Cerita Jenderal Widodo Budidarmo ngefans Kapolri Hoegeng sejak PTIK
Almarhum dikenal cukup dekat dengan mantan Kapolri Jenderal Purn Hoegeng Iman Santosa, sang Kapolri jujur yang melegenda. Widodo Budidarmo mengaku ngefans kepada Jenderal Hoegeng sejak masuk Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK).
Mantan Kapolri Jenderal Pol purn Widodo Budidarmo meninggal dunia akibat penyakit komplikasi yang dideritanya. Jenderal Pol purn Widodo Budidarmo menjabat sebagai Kapolri tahun 1974-1978.
Almarhum dikenal cukup dekat dengan mantan Kapolri Jenderal Purn Hoegeng Iman Santosa, sang Kapolri jujur yang melegenda. Widodo Budidarmo mengaku ngefans kepada Jenderal Hoegeng sejak masuk Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK).
Dalam buku 'Hoegeng: Oase Menyejukkan Di Tengah Perilaku Koruptif Para Pemimpin Bangsa' karya Aris Santoso dkk, Widodo bercerita soal perkenalannya dengan Jenderal Hoegeng. Widodo mengaku kenal Hoegeng pertama kali saat masuk pendidikan Kepolisian di PTIK.
"Beliau kan senior saya dari angkatan pertama PTIK. Sedangkan saya angkatan ketiga. Jadi ketika angkatan saya masuk, kita diplonco oleh senior-senior seperti Pak Hoegeng dan lain-lainnya," kata Widodo Budidarmo.
Dari momen itu, Widodo mengaku mulai mengetahui mental dan karakter Hoegeng. Menurutnya, Hoegeng berbeda dengan senior-senior lainnya yang mengejek dan memplonco anak baru. Hoegeng justru memberi pengarahan kepada anak-anak baru di PTIK.
"Kalau saya "Dulu kan memang musimnya plonco dengan cara-cara yang 'kasar'. Maksudnya tentu saja baik: untuk mematangkan mental yang diplonco supaya menjadi dewasa dan tahan uji. Namun cara-cara Pak Hoegeng yang bijak justru membuat kita kagum. Di situ saya lihat Pak Hoegeng itu sebagai sosok seorang Bhayangkara yang manusiawi, mempunyai dedikasi dan komitmen kepada profesi kepolisian," kenangnya.
Setelah lulus dari PTIK, dia jarang bertemu dengan Hoegeng. Sebab, keduanya tak bertugas di wilayah yang sama. Apalagi Hoegeng sempat lama bertugas di luar kepolisian.
Dia baru kembali intens berkomunikasi setelah Hoegeng menjadi Deputi Kapolri bidang Operasi dan kemudian menjadi Kapolri. Saat itu Widodo menjabat sebagai Panglima Daerah Kepolisian II Sumatera Utara.
"Beliau sangat memperhatikan wilayah tugas saya itu karena memang Sumatera Utara dikenal sebagai salah satu daerah yang police hazard nya tinggi, tingkat kriminalitas dan masalah-masalah sosial yang rawan. Lagi pula Pak Hoegeng sendiri kan pernah cukup lama berdinas di Sumatera Utara," katanya.