berhenti di tengah jalan dan menghentikan mobil Gus Dur .
Hal itu sontak membuat sopir Gus Dur mengerem mendadak untuk menghindari kecelakaan. Gus Dur pun marah besar dan membuka kaca mobil sembari menunggu kedua polisi itu mendatangi beliau.
"Ada apa?," tanya Gus Dur dengan nada tinggi.
"Assalamualaikum Kyai," ujar salah seorang polisi tersebut menyapa Gus Dur yang sudah dalam kondisi marah.
"Ya, saya kan sudah pergi. Sana pergi kalian...," ujar Gus Dur mencoba mencegah kedua polisi itu mendekat.
"Begini Kyai..." kata anggota polisi tersebut begitu sampai di kaca jendela. Saat itu sopir dan dua penumpang mobil lainnya sudah sangat khawatir.
"Begini Kyai, mohon maaf saya tadi belum sempat salaman sama njenengan, jadi terpaksa saya mengikuti Kyai. Tolong Kyai, saya ingin salaman," kata anggota polisi tersebut.
Kedua polisi itu pun lalu bersalaman dan mencium tangan Gus Dur . Setelah itu kedua polisi itu langsung tersenyum cengengesan karena berhasil salaman dengan Gus Dur .
"Dan tentu saja Gus Dur langsung ketawa ngakak segitu mobil kembali kembali jalan termasuk As Hikam yang berada di mobil tersebut.
"Ngono kuwi lo, Kang wong NU. Sudah repot-repot disuruh menjaga supaya ceramah tidak sukses, eee... ujung-ujungnya pengen salaman," ujar Gus Dur .
Baca juga:
Ini ramalan-ramalan Gus Dur yang diyakini tepat
Gus Dur, kiai yang gila bola
Gus Dur jawab kritik pakai jurus Sepak Bola
Bulan Gus Dur, berita langit, dan Opik
Cerita Gus Dur persilakan bendera OPM berkibar di Papua
Guyonan Gus Dur saat lupa tanggal lahirnya
-
Bagaimana Gus Dur mengubah namanya? Nama asli beliau, Abdurrahman Ad-Dakhil, diberikan oleh ayahnya, KH. Wahid Hasyim, dengan harapan agar Gus Dur kelak memiliki keberanian seperti Abdurrahman Ad-Dakhil, pemimpin pertama dinasti Umayyah di Andalusia. Namun, nama Ad-Dakhil kemudian diganti dengan "Wahid," yang diambil dari nama ayahnya.
-
Kapan Halim Perdanakusuma gugur saat bertugas? Halim bersama pilot Iswahjudi menerbangkan pesawat Avro Anson RI-003 dari Thailand menuju Bukittinggi. Nahas, pesawat tersebut diterjang badai hingga mengalami kecelakaan tanggal 14 Desember 1947."Pesawat tersebut jatuh di Pantai Lumut, Tanjung Hantu, Semenanjung Malaka," tulis TNI AU.
-
Mengapa Gus Dur disebut sebagai Bapak Pluralisme? Kedekatan Gus Dur dengan masyarakat minoritas dan orang-orang terpinggirkan, membuatnya dikenal sebagai sosok yang plural dan menghargai semua perbedaan. Hal ini yang kemudian Gus Dur dijuluki sebagai Bapak Pluralisme Indonesia.
-
Siapa yang disebut Gus Dur sebagai wali? Di mata Gus Dur sendiri, Kiai Faqih adalah seorang wali. “Namun, kewalian beliau bukan lewat thariqat atau tasawuf, justru karena kedalaman ilmu fiqhnya,” kata Gus Dur
-
Apa saja yang dilakukan Gus Dur untuk menunjukkan toleransi dalam kehidupan berbangsa? Pasalnya beliau selama hidup selalu menanamkan nilai-nilai toleransi dalam kehidupan berbangsa.
-
Kapan Gus Iqdam mulai suka ngaji? Tahun ketiga di pondok ia baru suka ngaji dan semenjak itu ia memutuskan memperdalam ilmu agama.